Mau Dikelola Pertamina, Pencurian Minyak di Blok Rokan Makin Marak

24 Oktober 2019 19:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamina Lifting Perdana Minyak Mentah Chevron di Blok Rokan. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pertamina Lifting Perdana Minyak Mentah Chevron di Blok Rokan. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut pencurian minyak mentah di Blok Rokan, Riau masih terus terjadi. Blok Rokan merupakan wilayah kerja yang kini dipegang PT Chevron Pacific Indonesia (CPI).
ADVERTISEMENT
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Atok Urrahman mengaku tak tahu pasti mengapa pencurian minyak di sana makin banyak. Dia menduga, para pencuri memanfaatkan momentum kontrak Chevron yang berakhir pada 2021. Setelah itu, pengelolaan Blok Rokan diserahkan ke PT Pertamina (Persero).
"Kita juga heran, ya mungkin masyarakat tidak paham semua usaha hulu migas milik negara kan, mungkin dulu kan milik asing, nah nanti dikelola Pertamina jangan-jangan kenyataan itu," kata Atok di Gedung SKK Migas, Jakarta, Kamis (24/10).
Pertamina Lifting Perdana Minyak Mentah Chevron di Blok Rokan. Foto: Dok. Pertamina
Berdasarkan data yang disampaikan ke SKK Migas, pencurian di Blok Rokan sudah berlangsung sejak 2012 dan tiap tahun cenderung meningkat. Misalnya, pada 2015 ditemukan 30 temuan kasus, lalu berkurang di 2016 menjadi 2 temuan.
ADVERTISEMENT
Lalu 2017, ada temuan 3 kasus. Pada 2018, pencurian semakin meningkat, setidaknya ada 55 kasus. Kemudian, hingga 11 September tahun ini sudah dilaporkan 50 kasus pencurian minyak.
Dia mengungkapkan, makin ke sini, pipa yang terpasang untuk mengambil minyak curian pun makin canggih, seperti dilakukan profesional.
Lebih lanjut, Atok menjelaskan, terowongan illegal tapping ditemukan hampir satu bulan lalu. Saat ini, sudah ditutup oleh pihak aparat keamanan.
"Tapping canggih buat terowongan seperti perang, dalam panjangnya hampir 100 meter baru ada pipa dengan 2,5 inchi. Tapping dilaksanakan itu di Blok Rokan di pipa yang biasa mengalirkan ke titik lifting. Tapi sekarang langsung dihentikan," ungkapnya.
Pencurian ini mempengaruhi lifting minyak Chevron cukup signifikan. Tapi, Atok mengatakan, belum tahu jumlah tepatnya.
Pertamina Lifting Perdana Minyak Mentah Chevron di Blok Rokan. Foto: Dok. Pertamina
Untuk menyelesaikan kasus ini, SKK Migas akan mendorong keterlibatan lebih dalam unsur TNI dalam pengamanan blok migas. Ini sebenarnya sudah dilakukan oleh beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
ADVERTISEMENT
Kata dia, penguatan keamanan merupakan wewenang operasi teritorial. Perjanjian kerja sama sudah ada tiga KKKS Pelaksana teritorial Angkatan Darat itu dengan Medco, Petrochina dan PHE Jambi Merang.
Namun, itu saja dipastikan tidak akan cukup, sebab perlu adanya dukungan dari pemerintah daerah. Koordinasi dengan pemerintah daerah jadi salah satu kunci dalam pencegahan dan pemberantasan pencurian minyak.
"Wilayah operasi itu tanggung jawabnya KKKS. Tapi kalau wilayah kerja kan luas. Itu Pemda dong jangan sampai semua dibebankan ke KKKS. Jadi kalau Blok Chevron sampai 8 ribuan hektare, dipake kan hanya sekian ratus aja, kalau di luar itu Pemda dong. Kalau semua dibebankan ke KKKS ya habis uang cost recovery untuk itu aja," terangnya.
ADVERTISEMENT