Manisnya Madu Kelutut, Budidaya Berkelanjutan Petani di Area PEP Sangatta

29 September 2024 12:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Kelompok Tani Karamunting memanen madu kelulut di Hutan Kota Pendidikan Telaga Sari, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (26/3/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Kelompok Tani Karamunting memanen madu kelulut di Hutan Kota Pendidikan Telaga Sari, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (26/3/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebanyak 25 petani diajarkan budidaya madu kelutut secara berkelanjutan oleh PT Pertamina EP (PEP) Sangatta Field. Kegiatan dilakukan di kawasan Taman Nasional Kutai, Kalimantan Timur, lewat Program Pengembangan Tani Hutan Kelulut Sangatta (Prolekta).
ADVERTISEMENT
Manager Sangatta Field, Cahyo Nugroho, menjelaskan program ini bertujuan untuk mengoptimalkan budidaya lebah kelulut sekaligus mendukung pengembangan pariwisata edukatif di area konservasi tersebut. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada perekonomian lokal dan lingkungan sekitar.
Prolekta dimulai pada 2021 dengan fokus awal pada pembangunan infrastruktur dan peningkatan keterampilan para petani kelulut melalui pelatihan budidaya dan keamanan pangan.
Berawal dari perbaikan sistem budidaya yang kurang efisien, program ini berhasil melahirkan berbagai inovasi, termasuk alat hisap madu sederhana yang kini telah mendapatkan hak paten. Program ini juga didukung oleh kegiatan edukasi untuk meningkatkan pemahaman petani tentang teknik budidaya yang berkelanjutan.
“Dengan memahami kebutuhan masyarakat lokal, kami bisa memastikan bahwa program yang dijalankan benar-benar berdampak positif dan sesuai dengan potensi lokal yang ada,” katanya dalam keterangan resmi, Minggu (29/9).
Peternak memanen madu kelulut (Trigona itama) di salah satu tempat budi daya Sampoiniet Madu Linot di Desa Ie Jeureugeh, Sampoiniet, Aceh Jaya, Aceh, Kamis (11/8/2022). Foto: Syifa Yulinnas/Antara Foto
Program ini juga mengedepankan aspek keberlanjutan dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, UMKM, dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pada 2022, pengembangan Prolekta semakin luas dengan inisiasi gerakan Satu Orang Satu Pohon dan inovasi alat panen madu yang efisien. Program ini juga merambah sektor pariwisata melalui Eduwisata Budidaya Kelulut, yang memberikan pengalaman edukatif kepada pengunjung tentang budidaya lebah kelulut dan pengelolaan lingkungan. Pengunjung dapat belajar langsung dari para petani kelulut yang dilatih sebagai edukator, termasuk dari kelompok rentan yang kini terlibat dalam pengelolaan wisata ini.
Tahun lalu menjadi momen penting bagi Prolekta dengan diperkenalkannya lima subunit usaha baru. Head of Communication Relations & CID Zona 9, Elis Fauziyah, menyebutkan subunit ini mencakup UMKM Produsen Madu Kelulut, Gerai Kreativitas Produk Khas Kutai Timur & Cafetaria Zero Waste, serta Depot Energi dan Bank Sampah Sederhana Trigona.
ADVERTISEMENT
"Masing-masing subunit ini memiliki peran penting dalam mendukung keberlanjutan program, mulai dari produksi madu, pengelolaan limbah, hingga edukasi lingkungan bagi masyarakat dan wisatawan," katanya.
Peternak memanen madu lebah kelulut (Trigona sp) di lokasi peternakan kawasan hutan desa Awe, Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (13/9/2022). Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP
Salah satu pencapaian signifikan Prolekta adalah keberhasilannya mengurangi emisi karbon sebesar 0,15172 ton CO2 eq per tahun melalui pengolahan limbah domestik dan pengelolaan sampah plastik menjadi media tanam. Elis juga menekankan pentingnya program ini dalam memberdayakan 25 orang secara langsung, terutama dalam pengembangan produk-produk lokal seperti madu kelulut dan produk turunannya.
Triyono, Ketua Kelompok Tani Hutan Trigona Reborn, mengungkapkan Program Prolekta tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi petani kelulut tetapi juga meningkatkan kesadaran lingkungan. Program ini memberikan dampak besar bagi pengembangan pariwisata edukatif yang bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
“Kami dengan senang hati menerima wisatawan yang ingin belajar tentang budidaya lebah kelulut, namun tetap mengutamakan kesejahteraan koloni lebah,” kata Triyono.
Pengembangan eduwisata kelulut juga berhasil menarik minat sekitar 1.400 pengunjung setiap tahunnya. Selain memberikan manfaat edukasi, sektor ini berkontribusi pada ekonomi lokal melalui penjualan produk-produk kreatif khas Kutai Timur dan makanan olahan berbahan dasar madu kelulut, seperti kukis jahe, teh madu kelulut, dan brownis madu kelulut.