Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
25 Ramadhan 1446 HSelasa, 25 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Masyarakat Ngerem Belanja, Perputaran Uang Lebaran Bisa Meredup
23 Maret 2025 12:02 WIB
·
waktu baca 5 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, situasi Lebaran 2025 ini berbeda. Tekanan ekonomi yang masih berat, ketidakpastian pekerjaan, hingga kebijakan pemerintah yang dinilai kurang optimal, membuat masyarakat lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya.
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, melihat tren kehati-hatian masyarakat dalam membelanjakan uangnya saat ini. Kondisi itu tak terlepas dari masih adanya ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan.
“Melihat situasi ekonomi yang kurang menggembirakan, di mana PHK makin marak, daya beli masih terpuruk, dan tabungan masyarakat mulai menipis. Perputaran uang sepanjang Lebaran tahun ini tidak akan sebesar tahun lalu,” ungkap Wijayanto.
Data Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunjukkan bahwa jumlah pemudik tahun ini diperkirakan hanya 146,48 juta orang, turun 24 persen dibandingkan 2024 yang mencapai 193,6 juta orang. Dampaknya, bisa saja membuat perputaran uang selama Lebaran juga mengalami ikut menurun.
ADVERTISEMENT
Kadin Indonesia mencatat jika tahun lalu asumsi perputaran uang selama Idulfitri 2024 mencapai Rp 157,3 triliun, maka asumsi perputaran uang libur Idulfitri 2025 diprediksi di Rp 137,975 triliun.
Prediksi tersebut dihitung dari jumlah pemudik tahun ini sejumlah 146,48 juta orang atau setara dengan 36,26 juta keluarga dengan asumsi per keluarga 4 orang. Jika rata-rata keluarga membawa uang Rp 3,75 juta atau naik 10 persen dari tahun lalu maka potensi perputaran uang diprediksi mencapai Rp 137, 975 triliun. Angka tersebut masih berpotensi naik karena angka rata-rata per keluarga diambil angka yang minimal dan moderat.
Jika per keluarga membawa rata-rata Rp 4 juta maka potensi perputaran bisa mencapai Rp 145,040 triliun. Sehingga potensi perputaran dikisaran Rp 137 triliun sampai Rp 145 triliun.
ADVERTISEMENT
Meski prediksi jumlah pemudik tidak turun drastis, Wijayanto menilai ada kecenderungan masyarakat lebih hemat, yang akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025.
“Sangat mempengaruhi, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 yoy berpotensi besar jauh di bawah 5 persen, bisa di kisaran 4,85-4,95 persen,” ujar Wijayanto.
Wijayanto juga menyoroti ketidakjelasan kebijakan ekonomi pemerintah membuat dunia usaha cenderung wait and see. Sehingga investasi dan ekspansi bisnis menjadi terbatas.
Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira, menyoroti dua faktor utama yang menyebabkan banyak orang memilih menunda mudik. Pertama, pendapatan sedang turun terutama di pedagang-pedagang kaki lima, pedagang informal, dan UMKM.
"Artinya ketika omzet sedang turun, ya Lebaran lebih baik tidak melakukan bepergian gitu ya, dia nggak mudik gitu Lebaran. Yang kedua, ini kan dari pekerja yang formal pun kalau sekarang masih terima THR ya, itu cenderung disimpan dulu THR-nya,” terang Bhima.
ADVERTISEMENT
Bhima menilai ketidakpastian ekonomi membuat banyak orang lebih memilih menggunakan THR untuk dana darurat, ketimbang membelanjakannya langsung untuk konsumsi.
“Karena pengeluaran pasca Lebaran ini itu masih besar, kemudian juga dia menggunakan THR itu untuk dana darurat nih. Kalau pasca Lebaran di-PHK gimana? Jadi banyak yang memutuskan untuk menunda mudik Lebaran. Itu terkonfirmasi juga kan oleh surveinya Kemenhub ya, jumlah arus mudiknya diperkirakan akan lebih rendah tahun ini,” ungkap Bhima.
Sektor-sektor utama yang biasanya menikmati lonjakan pendapatan saat Lebaran, seperti transportasi, akomodasi, dan makanan, minuman juga terdampak.
