Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui saat ini masih marak penipuan melalui SMS atau menggunakan Base Transceiver Station (BTS) palsu kepada nasabah perbankan. OJK telah memanggil pihak perbankan untuk mengatasi persoalan tersebut.
ADVERTISEMENT
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan pemanggilan itu dilakukan karena pengaduan mengenai SMS palsu ini belum diterima oleh OJK, tetapi sudah didapat oleh perbankan.
“Ada empat bank yang kita panggil, banknya besar-besar semua karena memang bank besar itu kan konsumennya banyak, jadi transaksinya juga besar banget,” kata Friderica yang akrab disapa Kiki dalam Media Briefing di kantornya, Selasa (11/3).
Kiki tidak bisa membuka identitas empat bank tersebut. Ia menegaskan SMS yang mengatasnamakan bank ini murni tidak dikirim oleh bank. Sehingga informasi yang beredar soal isi SMS yang mengatasnamakan dari bank ke nasabah itu dilakukan oleh penipu.
"Itu bukan SMS yang dibelokkan tapi benar-benar fraudster yang menggunakan BTS palsu dan menyebarkan kepada masyarakat ini memang bahaya sekali,” jelas Kiki.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi dari bank, lanjut Kiki, salah satu penyebab hal tersebut adalah masih adanya penggunaan jaringan 2G pada dua provider. Sedangkan provider lainnya menempatkan opsi bagi pengguna lainnya untuk menonaktifkan jaringan 2G.
Meski begitu, Kiki mengakui jaringan tersebut tidak dapat serta-merta dihapus. Sebab, masih ada daerah yang hanya bisa menggunakan jaringan tersebut. Selain itu, jaringan ini juga dapat digunakan untuk kondisi darurat dan berguna bagi perangkat ponsel yang belum memadai.
Kiki kemudian memastikan empat bank yang dipanggil tersebut melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahayanya penipuan SMS palsu ini. Harapannya tidak ada lagi masyarakat yang tertipu.
“Terkait penggantian kerugian bagi korban penipuan ada beberapa alternatif yang ditawarkan oleh bank tersebut karena memang ya kalau dibilang itu bukan salah bank karena itu kan benar-benar palsu dari luar, tapi nasabah percaya,” ujar Kiki.
ADVERTISEMENT
Melihat fenomena penipuan melalui SMS ini, OJK memiliki wacana agar sektor perbankan meminimalisir penggunaan SMS dalam pemberian informasi kepada nasabah.
“Ke depan mereka (perbankan) sudah tahu ini (SMS) tidak secure, mereka akan meminimalkan penggunaan SMS dalam memberikan notifikasi atau informasi dari bank kepada nasabah,” tutur Kiki.