Mau Jadi Bank Digital, BRI Agro Bakal Ganti Nama

6 Juni 2021 18:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pegawai Bank Rakyat Indonesia (BRI) Agro menunjukkan aplikasi pinjaman berplatform online 'Pinang". Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
zoom-in-whitePerbesar
Pegawai Bank Rakyat Indonesia (BRI) Agro menunjukkan aplikasi pinjaman berplatform online 'Pinang". Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
ADVERTISEMENT
PT Bank BRI Agroniaga Tbk berencana akan mengganti nama perusahaan. Kabar tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BRI Agro, Kaspar Situmorang.
ADVERTISEMENT
Kaspar menjelaskan, penggantian nama ini dilakukan sejalan dengan niat untuk merambah ke bank digital. Terutama untuk menghindari anggapan sebagai bank yang semata bergerak sebagai penyedia modal perkebunan sawit.
"Secara prinsip kita sebentar lagi akan mengubah namanya, karena memang agro tadi namanya persepsi seakan-akan mau jadi bank sawit didigitalkan, jadi enggak lucu juga," jelas Kaspar dalam acara Indonesia Investment Education, Minggu (6/6).
Kaspar mengaku, perusahaan telah punya sejumlah opsi nama yang lebih pas dengan rencana digitalisasi ke depannya. Kendati begitu, ia belum bisa mengumumkan nama tersebut lantaran masih harus menunggu keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
"Kita sudah punya beberapa opsi nama, nanti karena kita perusahaan publik maka ada jalurnya nanti suatu kesempatan di RUPS berikutnya kita umumkan. Di bulan ini saya rasa nama ini sudah dapat, itu akan kita publish sehingga persepsinya jauh lebih baik lagi bukan bank sawit lagi," sambungnya.
Direktur Utama BRI Agro Kaspar Situmorang. Foto: REUTERS / Ajeng Dinar Ulfiana
BRI Agro Mau Gaet Nasabah Pekerja Lepas
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Kaspar juga memberikan gambaran terkait perubahan target nasabah yang ingin disasar BRI Agro ke depannya. Di mana mereka melihat peluang yang cukup besar di tahun-tahun mendatang, yakni para pekerja lepas.
Jumlah nasabah yang bekerja di sektor informal ini, ia akui mengalami lonjakan yang sangat signifikan. Terlebih lagi setelah merebaknya pandemi COVID-19 yang menyebabkan banyak pekerja formal berubah menjadi pekerja lepas.
"Jadi 2020 banyak pekerja pabrik yang di-lay off tapi tidak masuk pengangguran, mereka banyak menjadi freelancer, masuk ke reseller di e-commerce, penyedia konten, itu bertumbuh tahun lalu sebesar 27 persen, jadi 46,4 juta di tahun 2020 totalnya," pungkasnya.
BRI Agro pun menargetkan mampu menggaet hingga sebanyak 74,8 juta nasabah dengan latar belakang pekerja lepas ini hingga tahun 2025. Di samping itu, juga menggandeng sebanyak-banyaknya perusahaan finansial teknologi untuk menjadi mitra kerja mereka.
ADVERTISEMENT
"Itulah yang menjadi salah satu fokus utama kami dalam 5 tahun ke depan. Ini lah cara meng-capture market yang besar itu, kami bagaimana menjadi house of fintech dan gig economy tadi," sambung Dirut BRI Agro itu.