Mantan Gubernur BI Beri Tips Cara Hadapi Krisis Ekonomi Global

23 November 2022 19:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Menteri Keuangan, Agus Martowardojo usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi atas tersangka Markus Nari di Gedung KPK, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Menteri Keuangan, Agus Martowardojo usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi atas tersangka Markus Nari di Gedung KPK, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Senior bankir sekaligus mantan Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, memberi tips bagi CEO cara untuk menghadapi krisis ekonomi global.
ADVERTISEMENT
Agus mengatakan, pelaku bisnis bisa mengidentifikasi permasalahan yang ada, dengan gap antara kondisi saat krisis dan kondisi ideal. Pengusaha bisa membuat perencanaan untuk menghadapi krisis tersebut.
"Kita mempunyai strategic plan, atau business plan, atau transformasi perbaikan itu. Suatu program transformasi adalah perbaikan terus-menerus, yang harus kita lakukan adalah transformasi budaya," ujar Agus dalam Infobank Top 100 CEO's & The Next Leaders Forum 2022 di Hotel Pullman Jakarta, Rabu (23/11).
Mantan Menteri Keuangan itu mengatakan, visi perusahaan harus ditinjau kembali. CEO harus melihat lebih jauh nilai apa yang harus ditetapkan di perusahaan pada tahun 2025-2045.
"Ketika kita diskusikan, kita sama-kan pandangan, ini adalah values dan perilaku yang kita bangun. Kita ajak semua untuk values dan perilaku yang sudah dimutakhirkan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Agus menyebut, transformasi budaya melalui tiga strategi, yaitu perbaikan behaviour, sistem, dan sosial. CEO sebaiknya memastikan tingkat pencapaian kinerja disampaikan dengan jelas kepada karyawan.
"Kita melakukan perbaikan dengan sistem, atau perbaikan di human capital. Yang namanya management performance system, atau performance individu, penilaian dilakukan secara objektif, hal itu yang saya coba sharing," kata Agus.
Agus mengajak para CEO untuk menghadapi perubahan, karena tidak cukup hanya mengandalkan kepintaran dan kekuatan. Apabila institusi menghadapi krisis, pemimpin bisa paham bahwa kondisi saat ini adalah krisis sehingga semua jajaran bisa menyelamatkan institusi.
"Kita harus punya tim, yang tentu harus berkompeten dan siap berkomitmen melakukan kerja bersama kita. Kita harus menyusun strategi dan visi, kemudian komunikasi kepada seluruh jajaran dengan baik," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Setelah komunikasi, lanjut Agus, jajaran perusahaan bisa tahu apa yang mau dikerjakan dan target pencapaian perusahaan. CEO juga harus menyiapkan strategi jangka pendek mengenai capaian perusahaan.