news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Malaysia Gratiskan Tarif Tol, RI Masih Berpolemik Tol Trans Jawa Mahal

24 Februari 2019 13:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jalan tol di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: AFP/JIMIN LAI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jalan tol di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: AFP/JIMIN LAI
ADVERTISEMENT
Saat di Indonesia tarif tol Trans Jawa diributkan karena dinilai sangat mahal, pemerintah Malaysia malah berencana menggratiskan tarif tol. Ini merupakan kebijakan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad untuk menunaikan janji kampanyenya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Malaysia telah memulai pembicaraan dengan Gamuda Bhd, salah satu perusahaan konstruksi Malaysia yang mengelola sejumlah jalan tol. Setidaknya ada empat ruas tol yang saat ini dikelola Gamuda Bhd yang akan digratiskan.
Empat ruas tol itu adalah Damansara Puchong; Shah Alam; SPRINT yang menghubungkan Kerinchi Link dengan Damansara Link dan Penchala Link; Serta terowongan SMART, yang selain berfungsi sebagai jalan bebas hambatan, juga sebagai saluran pencegah banjir.
Memang tak gratis total, pemerintah Malaysia akan melakukannya secara bertahap. Setidaknya di luar jam padat kendaraan, yakni antara pukul 11.00 hingga 17.00 waktu setempat.
Sedangkan di jam padat, yakni selama sekitar enam jam dalam sehari, masyarakat dikenakan tarif yang dinamai sebagai “biaya kemacetan”. Besarnya setara dengan tarif tol saat ini.
ADVERTISEMENT
Polemik tarif tol Trans Jawa karena dinilai mahal
Jika Malaysia akan menggratiskan tarif tol, di Indoensia persoalan tarif tol Trans Jawa masih menjadi polemik. Pengusaha angkutan logistik meminta pemerintah mengkaji ulang tarif tol Trans Jawa karena dinilai mahal dan menyebabkan pembiayaan naik hingga dua kali lipat.
"Kita bisa bandingkan, bahwa selama ini hanya sekitar Rp 500 ribu, sekarang Rp 1 juta lebih," ungkap Wakil Ketua Aptrindo Nofrisel, beberapa waktu lalu.
Mahalnya tarif Tol Trans Jawa ini juga menjadi bahan perbincangan politik di tengah kampanye Pilpres. Tim kampanye Prabowo-Sandi melalui juru bicara mereka, Rendra Ratu Prawiranegara mengungkapkan mahalnya tarif disebabkan pembiayaan.
Sejumlah kendaraan dari anggota Gaikindo menjajal Tol Trans Jawa Foto: istimewa
rata-rata biaya pembangunan tol 2 lajur di Indonesia mencapai Rp 100 miliar per kilometer (km). Biaya itu 3 kali lebih mahal dari rata-rata di Thailand. Hal itu berimbas pada tarif tol.
ADVERTISEMENT
Menurut perhitungan Rendra rata-rata tarif tol di Indonesia Rp 1.300 per km, paling mahal di kawasan Asia Tenggara. Sebagai pembanding, tarif tol di Malaysia Rp 492 per km, Thailand Rp 440 per km, Singapura Rp 778 per km, Vietnam Rp 1.200 per km, Filipina Rp 1.050 per km.
Masalah itu kemudian ditanggapi Chief Executive Officer (CEO) Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA) Bappenas Ekoputro Adijayanto. Menurut dia, apabila melihat tarif tol tiap negara harus memperhatikan juga tahun pembangunannya.
“Tahun pembuatan (tol) berpengaruh sekali terhadap tarif tol itu sendiri," katanya.
Dia menyebut, tol di Indonesia yang selesai dibangun pada rentang 2015-2018 mencapai 616 km, sementara tol yang selesai dibangun pada 1978-2014 sepanjang 242 km. Semakin baru, makin mahal pula biaya pembangunannya.
ADVERTISEMENT