Maskapai Penerbangan di Asia Pasifik Angkut 365 Juta Penumpang Sepanjang 2024

3 Februari 2025 9:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Jenderal Association of Asia Pacific Airlines (AAPA), Subhas Menon, saat konferensi pers hasil pertemuan AAPA di Singapura. Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Jenderal Association of Asia Pacific Airlines (AAPA), Subhas Menon, saat konferensi pers hasil pertemuan AAPA di Singapura. Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Angka lalu lintas sepanjang 2024 yang dirilis oleh Asosiasi Maskapai Penerbangan Asia Pasifik (AAPA) menunjukkan pertumbuhan yang kuat di pasar penumpang udara dan kargo internasional. Secara agregat, maskapai penerbangan di Asia Pasifik mengangkut total gabungan 365 juta penumpang internasional pada 2024 atau meningkat 30,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Permintaan yang diukur dalam pendapatan penumpang kilometer (RPK) meningkat sebesar 28,0 persen, yang mencerminkan kekuatan relatif pada rute regional. Setelah memperhitungkan peningkatan kapasitas kursi yang tersedia sebesar 26,6 persen, faktor beban penumpang internasional rata-rata naik 0,9 poin persentase lebih tinggi menjadi 81,6 persen di 2024.
Pasar kargo udara internasional mencatat pertumbuhan yang sehat pada 2024, setelah dua tahun mengalami penurunan. Permintaan yang diukur dalam kilometer tonase barang (FTK) bangkit kembali dengan peningkatan yang solid sebesar 14,9 persen untuk tahun ini, sedikit melampaui pertumbuhan sebesar 14,6 persen dalam kapasitas angkutan yang ditawarkan. Akibatnya, faktor muatan angkutan internasional rata-rata naik sebesar 0,2 poin persentase menjadi 61,0 persen pada 2024.
“Tahun 2024 merupakan tahun yang kuat bagi maskapai penerbangan Asia Pasifik. Pemulihan pascapandemi pada rute Asia Timur Laut, dibantu oleh pelonggaran kebijakan visa, bersama dengan permintaan yang sehat secara keseluruhan di seluruh kawasan, mendorong pertumbuhan di pasar perjalanan wisata dan bisnis," kata Direktur Jenderal AAPA, Subhas Menon, melalui keterangan tertulis, Senin (3/2).
ADVERTISEMENT
"Hal ini menghasilkan peningkatan sebesar 30,5 persen dalam jumlah penumpang internasional yang diangkut selama tahun tersebut, mencapai total 365 juta," tambahnya.
Menon mengatakan meski sektor manufaktur global sedang lesu, maskapai penerbangan Asia Pasifik mengalami pertumbuhan signifikan dalam bisnis kargo udara yang didorong oleh lonjakan penjualan e-commerce dan peran kawasan tersebut sebagai pusat manufaktur, khususnya di Tiongkok.
Menon menjelaskan gangguan yang terus-menerus dalam pengiriman laut juga mendorong peralihan moda transportasi, yang berkontribusi terhadap pertumbuhan permintaan kargo udara internasional sebesar 15 persen untuk tahun ini.
Ilustrasi pesawat terbang. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Menon memperkirakan prospek pasar perjalanan udara pada 2025 secara umum tetap positif, meski tingkat pertumbuhan diperkirakan akan terus menurun. Ia menuturkan penurunan itu tak terlepas dari tantangan yang dihadapi mulai dari meningkatnya biaya tenaga kerja, perawatan, sewa pesawat, serta tekanan operasional akibat keterlambatan pengiriman pesawat yang terus berlanjut.
ADVERTISEMENT
"Untuk mengatasi tantangan ini, maskapai penerbangan berfokus pada manajemen biaya aktif dan mencari komitmen dari pemasok peralatan untuk mengatasi masalah rantai pasokan, sambil terus berinvestasi dalam peluang pertumbuhan," ungkap Menon.
Maskapai anggota AAPA adalah Air Astana, Air India, All Nippon Airways, Bangkok Airways, Cathay Pacific Airways, China Airlines, EVA Air, Garuda Indonesia, Japan Airlines, Malaysia Airlines, Philippine Airlines, Royal Brunei Airlines, Singapore Airlines, dan Thai Airways International.