Masuk ke Bisnis Baterai Listrik, Bakrie Group Teken MoU dengan Glencore

22 Januari 2023 18:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bakrie & Brothers, Envision Group, dan Glencore plc. menandatangani MoU terkait dengan inisiatif transisi net zero yang diinisiasi Kementerian Investasi di Davos, Swiss, Rabu (19/1/2023). Foto: Kementerian Investasi
zoom-in-whitePerbesar
Bakrie & Brothers, Envision Group, dan Glencore plc. menandatangani MoU terkait dengan inisiatif transisi net zero yang diinisiasi Kementerian Investasi di Davos, Swiss, Rabu (19/1/2023). Foto: Kementerian Investasi
ADVERTISEMENT
Bakrie Group ikut masuk dalam bisnis ekosistem kendaraan listrik yang sedang didorong pemerintah. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), induk usaha Bakrie Group, pun menandatangani kesepakatan dengan dua perusahaan asing yaitu Glencore dan Envision Group.
ADVERTISEMENT
Ketiga perusahaan membuat konsorsium bernama Indo-Pacific Net-zero Battery-materials Consortium (INBC) yang akan memproduksi prekusor berbasis nikel, sebagai bahan baku baterai listrik. Targetnya beroperasi 2026 dengan kapasitas prekusor 120 GWh untuk dijual ke pasar Inggris dan Eropa.
Penandatangan kerja sama ini dilakukan di sela-sela agenda World Economic Forum 2023, Rabu (18/1). Acara itu dihadiri langsung oleh CEO Bakrie & Brothers Anindya Novyan Bakrie, CEO Envision Group Lei Zhang, dan CEO Glencore plc Gary Nagle.
"Kami mengambil bagian dalam rantai pasok kendaraan listrik global secara end-to-end dimulai dengan Indonesia dan Inggris. Kami akan memposisikan INBC sebagai alternatif pilihan untuk bahan nikel dan bahan baku baterai yang diproses dengan prinsip ESG," kata Anindya.
ADVERTISEMENT
Menurut Anindya, (INBC) bakal mempercepat pembangunan pabrik baterai berskala jumbo di beberapa negara di dunia, termasuk di Indonesia. Kata dia, kolaborasi merupakan kunci untuk mencapai transisi bebas karbon yang berkelanjutan. Dengan begitu, lanjutnya, INBC bergabung dengan inisiatif transisi klaster industrial menuju bebas emisi karbon.
Kesepakatan ini didukung Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Dia mengatakan, pemerintah memang mengundang banyak investor untuk tergabung dalam membangun eksositem kendaraan listrik dari hulu ke hilir, termasuk baterainya, sebagai bagian dari nilai tambah negeri.
"Envision teken MoU dengan pengusaha nasional. Itu Envision, mereka akan masuk lagi ke Indonesia," kata Bahlil.

Nilai Proyek USD 9 Miliar

Petinggi EV Grup Bakrie PT VKTR Teknologi Mobilitas, Gilarsi W. Setijono. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
BNBR juga sedang mencari untuk mengakuisisi tambang nikel di pulau Sulawesi yang kaya sumber daya untuk memasok kawasan industri terpadu yang direncanakan untuk memproduksi baterai kendaraan listrik, kata seorang eksekutif pada Jumat (20/1).
ADVERTISEMENT
Investasinya diperkirakan mencapai USD 9 miliar mulai dari peleburan nikel hingga pembuatan baterai listrik. Petinggi EV Grup Bakrie PT VKTR Teknologi Mobilitas, Gilarsi W. Setijono, mengatakan perusahaan Indonesia berencana untuk mengakuisisi tambang nikel di Sulawesi Tengah atau Tenggara untuk memasok lahan seluas 2.000 hektar.
"(Tambang itu akan) memiliki cadangan yang cukup untuk sekitar 140 Gigawatt-jam (baterai) dalam 25 tahun ke depan," katanya dikutip dari Reuters.