Mal dan Hotel Milik Agung Podomoro Terdampak Pandemi, Target Marketing Dipangkas

25 Agustus 2020 19:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas keamanan mengenakan masker dan berpelindung wajah saat bertugas di Mal Central Park, Jakarta, Rabu (3/6/2020). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Petugas keamanan mengenakan masker dan berpelindung wajah saat bertugas di Mal Central Park, Jakarta, Rabu (3/6/2020). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 sangat berdampak pada lini bisnis PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN). Operasional beberapa komersial area alias mal dan hotel milik perseroan sempat terganggu.
ADVERTISEMENT
Direktur Proyek dan Operasional Agung Podomoro Land, Paul Christian Ariyanto, mengatakan akibatnya kondisi tersebut target marketing tahun ini harus dipangkas.
"Dampak terutama pada penjualan. Operasional untuk komersial area di masa-masa awal pandemi Maret sampai Juni (juga terdampak). Target marketing kami awalnya Rp 2-2,5 triliun kini menjadi Rp 1-1,5 triliun," kata Paul saat Public Expose Live 2020, Selasa (25/8).
Namun Paul mengatakan kondisi operasional untuk area komersial saat ini mulai membaik, setelah pemerintah menetapkan PSBB transisi atau pelonggaran pembatasan. Hanya saja kondisinya belum pulih 100 persen.
"Setelah adanya PSBB transisi atau pembatasan yang lebih longgar, boleh beraktivitas kembali, kondisinya mulai membaik. Meski belum bisa kembali ke masa-masa normal sebelum pandemi COVID," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Paul, selama semester I 2020 APLN telah membukukan marketing sales (di luar PPN) senilai Rp 531,8 miliar. Secara rinci, angka tersebut berasal dari beberapa proyek unggulan seperti Podomoro Golf View Rp 173,9 miliar, Podomoro Park Bandung Rp 162,8 miliar, Podomoro City Deli Medan Rp 55,8 miliar, Borneo Bay City Balikpapan Rp 30,8 miliar, Orchard Park Batam Rp 26,6 miliar, Vimala Hills Rp 23,3 miliar, dan proyek-proyek lainnya Rp 58,5 miliar.
Paul menjelaskan rata-rata okupansi pusat perbelanjaan selama semester I 2020 sangat bervariasi. Adapun okupansi Central Park tercatat sebesar 96 persen, Neo Soho sebesar 85 persen, Emporium Pluit sebesar 96 persen, Kuningan City sebesar 72 persen, Festival Citilink sebesar 79 persen, Baywalk sebesar 71 persen dan Senayan City sebesar 94 persen.
Suasana di Mal Kuningan City, Jakarta Selatan, saat masa PSBB transisi. Foto: Dok. Kuningan City
Sedangkan rata-rata okupansi hotel selama semester I tahun 2020 seperti Indigo Hotel sebesar 27 persen, Pullman Vimala sebesar 36 persen, Amaris Thamrin City sebesar 28 persen, BnB Kelapa Gading sebesar 47 persen, dan Harris serta POP! Festival Citilink Bandung masing-masing 28 persen dan 24 persen.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini perseroan tercatat memiliki total 761,3 hektar lahan, terdiri dari 323,8 hektar dalam pengembangan dan 437,5 hektar untuk pengembangan mendatang.
Untuk lahan dalam pengembangan terletak di Jakarta dan sekitarnya seluas 59,1 hektar, Karawang seluas 5,7 hektar, Bogor seluas 91,2 hektar, Bandung seluas 117,0 hektar, Batam seluas 40,8 hektar, Medan seluas 5,2 hektar dan Balikpapan seluas 4,9 hektar.
Sedangkan untuk pengembangan mendatang, APLN memiliki lahan di Jakarta seluas 30,1 hektar, Karawang seluas 374,3 hektar, Bandung seluas 10,7 hektar, Bali seluas 7,4 hektar dan Makassar seluas 15 hektar.