Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Mandiri Prediksi Pilkada Bikin Tingkat Konsumsi Membaik di Kuartal III 2024
26 September 2024 18:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Bank Mandiri memproyeksikan tingkat konsumsi di kuartal III 2024 meningkat seiring dengan digelarnya Pilkada 2024. Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina melaporkan data Mandiri Spending Index (MSI) pada September 2024.
ADVERTISEMENT
Dian menyebut salah satu pendorong meningkatnya tingkat konsumsi adalah Pilkada serentak 2024.
“Dan ini sebenarnya inline juga dengan view kami bahwa memang bulan November ini ada Pilkada, salah satu pendorongnya adalah Pilkada,” kata Dian dalam dalam Mandiri Macro and Market and Market Brief pada Kamis (26/9).
Selain itu, Dian juga menyebut tren pertumbuhan konsumsi ini masih dapat berlanjut hingga akhir tahun 2024. Walau demikian, Dian bilang tren pertumbuhan konsumsi tidak terjadi sementara.
Maka dari itu Ia menyebut perlu ada kebijakan yang mendorong tingkat konsumsi di kelas menengah.
“Pertumbuhan konsumsi ini kan sebenarnya masih sehat, tapi tidak berimbang, tidak merata. Jadi memang harus ada kebijakan baru yang nanti akan diambil oleh pemerintah baru tentunya untuk kemudian mendorong perbaikan di konsumsi middle class,” kata Dian lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya tingkat konsumsi juga dicontohkan Dian lewat Kredit Perumahan Rakyat (KPR) yang meningkat. Menurut Dian, hal ini merupakan dampak dari pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) KPR yang diperpanjang. Walau KPR meningkat, Kredit Kendaraan bermotor (KKB) berjalan relatif lambat.
“KPR memang tumbuh signifikan, terutama karena memang insentif pemerintah terkait pembebasan PPN itu masih diperpanjang. Jadi itu salah satu pendorong juga terhadap recovery di KPR. Dan memang KKB-nya relatif lebih lambat,” ujarnya.