Malaysia Mau Bangun Jembatan Melaka-Dumai, Siapa yang Diuntungkan?

20 September 2022 17:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kota Dumai di Provinsi Riau. Foto: abib11/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kota Dumai di Provinsi Riau. Foto: abib11/shutterstock
ADVERTISEMENT
Malaysia berencana membangun jembatan sepanjang 120 km yang akan menghubungkan Melaka, Malaysia dengan Dumai, Sumatera. Mengutip media Malaysia, The Star, proyek raksasa tersebut akan dibangun dengan kerja sama pihak swasta.
ADVERTISEMENT
Ketua Komite Investasi, Industri, Pengembangan Kewirausahaan dan Koperasi Melaka, Datuk Seri Ab Rauf Yusoh, mengatakan pembangunan akan memakan waktu 20 tahun. Saat proyek ini selesai diklaim akan berdampak besar pada pembangunan ekonomi di Malaysia dan Indonesia.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Eddy Martono, mentatakan apabila proyek tersebut terealisasi, maka akan berdampak positif bagi industri sawit di Indonesia. Sebab, ekspor CPO dan produk turunannya banyak yang ke Malaysia.
"Kalau memang akan dibangun jembatan, seharusnya Indonesia lebih diuntungkan. Kenapa demikian, karena produksi dan ekspor kita jauh lebih besar, ini bisa meningkatkan ekspor produk sawit kita ke Malaysia," kata Eddy kepada kumparan, Selasa (20/9).
Berbeda dengan Eddy, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian, menilai pembangunan jembatan tersebut justru bisa berdampak negatif.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, apabila infrastruktur jalan di Sumatera belum diperbaiki terlebih dahulu, maka jembatan tersebut hanya akan menguntungkan bagi Malaysia.
"Karena kalau Sumateranya enggak berkembang ekonominya, disambung ke Malaysia malah jadi kebunnya orang," ujar Hedy
Letak Strategis dan Jalur Ekspor CPO Indonesia
Selain Langkawi, Melaka juga menjadi destinasi wisata yang dipromosikan sebagai destinasi MICE di Malaysia. Foto: Shutterstock
Wilayah Dumai terbilang strategis, melihat hubungan dagang minyak sawit antara Indonesia dengan Malaysia. Laporan Ombudsman RI mencatat pada 2021, Pelabuhan Dumai-Riau merupakan pelabuhan terbesar titik loading ekspor CPO dan turunannya, yakni mengambil porsi hampir 42 persen dari total yang diekspor.
Selanjutnya, tercatat sekitar 75 persen volume ekspor CPO dan turunannya, pembelinya berasal dari 10 negara, di mana Malaysia menduduki peringkat keempat tertinggi.
Sepuluh negara tersebut diurutkan dari yang terbesar adalah Singapura, China, India, Malaysia, Pakistan, USA, Myanmar, Spanyol, Vietnam dan Uni Emirat Arab. 25 persen volume ekspor CPO dan turunan lainnya dibeli oleh buyer dari 121 Negara lainnya.
ADVERTISEMENT
Sementara, sekitar 67 persen volume ekspor CPO dan turunannya dikirim ke 10 negara di mana Malaysia menjadi negara terbesar kelima. Sepuluh negara tersebut dari yang terbesar adalah China, India, Pakistan, USA, Malaysia, Bangladesh, Spanyol, Mesir, Myanmar dan Rusia. Sementara 33 persen lainnya dikirim oleh buyer ke 125 Negara lainnya.