Masker N 95 Laris Manis karena Virus Corona

3 Februari 2020 8:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang memakai masker N95. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang memakai masker N95. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Masker menjadi barang paling banyak dicari orang-orang pasca merebaknya virus corona asal China. Masyarakat berbondong-bondong membeli masker untuk stok kebutuhan pemakaian.
ADVERTISEMENT
Salah satu jenis masker, N 95 harganya mencapai Rp 1,3 juta per box. Sebelum maraknya virus corona, harga masker ini hanya dibanderol Rp 200 ribu per box.
Bahkan, sebagian orang membeli masker khusus untuk kebutuhan ekspor. Permintaan yang tinggi membuat para pedagang mengambil banyak keuntungan dengan menaikkan harga masker.
Saat ini stok masker menipis di pasaran. Pemerintah didesak memprioritaskan kebutuhan masker untuk dalam negeri.
Berikut fakta-fakta seputar penjualan masker pasca merebaknya virus corona:
Stok Menipis, Harga Masker N95 di Pasar Pramuka Capai Rp 1,3 Juta/Boks
Meluasnya virus corona di Wuhan ke berbagai daerah di China hingga Eropa dan Amerika Serikat, ternyata berimbas pada stok masker di dalam negeri. Salah satunya Pasar Pramuka di Matraman, Jakarta Pusat, yang menjadi pusat obat dan alat kesehatan.
ADVERTISEMENT
Leo, penjual alat kesehatan termasuk masker di pasar ini mengaku karena stok yang menipis, harga masker melambung tinggi. Kata dia, untuk masker yang paling bagus kualitasnya yaitu masker N95, harganya tembus Rp 1,3 juta per kotak atau boks.
"N95 sekarang sudah Rp 1,3 juta per boks (kotak) dari harga Minggu Rp 200.000," katanya saat ditemui kumparan, Minggu (1/2).
Leo menjelaskan, sejak virus corona ramai, masker N95 paling banyak dicari. Makanya, tak heran harganya selangit.
Menurut dia, saking susahnya mencari masker jenis ini, sampai ada yang menawar Rp 1,8 juta per boks. Padahal satu kotaknya hanya ada 20 lembar masker.
Di toko lain, penjual alat kesehatan bernama Nabil, mengakui menipisnya stok masker N95 karena barang tersebut diproduksi di China. Karena kebutuhan di negara asalnya tinggi, maka masker yang sudah di sini, ditarik lagi ke sana.
ADVERTISEMENT
Belum lagi, yang pesan di sini pun jumlahnya banyak. Satu orang, bisa pesan hingga 1.000 boks.
"Jadi barang impor yang diekspor lagi," ucapnya.
Selain N95, ada jenis masker lain yang juga punya kualitas bagus. Namanya masker duckbill atau pitta. Masker buatan dari China ini harganya juga naik dari Rp 100.000 menjadi Rp 350.000.
"Duckbill ini sisa tinggal satu kardus di toko saya, sudah susah juga carinya," ucap dia.
Dua Orang China Borong 2.000 Boks Masker di Pasar Pramuka
Dua orang China memborong masker dalam jumlah banyak di Pasar Pramuka, Jakarta. Jumlah masker yang dipesan mencapai 2.000 boks atau kotak.
kumparan yang berada di toko masker tersebut melihat dua orang itu, laki-laki berkaos merah dan putih. Mereka berdua mengenakan masker putih saat berbicara dengan pedagang toko.
ADVERTISEMENT
"Ini harganya berapa?" kata pembeli berbaju merah kepada Wandi, pelayan toko yang sedang mengobrol dengan kumparan di Pasar Pramuka, Jakarta, Minggu (1/2).
Wandi menyebut harga satu boks masker jenis surgical face mask merek Altamed seharga Rp 55.000. Sementara masker jenis disposible face mask merek Jeva lebih murah, Rp 50.000 per boks. Satu boks dua masker tersebut masing-masing berisi 50 lembar.
Akan tetapi, pembeli tersebut ingin masker yang merek Altamed dan bertanya ada berapa boks di toko tersebut. Wandi menjawab hanya ada stok 30 boks.
Mendengar jawaban Wandi, pembeli tersebut langsung bertanya pada temannya dengan bahasa asing yang terdengar seperti Bahasa Mandarin.
"Oke, bisa bantu enggak? Saya cari barang ini yang banyak. Saya kasih harga Rp 60.000. (Cari) 1.000 dus, 2.000 dus," kata pembeli tersebut.
ADVERTISEMENT
Pembeli tersebut tanya berapa lama barang ada, Wandi bilang tunggu sampai sore hari.
"Pastikan ada. Jangan Insyaallah. Cari keliling," kata dia lagi menjawab Wandi yang ingin memastikan barang tersebut.
Dampak Virus Corona, Harga Masker di Pasar Pramuka Melonjak 189 Persen
Sejak muncul di Wuhan, China pertama kali, Virus Corona menyebar ke banyak negara. Kebutuhan masker untuk menghindari virus ini pun melonjak. Harganya pun menjadi mahal.
