Mati Suri Usai Habiskan APBN Rp 2,6 T, Bandara Kertajati Layani Penumpang Lagi

17 September 2022 17:17 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Bandara Kertajati akan kembali melayani penerbangan penumpang mulai November-Desember 2022. Garuda Indonesia dan Lion Air sudah diajak bicara Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk bisa mengangkut penumpang dari bandara yang berlokasi di Majalengka, Jawa Barat ini.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Bandara Kertajati bernasib sepi setelah beroperasi pada Mei 2018. Catatan kumparan, bandara ini berhenti melayani penerbangan penumpang pada Juli 2019. Bahkan sempat beralih menjadi layanan foto prewedding.
"Insyaallah untuk pertama ada 4 (empat) penerbangan. Pada Desember nanti bertambah menjadi 8 (delapan) penerbangan. Paling tidak ada 2 (dua) penerbangan untuk umrah,” kata Menhub saat meninjau Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Jumat (16/9).
Menhub mengatakan, setelah terdampak pandemi COVID-19, Kemenhub bersama para stakeholder penerbangan telah melakukan upaya pemulihan dengan membuka penerbangan komersial dari Bandara Kertajati ke sejumlah daerah seperti Kalimantan dan Bali. Ia mengatakan, bandara ini akan semakin lengkap karena saat ini sudah konsisten melayani penerbangan kargo dan nantinya juga akan dibangun pusat perawatan pesawat (Maintenance, Reparation, Overhaul/MRO).
Bandara Internasional Kertajati, Jawa Barat Foto: Raisan Alfarisi/ANTARAFOTO
Kertajati bersama Patimban dan Cirebon merupakan kawasan segitiga di Jawa Barat yang sangat potensial sebagai kawasan industri. “Pengembangan kawasan industri yang akan dilakukan di sini akan memberikan dukungan bagi kinerja Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati,” ucapnya.
ADVERTISEMENT

Habiskan Rp 2,6 Triliun

Nasib bandara dengan nama asli Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati ini memang bikin miris. Baru dibuka setahun, layanan angkut penumpangnya langsung dihentikan karena sepi. Padahal pembangunannya menghabiskan anggaran Rp 2,6 triliun yang berasal dari APBN.
Corporate Secretary BIJB Arief Budiman mengatakan kondisi sepi penumpang tersebut disebabkan akses ke bandara yang tidak memadai. Belum rampungnya pembangunan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu berdampak pada sulitnya akses hingga keengganan masyarakat menuju Bandara Kertajati karena dinilai kurang efisien.
"Tanpa akses Cisumdawu memang jadi cukup memakan waktu dan high cost juga, dari tolnya juga dan perjalanan kurang lebih 2,5 jam. Itu dari Bandung ke Kertajati. Tapi kalau nanti ada Cisumdawu, 45 menit itu bisa sampai dari gerbang Cileunyi sampai bandara,” katanya di kantor BIJB di Bandara Kertajati pada 2019 lalu.
Pengunjung berfoto di kawasan bandara Kertajati Majalengka, Jawa Barat. Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
Selain itu, sepinya Bandara Kertajati juga dikarenakan masih beroperasinya Bandara Husein di Bandung. Ia juga menyebut, makin sepinya Bandara Kertajati juga disebabkan oleh melambungnya harga tiket pesawat. Sehingga, menurutnya, banyak penumpang yang mengurangi perjalanan menggunakan moda transportasi pesawat.
ADVERTISEMENT
Arief menambahkan, faktor lain adalah belum optimalnya pengembangan destinasi di sekitar Bandara Kertajati, khususnya di jalur Ciayumajakuning (Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan). “Itu harus dikembangkan lagi dan harus diperbarui lagi. Supaya wisatawan juga masuk ke Ciayumajakuning. Karena orang mau ke Ciayumajakuning bukan untuk lihat bandaranya, bandara hanya fasilitas, yang sudah BIJB kita siapkan,” jelas dia.
Selain itu, Agus menambahkan, sepinya Bandara Kertajati juga disebabkan ketatnya persaingan moda transportasi udara dibandingkan transportasi lainnya yang lebih dulu eksis. Utamanya, untuk transportasi jarak dekat yang masih bisa ditempuh moda darat.
“Apalagi dengan adanya tol Trans Jawa, artinya itu juga sebetulnya menambah tantangan bagi kita, untuk kemudian menghidupkan dari sisi bisnis, ada kereta api juga,” terangnya 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
Ditambah lagi, kata Agus, penggunaan moda transportasi udara juga belum menjadi kebiasaan bagi masyarakat di Jabar, termasuk di seputaran Ciayumajakuning hingga Susu Tegbres (Subang-Sumedang-Tegal dan Brebes).

Prospek Bisnis di Bandara Kertajati

Arief menyebut pembangunan Bandara Kertajati tidak terlepas dari kondisi Jawa Barat yang selama ini tidak lagi memiliki bandara besar, yaitu sejak dimekarkannya daerah Banten dari Jabar. Sebab, Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) yang dulunya masuk Jabar, melalui UU No.23 Tahun 2000 telah resmi milik Tangerang, Provinsi Banten.
Adapun tajuk utama pembangunan Bandara Kertajati adalah urgensi Jawa Barat memiliki bandara dengan standar tinggi dan kapasitas besar untuk warganya yang tercatat lebih dari 48 juta jiwa.
“Kalau historisnya kan (pembangunan Bandara Kertajati) memang kondisi Husein (Bandara Husein Sastranegara di Bandung)-nya sendiri yang memang sudah tidak bisa dikembangkan. Kemudian juga, Jawa Barat (Jabar) ini populasinya yang terbesar 48 juta (jiwa),” ujar Arief.
Suasana di Bandara Internasional Jawa Barat, Kertajati, Kabupaten Majalengka. Foto: Humas PT BIJB/Antara
BIJB pun sebetulnya telah punya prospek bisnis yang diwacanakan akan digarap. Berdasarkan pembahasan direksi, terdapat tiga prospek utama Perseroan yaitu bisnis bandara, bisnis kawasan Aerocity dan bisnis pendukung.
ADVERTISEMENT
Jasa utama dari beragam segmen pun kabarnya juga akan dimaksimalkan, yaitu take off/landing pesawat, parkir pesawat, hanggar, layanan penumpang, layanan kargo dan pos, Lounge, F&B, Duty Free Shop, Retail dan Advertising.
Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis PT BIJB Agus Sugeng Widodo mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan beberapa upaya agar Bandara Kertajati bukan hanya bisa ramai, tapi juga bisa menciptakan multiplier effect lainnya.
“Kuncinya sebetulnya di dua, penumpang dan tracking, sehingga bisnis yang lain akan mengikuti dengan sendirinya,” jelas Agus kepada kumparan di kantor BIJB, di kawasan Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Kamis (28/3).
Agar bisa disebut untung, Agus membocorkan setidaknya mesti ada 3.000 penumpang setiap harinya. “Minimal tiap hari itu ada 12 penerbangan,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Apakah Bandara Kertajati bisa ramai setelah dibuka lagi akhir tahun ini?