Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Energi Diesel, Bisa Hemat Anggaran Rp 13,7 T
24 Mei 2024 13:26 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Perdana Menteri Malaysia , Anwar Ibrahim mengumumkan akan memangkas subsidi energi, demi meningkatkan posisi fiskal Malaysia. Hal itu akan dimulai dengan pemangkasan subsidi solar, langkah ini dapat membuat Malaysia menghemat hingga 4 miliar ringgit atau USD 852 juta setara dengan Rp 13,7 triliun (kurs Rp 16.115 per dolar) dalam setahun.
ADVERTISEMENT
Mengutip Channel News Asia, Jumat (24/5), Anwar menyebut, penghematan pemangkasan subsidi solar ini dapat disalurkan kembali kepada kalangan yang lebih membutuhkan, termasuk bantuan tunai kepada pemilik kendaraan diesel yang memenuhi syarat, seperti petani dan pedagang kecil.
“Saya mengingatkan bahwa subsidi apa pun yang ditargetkan tidak boleh membebani sebagian besar masyarakat,” katanya.
Imbas pemangkasan subsidi ini, inflasi Malaysia diperkirakan akan meningkat. Bank sentral Malaysia memproyeksikan inflasi umum akan berkisar antara 2 persen dan 3,5 persen tahun ini. Artinya ada kenaikan dari inflasi Malaysia pada 2023 sebesar 2,5 persen.
Meskipun Anwar tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai waktu pemberlakuan pemangkasan subsidi solar ini. Namun, dalam beberapa kesempatan, Anwar berulang kali mengatakan akan mengerucutkan target penerima subsidi, utamanya untuk masyarakat berpenghasilan rendah.
Di Malaysia, pemerintah memberikan subsidi menyeluruh untuk rakyatnya selain subsidi bahan bakar, meliputi minyak goreng, beras, dan lain-lain. Namun, kenaikan harga komoditas dalam beberapa tahun terakhir, membuat pemerintah harus merogoh kocek lebih dalam untuk memberikan subsidi ini.
ADVERTISEMENT
Anwar juga melihat reformasi subsidi solar hanya akan melibatkan konsumen di semenanjung Malaysia. Adapun untuk tahun ini, Malaysia diproyeksikan menggelontorkan 52,8 miliar ringgit untuk subsidi dan bantuan sosial. Angka ini turun dari perkiraan 64,2 miliar ringgit pada tahun 2023.
Pengerucutan target subsidi ini beriringan dengan upaya Malaysia untuk menerapkan reformasi ketenagakerjaan dan mengatasi stagnasi upah di tengah kenaikan harga.
Malaysia mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 3,7 persen pada tahun 2023, penurunan tajam dari angka tertinggi dalam 22 tahun sebesar 8,7 persen pada tahun 2022. Namun, pada kuartal I 2024, perekonomian tumbuh sebesar 4,2 persen, mengalahkan perkiraan para analis yang didukung oleh belanja rumah tangga yang lebih tinggi dan pemulihan ekspor.
ADVERTISEMENT