Marak ChatGPT, Bisnis AI Generative Tumbuh Rp 230 T dalam 1 Tahun

7 September 2023 7:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ChatGPT. Foto: CHUAN CHUAN/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ChatGPT. Foto: CHUAN CHUAN/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai inovasi terbaru dalam dunia telekomunikasi digital, bisnis pembuatan konten dalam berbagai format menggunakan kecerdasan buatan alias AI generative tumbuh pesat dalam 1 tahun ke belakang.
ADVERTISEMENT
Senior Managing Director Delta Partners, Sam Evans, menyebutkan pertumbuhan pasar AI generative terlihat dari kemunculan ChatGPT yang memudahkan berbagai aspek kehidupan masyarakat.
"Ini sesuatu yang populer tahun ini. Saya yakin banyak yang pernah menggunakan ChatGPT dalam pekerjaan atau bahkan hanya untuk mendapatkan rekomendasi apa yang harus dimasak untuk makan malam," jelasnya saat Bali Annual Telkom International Conference (BATIC) 2023, Rabu (6/9).
Sam menuturkan, pertumbuhan pangsa pasar bisnis AI generative di seluruh dunia melesat 50 persen dalam rentang tahun 2022-2023 menjadi USD 15 miliar atau setara Rp 230,1 triliun.
"Jika Anda melihat ukuran pasar, pasar tersebut tumbuh USD 15 miliar hingga 50 persen," ungkapnya.
Selain AI generative, Sam juga menjelaskan pertumbuhan bisnis jaringan 5G dalam 1 tahun terakhir juga sangat pesat, hingga mencetak 620 juta koneksi tambahan. Teknologi ini hadir melalui edge computing yang pasarnya juga tumbuh USD 4 miliar dari tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Kemudian, seiring dengan meningkatnya inovasi teknologi, keamanan siber menjadi salah satu aspek penting yang tidak boleh dilewatkan. Dia mengungkapkan, dunia sudah menghabiskan USD 24 miliar untuk keperluan keamanan siber dari tahun 2022.
"Pasar keamanan siber meningkat 12 persen, terjadi peningkatan sebesar USD 24 miliar dari tahun lalu," tutur Sam.
Sam melanjutkan, sektor telekomunikasi juga bertumpu pada bisnis kabel bawah laut. Pertumbuhan bisnis kabel bawah laut di kawasan Asia saja sangat berkembang, di mana 150 ribu km kabel direncanakan rampung pada tahun 2025.
Terakhir, bisnis pusat data dengan konsep ramah lingkungan alias green data center. Sam menyebutkan, konsep ini sudah menjadi kewajiban bukan lagi pilihan bagi para perusahaan telekomunikasi.
"Saya berbicara dengan investor yang mengatakan jika kita tidak melihat hal-hal akan menjadi netral karbon dalam beberapa tahun ke depan, bagi kami, investasi tidak dapat dilakukan. Jadi hijau telah berubah menjadi sangat penting," kata Sam.
ADVERTISEMENT
Dalam kurun waktu 2022-2023, pasar pusat data ramah lingkungan naik 17 persen menjadi USD 10 miliar. Bisnis ini sedang dikembangkan salah satunya oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk melalui anak usahanya, NeutraDC.
NeutraDC tengah membangun hyperscale data center di Batam, Kepulauan Riau. Untuk tahap awal, data center itu dibangun dengan kapasitas 17 MegaWatt (MW), hingga nantinya dikembangkan jadi 51 MW dengan investasi USD 198 juta atau sekitar Rp 3 triliun.
Pengembangan data center tersebut berbasis teknologi energi hijau dan terbarukan. Telkom bekerja sama dengan Medco sebagai pemasok kebutuhan listrik bagi data center. Pada proses pendistribusian energinya nanti, Telkom juga akan melibatkan PLN.