Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Makin Tajir! Sandiaga Uno hingga Bakrie Cuan Sekaligus dari Batu Bara dan Sawit
9 Oktober 2021 12:04 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Beberapa konglomerat sangat diuntungkan karena memiliki bisnis di kedua bidang itu sekaligus.
Berdasarkan penelusuran kumparan dari data RTI dan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut daftar beberapa konglomerat yang makin kaya berkat kenaikan harga sawit dan batu bara:
Sandiaga Uno (PT Adaro Energy Tbk dan PT Provident Palm Tbk)
PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I 2021. Pada paruh pertama tahun ini, perseroan mencatat laba inti sebesar USD 330 juta atau setara dengan Rp 4,78 triliun (kurs dolar Rp 14.500), naik 45 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Harga saham Adaro berdasarkan data RTI sudah mencapai Rp 1.815 atau meningkat 4,61 persen dibanding sehari sebelumnya. Sedangkan dalam 3 bulan terakhir, harga saham Adaro melesat dari kisaran Rp 1.200 ke kisaran Rp 1.800 per lembar. Pemegang saham pengendali Adaro adalah PT Adaro Strategic Investment, yang salah satu pemegang sahamnya adalah Sandiaga Uno .
Di bisnis sawit, Sandi memegang saham PT Saratoga Sentra Business yang merupakan pemegang saham pengendali PT PT Provident Agro Tbk (PALM). Saratoga adalah perusahaan yang dimiliki oleh Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya.
ADVERTISEMENT
PALM mencetak laba bersih sebesar Rp 761,76 miliar pada Semester I 2020, meningkat 58 persen dari periode yang sama pada 2020. Kinerja keuangan yang makin positif ini tak lepas dari lonjakan harga sawit.
Berdasarkan data RTI, harga saham PALM pada Jumat (8/10) ditutup di Rp 515. Saham PALM mengalami kenaikan signifikan dalam setahun terakhir. Pada Oktober 2020 lalu, harga saham PALM masih di kisaran Rp 250, lalu melonjak ke kisaran Rp 500 sejak Juli 2021.
Edwin Soeyadjaya (PT Adaro Energy Tbk dan PT Provident Palm Tbk)
Sama halnya dengan Sandi, Edwin juga memiliki saham ADRO dan PALM. Selain di PT Adaro Strategic Investment yang menguasai 43,91 persen saham ADRO, Edwin juga memegang 3,29 persen atas namanya sendiri. Ia merupakan salah satu komisaris ADRO.
TP Rachmat (PT Adaro Energy Tbk dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk)
Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat memiliki saham ADRO melalui PT Adaro Strategic Investment dan atas namanya sendiri sebesar 2,54 persen.
ADVERTISEMENT
Di bisnis sawit, Triputra Investindo Arya, yang terafiliasi dengan Triputra Group, perusahaan yang didirikan TP Rachmat, adalah pemegang saham terbesar PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG).
Pada penutupan perdagangan Jumat (8/10), harga saham DSNG ditutup di Rp 600. Dibanding Oktober tahun lalu ketika harga saham DSNG masih di kisaran Rp 400, level saat ini jauh lebih tinggi.
Per Semester I 2021, DSNG meraup laba bersih Rp 213 miliar atau naik 19 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan laba didorong oleh kenaikan rata-rata harga crude palm oil (CPO).
Astra Group (PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT United Tractors Tbk)
Emiten perkebunan milik Astra Group, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), memperoleh laba bersih Rp 649,34 miliar pada Semester I 2021. Capaian ini sudah hampir menyamai laba bersih sepanjang 2020 yang sebesar Rp 833,1 miliar.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di bisnis pertambangan, Astra menguasai 59,6 persen saham PT United Tractors Tbk (UNTR). UNTR membukukan laba bersih Rp 4,51 triliun, meningkat 11,19 persen dibanding Semester I 2020 yang sebesar Rp 4,06 triliun.
Harga saham UNTR dalam 6 bulan terakhir bergerak fluktuatif. Pada Maret 2021 lalu berada di kisaran Rp 21.000 per lembar saham, sempat jatuh ke kisaran Rp 18.000 per lembar pada pertengahan Juli dan Agustus, kemudian melesat hingga Rp 26.000 per lembar saham pada saat ini. Menurut data RTI, harga saham UNTR pada penutupan perdagangan Jumat (8/10) berada di level Rp 26.125.
PT Astra International Tbk (ASII) merupakan perusahaan yang didirikan William Soeryadjaya.
Bakrie Group (PT Bumi Resources Tbk dan T Bakrie Sumatera Plantations Tbk)
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan laba bersih pada semester I/2021, dari sebelumnya rugi. Per Juni 2021, Bumi Resources melaporkan raupan laba bersih sebesar USD 1,89 juta atau setara dengan Rp 27 miliar (kurs dolar Rp 14.300). Di periode yang sama tahun sebelumnya, Bumi Resources rugi USD 86,1 juta atau Rp 1,23 triliun.
ADVERTISEMENT
Pemegang saham pengendali Bumi Resources adalah Long Haul Holdings Ltd yang memiliki 3,08 miliar lembar saham (4,14 persen). Perusahaan tersebut terafiliasi dengan keluarga Bakrie . Saat ini manajemen Bumi Resources dipimpin oleh Adika Nuraga Bakrie.
Berdasarkan data RTI, harga saham BUMI ditutup di Rp 86 pada perdagangan saham Jumat (98/10). Sebelumnya pada akhir Agustus 2021, harga saham BUMI berada di level dasar yakni Rp 50.
Sedangkan di bisnis perkebunan, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) membukukan rugi bersih sebesar Rp 238,24 miliar pada Semester I 2021. Meski rugi, namun kinerja keuangan UNSP mengalami perbaikan dibanding Semester I 2020 yang merugi Rp 386,5 miliar.
Dikutip dari data RTI, harga saham UNSP ditutup di Rp 124 pada penutupan perdagangan Jumat (8/10). Pada Oktober 2020, harga sahamnya masih di kisaran Rp 90, bahkan sempat terjun ke kisaran Rp 70 pada Desember 2020.
ADVERTISEMENT
Dua anggota keluarga Bakrie ada di Dewan Komisaris dan Dewan Direksi UNSP, yakni Anindya Bakrie sebagai komisaris dan Adhika Andrayudha Bakrie sebagai direktur. Pemegang saham pengendali perusahaan ini adalah PT Bakrie Capital Indonesia (1,07 persen).