Masuk Forbes 2000, BRI Jadi Perusahaan Publik Terbesar Global Asal RI

20 Mei 2019 4:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung kantor pusat Bank BRI. Foto: Dok. Bank BRI
zoom-in-whitePerbesar
Gedung kantor pusat Bank BRI. Foto: Dok. Bank BRI
ADVERTISEMENT
Forbes merilis daftar perusahaan-perusahaan publik terbesar secara global yang disebut Forbes 2000. Dalam daftar untuk tahun 2019 yang dirilis pekan lalu itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BRI, menjadi yang terbesar asal Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Forbes, 2000 perusahaan yang masuk daftar tersebut memiliki total pendapatan sebesar USD 40 triliun. Adapun total asetnya secara global mencapai USD 186 triliun.
Penyusunan ranking tersebut, didasarkan pada empat indikator. Selain pendapatan dan aset, juga laba dan kapitalisasi pasar. Keempat indikator itu kemudian dirata-ratakan, sehingga yang memiliki total nilai terbesar akan menempati ranking teratas.
Dalam daftar tersebut, Bank BRI menempati peringkat ke-363, atau yang tertinggi di antara total 6 perusahaan asal Indonesia yang masuk Forbes 2000. Bank yang baru saja melewati usia 123 tahun itu, memiliki segmen mikro dan ritel yang kuat.
Dalan daftar itu disebutkan, Bank BRI memiliki penjualan USD 9,4 miliar, laba bersih USD 2,3 miliar, total aset senilai USD 90,2 miliar, dan kapitalisasi pasar USD 38,8 miliar.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Bank BRI Suprajarto (ketiga kanan) dalam pemaparan kinerja Keuangan Triwulan PT Bank Rakyat Indonesia Tahun 2019. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Menanggapi capaian ini, Corporate Secretary Bank BRI Bambang Tribaroto menyebutkan, peringkat tersebut merupakan yang tertinggi dari sebuah perusahaan di Indonesia yang masuk dalam daftar.
Bambang menambahkan, pencapaian ini tidak terlepas dari kinerja Bank BRI di sepanjang tahun 2018. “Pengakuan ini menunjukkan bahwa keberadaan dan kinerja BRI semakin diakui dan diperhitungkan di kancah internasional,” imbuhnya.
Selain BRI, di antara 2000 perusahaan total ada 453 bank dan industri keuangan yang masuk daftar ini. Sektor tersebut merupakan penyumbang terbanyak di antara industri sektor lainnya seperti teknologi (154 perusahaan), konstruksi (123 perusahaan), minyak dan gas (110 perusahaan), serta asuransi (102 perusahaan).
Sedangkan dari asal negara, Amerika Serikat (AS) menjadi penyumbang terbanyak disusul China dan Jepang masing-masing di posisi kedua dan ketiga.
ADVERTISEMENT
Berita ini telah diupdate pada Senin (20/5) pukul 15.04 WIB dengan penambahan pada paragraf 6 dan 7.