“Nah jadi kalau misalkan Lebarannya agak sepi bisa dibayangkan nih, berapa banyak tenaga kerja yang terpaksa harus gigit jari gitu, pengusaha-pengusaha di daerah yang gigit jari gitu,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Bhima menegaskan pentingnya pemerintah mengeluarkan kebijakan yang tidak semakin membebani daya beli masyarakat. Sehingga perekonomian bisa lebih baik lagi kondisinya.
“Jadi pemerintah harus, satu, nggak boleh ada kebijakan yang aneh-aneh, yang mendistorsi daya beli gitu. Termasuk efisiensi belanja pemerintah itu juga jangan brutal kayak begini kan, kena semua nih akhirnya,” tegas Bhima.
Pemerintah Beri Stimulus di Lebaran 2025
Pemerintah telah menggulirkan berbagai stimulus untuk menjaga daya beli selama Ramadan dan Lebaran. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, menegaskan momen Lebaran tetap memiliki dampak besar terhadap perekonomian.
“Lebaran selalu menjadi momen yang mendorong perputaran uang di masyarakat, terutama melalui konsumsi rumah tangga, aktivitas mudik, serta peningkatan transaksi di sektor ritel dan UMKM,” ujar Ferry kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan strategis, termasuk pencairan THR bagi ASN, diskon tarif tol 20 persen, insentif tiket pesawat, serta operasi pasar untuk stabilisasi harga pangan. Selain itu, ada program Belanja di Indonesia Aja (BINA) Diskon Lebaran 2025 yang nilai transaksinya ditargetkan mencapai Rp 36,3 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengakui perputaran uang di Lebaran 2025 tidak akan sebesar tahun lalu.
"Tahun lalu ada (efek) pemilu," ujar Airlangga ketika ditanya tentang perputaran uang saat Lebaran 2025.
Saat ditanya lebih lanjut mengenai stimulus yang sudah diberikan pemerintah, Airlangga menegaskan kondisi tahun ini berbeda dari tahun lalu.
“Beda event base-nya tahun kemarin lebih tinggi. Kalau sekarang kan pemerintah berikan beberapa stimulus dalam bentuk diskon. Tapi program yang stimulasi terus kita dorong, tapi kan sifatnya melalui insentif diskon dan yang lain,” ungkap Airlangga.
ADVERTISEMENT
Artinya, meski pemerintah telah menggelontorkan berbagai insentif, besaran dampaknya belum tentu sebesar tahun sebelumnya.
Sektor Usaha yang Diprediksi Tetap Dapat Berkah Lebaran 2025
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, mengakui pemudik dan perputaran uang saat Lebaran 2025 berkurang. Namun, beberapa sektor bakal tetap mendapatkan dampak positifnya.
Sektor usaha yang akan menikmati kue perputaran uang selama liburan Idulfitri 2025 menurut Sarman adalah industri aneka makanan dan minuman, fesyen, baju muslim, ritel, pedagang sembako dan sektor pariwisata beserta turunannya seperti hotel, motel, villa, restoran, café, minimarket, aneka warung atau toko, destinasi wisata atau taman hiburan, UMKM makanan khas daerah, souvenir, batik, kain khas daerah dan aneka produk unggulan lainnya.
Juga sektor transportasi darat (bus, rental, kereta api, mobil pribadi dan motor), transportasi laut (kapal penumpang dan penyeberangan), transportasi udara (pesawat), pengelola tol dan SPBU.
ADVERTISEMENT
Sarman menegaskan perputaran uang di berbagai daerah tujuan mudik tentu akan menggairahkan dan meningkatkan produktivitas perekonomian lokal, dan otomatis berkontribusi ke pertumbunan ekonomi nasional.
"Diharapkan para pelaku usaha di berbagai daerah dapat memanfaatkan momentum mudik tahunan ini dengan pelayanan yang baik dan berkesan, sehingga para pemudik dapat menghabiskan uang yang dibawa di kampung halaman dengan berbelanja di berbagai tempat wisata, kuliner makanan khas daerah serta berbagai produk khas sebagai oleh-oleh kembali ke kota," tutur Sarman.