Maksimalkan Ikut Event, UMKM Pakaian Tenun Ini Omzetnya Bisa Capai Rp 100 Juta

9 Maret 2023 14:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
UMKM Gentanala dalam Bazaar UMKM di Sarinah, Kamis (9/3/2023). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
UMKM Gentanala dalam Bazaar UMKM di Sarinah, Kamis (9/3/2023). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
ADVERTISEMENT
Event bagi UMKM bisa membawa berkah. Seperti yang dirasakan UMKM lokal yang memproduksi pakaian dari tenun, Amanda Tania, bisa mendapatkan omzet sampai Rp 100 juta dari sekali mengikuti event seperti bazar atau pameran.
ADVERTISEMENT
UMKM yang berlokasi di Tebet dan berdiri sejak 10 tahun lalu ini memproduksi ribuan pakaian, mulai dari baju, celana, rok dan outer. Toko Amanda Tania juga dapat ditemukan di berbagai marketplace, media sosial, dan mal.
"Kalau omzet kita tidak menentu ya, kalau misal lagi ikut event dalam seminggu bisa lebih dari Rp 100 juta. Kalau offline kita jarang si lebih dominan ikut event-event aja," kata Pegawai Amanda Tania, Marwa, dalam acara Bazaar UMKM di Sarinah, Kamis (9/3).
Marwa mengungkapkan UMKM tersebut menjual pakaian yang berbahan dasar tenun Bali dan Jepara. Tidak hanya itu, Amanda Tania juga mengkombinasikan tenun dengan bahan lainnya, seperti linen dan sifon.
"Ada tenun Bali, tenun Jepara dan tenun yang dikombinasi sama bahan lain kayak linen, sifon, tapi kita lebih dominan ke tenun," ujar Marwa.
ADVERTISEMENT
Marwa menjelaskan bahan baku tenun langsung diambil dari Bali dan Jepara. Menurutnya, pakaian berbahan tenun jarang ada yang jual, terutama dengan konsep dan motif kekinian.
"Memilih tenun karena etnik. Jarang juga ada yang jual tenun dengan desain yang unik sekarang," kata dia.
Marwa mengungkapkan pembeli pakaian tenun berasal dari seluruh Indonesia. Ia juga berhasil membawa tenun untuk dipamerkan ke Jepang.
Owner Gentanala, Sarah Anistia dalam Bazaar UMKM di Sarinah, Kamis (9/3/2023). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
Sementara itu, UMKM Gentanala menghadirkan kreasi kayu dan resin seperti jam tangan, casing handphone, dan dompet RFID. Owner Gentanala, Sarah Anistia, menuturkan usahanya berdiri sejak 2020 dengan modal Rp 5 juta.
Ia bercerita usaha yang dibuka bersama rekannya ini bermula dari kayu dan refin hanya bisa sebagai pajangan. Mereka ingin berkreasi agar bahan tersebut bisa digunakan untuk sehari-hari
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya ini pencetusnya teman aku, dia arsitek di konsultan. Itu kayu dan refin sebenarnya banyak ditemukan untuk pajangan di meja. Dari situ dia bilang kalau dimasukkan ke yang sehari-hari bisa dipakai itu cocok gitu," terang Sarah.
Jam tangan produk UMKM Amanda Tania dalam Bazaar UMKM di Sarinah, Kamis (9/3/2023). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
Sarah mengungkapkan bahan yang dipakai merupakan kayu limbah dari perusahaan yang memproduksi kayu. "Harganya tergantung jenisnya aja, jam tangan itu kisaran Rp 400 ribu-Rp 450 ribu, dompet Rp 325 ribu dan casing Rp 289 ribu," ujar Sarah.
Sarah membeberkan setiap karya dibuat satu per satu oleh para local crafter. Mereka mampu memproduksi 5 ribu barang sampai saat ini.
"Omzetnya masih tidak besar, tapi cukup per bulan Rp 50 juta," ungkap Sarah.