Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
CEO Mandiri Capital Indonesia, Eddi Danusaputro, menjelaskan pendanaan tipe Pre Series A yang digelontorkan ke Halofina berkisar USD 1 juta hingga USD 5 juta. Tapi dia enggan menyebutkan angka pasti.
"Mengenai angkanya, jadi ini kesepakatan kami untuk tidak disclouse," kata Eddi dalam konferensi pers dengan Halofina dan Finch Capital di Menara Mandiri II, Jakarta, Jumat (29/11).
Dalam investasi ini, Mandiri Capital Indonesia, sebagai pemimpin pemberian pendanaan, mengaku tertarik dengan ide Halofina membantu pengguna anak muda mengatur keuangan dengan terarah. Dia berharap kerja sama ini mendorong perusahaan tumbuh ke depannya.
"Bagi kami, investasi melalui Halofina ini sangat strategis untuk memperkuat presence Mandiri Group di kalangan milenial, serta di industri tekfin secara global. Investasi ini juga menegaskan keinginan Mandiri Group merangkul industri tekfin dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Tanah Air," kata Eddi.
ADVERTISEMENT
Eddi mengaku terus mencari usaha rintisan (startup) tekfin potensial yang mampu menghadirkan efisiensi dan kemudahan usaha dari aspek finansial.
Dengan Halofina, saat ini Mandiri Capital Indonesia telah melakukan penyertaan modal di 13 tekfin, antara lain Amartha, PrivyID, Moka, dan Investree.
Finch Capital merupakan capital venture yang berfokus pada fintech dengan catatan panjang dalam berinvestasi di Eropa dan Asia Tenggara, juga mengambil bagian dalam pendanaan Pre- series A Halofina.
Finch Capital optimistis dengan potensi Wealth Management di generasi milenial dan percaya bahwa Halofina berada di jalur yang tepat.
Sementara itu, CEO dan Co-Founder Halofina, Adjie Wicaksana, mengatakan modal ini akan digunakan untuk mengembangkan Halofina sehingga berpeluang meraih pendanaan tipe series A dalam waktu yang singkat, yakni pada pertengahan tahun depan.
ADVERTISEMENT
Halofina sendiri merupakan aplikasi perencana keuangan digital yang dapat membantu pengguna dalam mengelola keuangan pribadi, mendapatkan rekomendasi strategi investasi, serta terhubung dengan berbagai produk investasi.
"Kami meyakini generasi milenial ini akan menjadi motor penggerak ekonomi dan potensi pasar wealth management di segmen ini sangat besar dalam beberapa tahun ke depan. Harapannya nanti Halofina juga dapat digunakan oleh Perbankan, Asuransi, dan Manajemen Investasi,” kata Adjie.
Halofina telah tercatat di Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK Sandbox) kategori Digital Financial Planner. Mulai meluncurkan integrasi produk reksa dana sejak maret 2019, hingga saat ini Halofina memiliki lebih dari 15.000 pengguna terdaftar.
Selain itu, Holfina juga berhasil mengoleksi lebih dari 50.000 life plan (financial goals) penggunanya. Halofina optimistis dengan dukungan pendanaan ini, jumlah pengguna akan terus bertambah menjadi lebih dari 500.000 pengguna dalam 1 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
"Sejak awal Halofina berdiri, misi kami adalah ikut serta mendorong literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, melalui solusi berbasis teknologi," tutur Adjie.
Dia menambahkan, pendanaan Pre-series A yang didapatkan oleh Halofina akan difokuskan untuk pengembangan produk, penguatan tim dan memperluas kerja sama strategis.
Dalam 3 tahun terakhir, literasi keuangan di Indonesia meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dari kegiatan Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) yang ketiga pada 2019.
Menurut hasil survei, indeks literasi keuangan mencapai 38,03 persen atau naik 8,33 persen dari posisi tahun 2016 yang mencapai 29,7 persen.
Selain literasi keuangan, hasil survei OJK juga mencatat bahwa indeks inklusi keuangan menembus angka 76,19 persen, atau naik 8,39 persen dari sebelumnya 67,8 persen pada 2016.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan itu, solusi yang ditawarkan Halofina diharapkan dapat terus mendukung misi OJK dan pemerintahan Joko Widodo dalam peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, khususnya di kalangan milenial.