Meski virus tersebut tidak sampai ke Indonesia, harga masker di dalam negeri rupanya melonjak tajam. Di Pasar Pramuka, Jakarta misalnya, naik hingga 189 persen.
Perbedaan Masker N95 seharga Rp 1,3 Juta dengan Jenis Lain
Kebutuhan masker penutup mulut dan hidung menjadi tinggi usai merebaknya Virus Corona. Mulainya virus ini muncul di Wuhan, China, kemudian menyebar ke berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, meski tidak terpapar virus mematikan ini, harga masker melonjak tinggi. Masker N95 jadi yang paling mahal.
Dari harga normal Rp 200.000 per kotak berisi 20 lembar, kini masker tersebut dibanderol Rp 1,3 juta.
Apa keistimewaan masker N95 dan apa bedanya dengan masker biasa?
Ternyata masker untuk melindungi diri dari virus atau polusi di udara memiliki banyak jenis. Misalnya, masker N95 yang harganya jadi mahal ini karena punya kualitas bagus.
Dalam satu lembar masker N95, ada banyak lapisan (ply) untuk mencegah masuknya kuman, debu, hingga virus berbahaya yang berada bebas di udara.
"Kalau masker N95 ini ada 9 lapis. Makanya mahal, banyak dicari," kata Leo, pedagang alat kesehatan di Pasar Pramuka, Jakarta, Sabtu (1/).
ADVERTISEMENT
Masker N95 biasanya berwarna putih. Meski lapisannya lebih tebal, tapi bahannya lembut. Jika dipakai dengan benar, tidak akan susah bernafas. Selain dipakai secara umum, masker ini banyak digunakan di lingkungan pekerjaan proyek infrastruktur.
Masker N95 yang harganya naik dari Rp 200 jadi Rp 1,3 Juta di Pasar Pramuka, Jakarta. Foto: Dok. Ema Fitriyani
Selain N95, ada juga masker jenis dust (debu) merek Safeguard. Lapisan dalam masker ini tak sebanyak N95, tapi tetap tebal untuk menghalau debu yang masuk.
Selain kedua jenis itu, di bawahnya ada lagi masker jenis duckbill atau pitta. Menurut pedagang lain, Nabil, masker duckbill lebih nyaman dipakai sehari-hari karena bentuknya yang mengikuti lengkung di hidung. Masker ini lebih ringan dibandingkan N95 dan dust mask dari sisi kiri dan kanan wajah.
Yang banyak dijual di Pasar Pramuka adalah masker jenis beda dan sekali pakai, misalnya masker bedah (surgical).
ADVERTISEMENT
Masker jenis ini umumnya memiliki ketebalan tiga lapis. Tak hanya digunakan di rumah sakit, masker ini lazim digunakan warga biasa sebab ringan dan harganya murah.
Selain masker jenis surgical, ada juga masker yang lebih tipis alias hanya dua lapis saja filter maskernya. Ini adalah masker sekali pakai atau disposible face mask.
Kini, harga masker surgical dan disposible yang biasa ditemui di minimarket atau di pedagang asongan deket stasiun kereta seharga Rp 1.000 per lembar, jadi primadona. Sebab, harganya mencapai Rp 50.000 hingga Rp 55.000 per kotaknya.
Stok Masker Menipis, Pemerintah Diminta Sidak ke Produsen/Distributor
Stok masker berbagai jenis di Pasar Obat Pramuka, Matraman, Jakarta, menipis. Penyebabnya banyak yang membeli dalam jumlah besar setelah virus Corona asal China menyebar ke berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Stok yang menipis ini membuat harga jual masker naik hingga 189 persen. Khusus untuk masker jenis N95 yang kualitas paling bagus bahkan naik dari Rp 200.000 menjadi Rp 1,3 juta per boks.
Sekretaris Jenderal Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka Yoyon mengaku, sudah berkoordinasi dengan para pedagang di sini. Dia ingin pemerintah sidak ke distributor dan produsen masker karena stok yang menipis.
"Saya mohon ke pemerintah prioritaskan (kebutuhan masker) dalam negeri. Yang saya takutkan ada sebuah kartel, simpan barang itu untuk mainkan harga. Makanya saya imbau ke pemerintah segera sidak kenapa barang kosong dan harga jauh sekali naiknya," ujar Yoyon saat dihubungi kumparan, Sabtu (1/2).
Salah satu harga masker yang bikin Yoyon tercengang adalah jenis N95. Pekan lalu, harganya masih normal dibeli pedagang Rp 180.000 per boks dengan isi 20 lembar.
ADVERTISEMENT
Sehari berikutnya terus naik hingga Rp 350.000 per boks yang menurutnya masih batas wajar. Tapi, harga yang dijual produsen terus naik hingga menyentuh Rp 1,3 juta per boks.