Marlin Natuna, Kapal Terapung Medco yang Produksi & Simpan Minyak Siap Berlayar

30 September 2024 15:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
FPSO Marlin Natuna di Pax Ocean Pertama Shipyard, Batam, Kepulauan Riau, Senin (30/9/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
FPSO Marlin Natuna di Pax Ocean Pertama Shipyard, Batam, Kepulauan Riau, Senin (30/9/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengerjaan proyek konversi kapal tanker menjadi Floating Storage Production and Offloading (FPSO) Marlin Natuna telah rampung dan akan segera berlayar dari Batam menuju Proyek Forel di Laut Natuna, Kepulauan Riau.
ADVERTISEMENT
FPSO Marlin Natuna yang memiliki kapasitas produksi 250.000 barel dan ditugaskan untuk menampung minyak bumi dari Proyek Forel di Natuna, Kepulauan Riau. Proyek Forel merupakan proyek minyak terbesar yang akan onstream di tahun 2024 dengan perkiraan produksi sebesar 10.000 BOPD (barel minyak per hari).
Direktur Utama Medco E&P Ronald Gunawan menuturkan FPSO Marlin Natuna merupakan FPSO hasil konversi dari kapal tanker pertama kali yang dilakukan di Indonesia. Pembangunannya dimulai pada awal 2023.
“Proyek konversi pertama FPSO. Jadi FPSO ini proyek pertama yang dilakukan di Indonesia dan dilakukan oleh tenaga-tenaga kerja bangsa kita sendiri jadi ini salah satu milestone yang penting kita memelihara proyek ini,” tutur Ronald dalam acara seremonial sail away FPSO Marlin Natuna secara virtual, Senin (30/9).
ADVERTISEMENT
Dia berharap, hasil produksi FPSO Marlin Natuna dapat membantu meningkatkan produksi nasional. “Kita harapkan pada akhir 2024 ini sudah mulai berproduksi (dan) kita harapkan produksinya sekitar 10.000 barrel oil per day, yang akan membantu untuk meningkatkan produksi minyak nasional,” terangnya.
Pelayaran FPSO ini mundur dari target yang sebelumnya dibidik oleh SKK Migas, yaitu pada Agustus tahun ini.
Direktur Utama Medco E&P Ronald Gunawan dalam acara seremonial sail away FPSO Marlin Natuna secara virtual, Senin (30/9/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Deputi Eksploitasi Satuan Kerja Khusus (SKK) Minyak dan Gas (Migas) Wahju Wibowo mengatakan sesampainya di Laut Natuna, FPSO Marlin Natuna masih harus melewati dua proses sebelum beroperasi.
“Masih ada dua tahapan penting yang harus diselesaikan menuju milestone on stream tersebut yaitu commissioning FPSO sendiri yaitu Marlin Natuna dan integrated commissioning FPSO dengan fasilitas yang sudah terpasang di Laut Natuna,” kata Wahju dalam kesempatan yang sama secara virtual, Senin (30/9).
ADVERTISEMENT
Dia menyebut setelah integrasi rampung, pihaknya menargetkan on stream minyak pada proyek tersebut akan dapat mulai dilaksanakan pada November nanti.
“Oleh karena itu diperlukan usaha terbaik dari semua pihak yang terlibat terutama Medco untuk dapat menyelesaikan tahapan-tahapan tersebut dan mencapai on stream minyak yang kita jadwalkan di bulan November tahun ini,” terangnya.
Wahju menjelaskan, FPSO Marlin Natuna merupakan salah satu bagian dari proyek pengembangan Lapangan Forel dan Bronang dalam wilayah kerja SOP Natuna Sea Block B yang dioperatori oleh Medco E&P Natuna Ltd (Medco E&P).
Proses peresmian sail away FPSO Marlin Natuna di Pax Ocean Pertama Shipyard, Batam, Kepulauan Riau, Senin (30/9/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Proyek yang menelan gelontoran investasi sebesar USD 236 juta atau Rp 3,57 triliun (kurs Rp 15.144 per dolar) ini, bertujuan untuk memproduksi cadangan minyak sebesar 13,4 miliar BOPD dari Lapangan Forel yang berlokasi di Laut Natuna, Kepulauan Riau.
ADVERTISEMENT
“Proyek Forel mencakup dua pekerjaan besar yang pertama adalah pengerjaan FPSO Marlin dan pembangunan rangkaian fasilitas produksi (meliputi) anjungan Well Head Platform Forel (juga) anjungan Well Head Platform Baronang,” terang Wahju.
Well Head Platform (WPH) Forel akan digunakan untuk 5 sumur produksi, 1 sumur injeksi gas dan 2 sumur tambahan untuk produksi di masa depan. Lalu anjungan wellhead platform Bronang untuk 1 sumur produksi dan 2 sumur cadangan.
“Berikutnya adalah adanya instalasi pipa bawah laut 8 inchi pipa sepanjang 17 km dari Well Head Platform Bronang ke Well Head Platform Forel dan tentunya fasilitas pendukung lainnya,” tutur Wahju.
Wahju menyebut, dengan mulai berlayarnya FPSO Marlin Natuna, proyek Forel-Bronang juga instalasi pipa bawah laut akan segera selesai dan akan segera terintegrasi secara keseluruhan.
FPSO Marlin Natuna di Pax Ocean Pertama Shipyard, Batam, Kepulauan Riau, Senin (30/9/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
“Well Head Platform Bronang bahkan sudah on stream terlebih dahulu memproduksikan gas ke fasilitas Hang Tuah sejak September tahun lalu dan telah terlebih dahulu memberikan kontribusi kepada negara,” jelas Wahju.
ADVERTISEMENT
Seremoni Sail Away FPSO Marlin Natuna ini dihadiri oleh jajaran SKK Migas, Medco E&P, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kepulauan Riau, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Khusus Kepulauan Riau, serta PT Hanochem Tiaka Samudera dan PT PaxOcean Batam yang menjadi pihak ketiga dalam pengerjaan proyek ini.