Mau Bikin Family Office di Bali, Luhut Tegaskan Tak Boleh Ada Pencucian Uang

2 Juli 2024 10:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sambutan pada acara Balinese Water Purification Ceremony rangkaian World Water Forum ke-10 di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura Bali, Denpasar, Bali, Sabtu (18/5/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memberikan sambutan pada acara Balinese Water Purification Ceremony rangkaian World Water Forum ke-10 di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura Bali, Denpasar, Bali, Sabtu (18/5/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan Family Office atau pengelolaan dana berbasis keluarga yang akan dibangun di Indonesia harus terhindar dari pencucian uang. Program ini rencananya dibuka di Bali.
ADVERTISEMENT
“Kita harus hindari pencucian uang,” kata Luhut dalam video di akun Instagramnya, @luhut.pandjaitan, dikutip Selasa (8/7).
Family Office atau kantor keluarga merupakan perusahaan/badan swasta yang bertugas untuk mengatur manajemen investasi dan menangani kekayaan satu keluarga atau individu kaya.
Luhut menjelaskan keluarga kaya di dunia boleh memarkirkan dananya di Indonesia. Dana tersebut tidak akan dikenakan pajak bila disimpan di Indonesia. Namun, pemilik dana harus mau memutar uangnya di Indonesia dengan melakukan investasi di berbagai proyek strategis.
Sebagai contoh, ada keluarga yang ingin menaruh dana sebesar USD 10 juta hingga USD 30 juta di Indonesia. Dana tersebut akan diinvestasikan ke berbagai proyek dan akan dikenakan pajak.
“Misalnya dia taruh duitnya USD 10 atau 30 juta. Dia harus investasi berapa juta dan kemudian harus memakai orang Indonesia untuk kerja di Family Office. Itu yang kita pajakin,” ungkap Luhut.
ADVERTISEMENT
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menjemput CEO SpaceX sekaligus Tesla Inc, Elon Musk di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali pada Minggu (19/5/2024). Foto: Kemenko Marves
Luhut mengatakan populasi crazy rich di Asia akan naik selama lima tahun ke depan. Berdasarkan data dari The Wealth Report, populasi individu super kaya raya di Asia diperkirakan akan tumbuh sebesar 38,3 persen dalam kurun waktu 2023-2028.
Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Uno mengungkapkan, pemerintah akan segera membentuk tim untuk mengkaji pembentukan Family Office di Bali.
Sandiaga mengungkapkan tim yang dibentuk tersebut akan mengkaji terkait potensi hingga regulasinya.
"Ini yang nanti tim yang akan dibentuk Pak Menko (Luhut Binsar Pandjaitan) akan mengkaji dari segi regulasi dan kesiapan kita sehingga bisa kita launching untuk mendapatkan banyak masuknya dana-dana yang dikelola oleh perusahaan keluarga atau Family Office," kata Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (1/7).
ADVERTISEMENT
Sandiaga mengatakan, Family Office sebagai salah satu klaster keuangan akan memberikan kemudahan pelayanan ekonomi bagi keluarga besar untuk menanamkan dananya di Indonesia.
"Tadi dipikirkan mulai dari segi potensi, regulasi, dan akan dibentuk tim khusus untuk mengkaji ini dan diharapkan kita bisa juga menawarkan suatu seperti Singapura, Dubai, Hong Kong ada daya tarik dari pengelolaan dana berbasis keluarga ini di Indonesia," jelas Sandiaga.