Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Manufaktur RI November 2024 Kontraksi: Operasional Pabrik Melambat, Ekspor Lesu
2 Desember 2024 10:09 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
S&P Global melaporkan kondisi operasional sektor manufaktur Indonesia alias Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur terus melemah selama bulan November 2024. Pesanan baru turun selama lima bulan berturut-turut, sementara tingkat ketenagakerjaan juga menurun.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan S&P Global, indeks manufkatur di November 2024 senilai 49,6, mulai meningkat dari 49,2 pada Oktober 2024. Namun demikian, indeks ini masih di bawah 50, yang menunjukkan masih mengalami kontraksi.
Namun, ada kabar positif dengan peningkatan produksi untuk pertama kalinya dalam lima bulan, dan stok diperkuat sesuai ekspektasi pertumbuhan pada tahun mendatang. Kepercayaan terhadap prospek meningkat hingga mencapai level tertinggi dalam sembilan bulan.
Faktor utama peningkatan PMI pada bulan November adalah ekspansi produksi untuk pertama kalinya dalam lima bulan terakhir. Pertumbuhan ini terjadi meskipun pesanan baru mengalami penurunan, perusahaan mencatat permintaan barang masih lemah.
ADVERTISEMENT
Dengan output meningkat namun pesanan baru turun, produksi berlebih dimanfaatkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum terselesaikan dan membangun inventaris gudang. Tumpukan pekerjaan telah menurun selama enam bulan berturut-turut, meskipun hanya sedikit pada bulan November. Stok barang di gudang meningkat lebih cepat, dengan pertumbuhan tingkat sedang membantu perusahaan bersiap menghadapi kebutuhan produksi yang lebih tinggi pada bulan-bulan mendatang.
Kepercayaan terhadap prospek memang menguat, mencapai level tertinggi sejak bulan Februari 2024. Perusahaan optimis bahwa permintaan dan penjualan akan meningkat dalam setahun ke depan, yang diharapkan mendukung produksi.
Aktivitas pembelian juga meningkat selama bulan November, naik untuk pertama kali dalam lima bulan. Tingkat pertumbuhan yang kuat menunjukkan upaya perusahaan untuk mendukung kenaikan output dan membangun stok input sesuai proyeksi positif pertumbuhan.
ADVERTISEMENT
S&P juga melaporkan, pengiriman input sedikit lebih cepat selama bulan Oktober. Namun, ada catatan negatif yaitu penurunan volume tenaga kerja selama dua bulan berturut-turut. Meskipun sedang, tingkat kontraksi merupakan yang paling tajam dalam waktu lebih dari tiga tahun. Perusahaan melaporkan tidak menggantikan karyawan yang keluar, dan dalam beberapa kasus, terjadi PHK.
Terakhir, inflasi harga input naik tipis pada bulan November, meski tetap di bawah rata-rata survei. Ketika harga meningkat, hal ini dikaitkan dengan kenaikan umum harga bahan baku, dengan bahan pangan menjadi salah satu penyumbang utama. Faktor nilai tukar juga berperan meningkatkan harga barang impor. Perusahaan berupaya meneruskan kenaikan biaya input kepada klien dengan menaikkan harga output dari pabrik. Namun, tingkat inflasi secara keseluruhan masih pada tingkat sedang.
ADVERTISEMENT
Ekonomi S&P Global Market Intelligence, Paul Smith, mengatakan dta survei bulan November menunjukkan hasil yang beragam saat menilai kesehatan sektor manufaktur Indonesia.
“Di satu sisi, peningkatan output menjadi kabar baik, karena perusahaan meningkatkan produksi untuk membangun inventaris dan menyelesaikan pekerjaan sebelum terjadi peningkatan penjualan dan permintaan pada tahun depan,” kata Smith dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Senin (2/12).
Smith menyoroti kinerja penjualan yang terus lemah, turun selama lima bulan berturut-turut pada bulan November. Hal ini membuat perusahaan tetap berhati-hati dalam mempertimbangkan jumlah tenaga kerja, memilih untuk tidak mengganti karyawan yang keluar atau dalam beberapa kasus, melakukan PHK.
“Permintaan adalah kunci bagi kinerja sektor pada masa depan. Tanpa adanya peningkatan penjualan, yang masih jauh dari kepastian meskipun perusahaan optimis, performa sektor ini kemungkinan akan tetap tertekan dalam waktu mendatang,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT