Maspion Bangun Pelabuhan dan Kawasan Industri di Gresik Senilai Rp 16,8 Triliun

6 Maret 2021 19:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerja Sama Terminal Pelabuhan Maspion dengan UES. Foto: Dok. Maspion
zoom-in-whitePerbesar
Kerja Sama Terminal Pelabuhan Maspion dengan UES. Foto: Dok. Maspion
ADVERTISEMENT
DP World, penyedia logistik rantai pasokan pintar terkemuka, bersama mitranya Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ), sebuah grup investasi global, menandatangani perjanjian jangka panjang dengan, Maspion Group.
ADVERTISEMENT
Kerja sama ini bertujuan untuk pembangunan pelabuhan peti kemas internasional dan kawasan industri logistik di Gresik. Pengerjaan proyek tersebut ditargetkan untuk dimulai pada kuartal III 2021 dengan total investasi hingga USD 1,2 miliar atau setara Rp 16,8 triliun. Proyek infrastruktur swasta tersebut ditargetkan bisa meningkatkan posisi Jawa Timur sebagai salah satu gerbang perdagangan utama bagi Indonesia.
Penandatanganan dilakukan di hadapan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab H.E. Suhail Al Mazrouei, di Jakarta pada forum bisnis Indonesia-Emirates Amazing Week 2021 Building Path Towards Economic Recovery. Perjanjian formal tersebut ditandatangani oleh Sultan Ahmed Bin Sulayem, Group Chairman dan CEO DP World, dan Dr. Alim Markus, Chairman dan CEO Maspion Group.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan perjanjian tersebut, perusahaan joint venture akan didirikan antara platform investasi global DP World dan CDPQ dengan Maspion Goup. Ini merupakan kerja sama sejenis yang pertama di sektor transportasi Indonesia yang melibatkan mitra investor asing langsung (FDI) dan perusahaan swasta Indonesia. DP World Maspion Jawa Timur akan menjadi satu-satunya operator pelabuhan modern peti kemas internasional dengan kapasitas desain hingga tiga juta twenty-foot equivalent units (TEU). DP World dan CDPQ juga akan bekerja sama dengan Maspion Group untuk mengembangkan kawasan industri dan logistik terintegrasi, bersebelahan dengan terminal peti kemas, dengan luas lahan awal 110 hektar dan kemungkinan perluasan di masa yang akan datang. Kawasan tersebut akan menyediakan lingkungan perdagangan kelas dunia untuk bisnis domestik dan internasional guna membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
Kapal peti kemas memasuki area pelabuhan JICT. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Sejak diluncurkan empat tahun lalu, platform investasi DP World-CDPQ senilai USD 8,2 miliar telah diinvestasikan di 10 terminal pelabuhan secara global dan pada berbagai tahap siklus hidup aset. Investasi ini akan memungkinkan platform investasi DP World-DCPQ untuk mencapai tujuannya untuk lebih mendiversifikasi jangkauannya dalam hal geografi dan jalur perdagangan.
ADVERTISEMENT
Sultan Ahmed Bin Sulayem, Group Chairman dan CEO DP World, mengatakan kemitraan dengan Maspion Group merupakan perkembangan penting dalam jaringan pelabuhan dan logistik global.
Indonesia menurutnya berkembang pesat sebagai salah satu ekonomi terpenting di dunia.
"Proyek ini akan menciptakan infrastruktur modern, efisien, serta kawasan industri yang menyediakan logistik berkualitas. Model bisnis dan visi DP World selaras dengan visi Presiden Jokowi untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat melalui pembangunan infrastruktur perdagangan, lebih banyak peluang investasi, dan penciptaan lapangan kerja,” kata Sultan Ahmed Bin Sulayem dalam siaran pers DP World kepada kumparan, Sabtu (6/3).
Emmanuel Jaclot, Executive Vice-President dan Kepala Infrastruktur CDPQ, menambahkan, melalui kemitraan dengan Maspion ini, CDPQ dengan senang hati melakukan investasi infrastruktur pertamanya di Indonesia. Indonesia dipandang sebagai pasar yang tumbuh kuat yang didukung oleh tren struktural yang menguntungkan.
ADVERTISEMENT
"Ini juga merupakan tonggak penting untuk kerja sama kami dengan DP World dengan adanya penambahan pelabuhan greenfield pertama ke portofolio aset berkualitas tinggi kami yang telah menunjukkan ketahanannya selama setahun terakhir meskipun terjadi pergeseran penting dalam lanskap rantai pasokan global,” sebutnya
Sementara itu, Alim Markus mengatakan Maspion Group berkomitmen untuk mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan Indonesia agar selaras dengan master plan Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia ekonomi terbesar kelima di dunia.
"Surabaya merupakan pintu gerbang penting di Indonesia dan keberadaan pelabuhan peti kemas ini akan semakin meningkatkan perkembangan ekonomi dan peluang investasi di Indonesia,” kata Alim Markus.
Peletakan batu pertama terminal peti kemas diharapkan berlangsung pada tahun 2021, dengan operasi komersial diharapkan dimulai pada tahun 2023. Proyek ini akan mengembangkan infrastruktur Jawa Timur sebagai bagian dari visi Presiden Jokowi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui strategi Generasi Emas Indonesia 2045 miliknya.
ADVERTISEMENT