Mau Tambah Kapasitas 600 MW, PGEO Siapkan Green Bond Jilid II

19 Mei 2023 6:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangkit listrik panas bumi area Kamojang milik Pertamina Geothermal Energy. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit listrik panas bumi area Kamojang milik Pertamina Geothermal Energy. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) memberi sinyal untuk menerbitkan lagi green bond alias obligasi hijau. Aksi korporasi itu bakal ditempuh emiten berkode PGEO buat rencana menambah kapasitas terpasang panas bumi.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan PGE Nelwin Aldriansyah mengungkapkan, langkah tersebut bakal ditempuh anak usaha Pertamina dalam beberapa tahun mendatang.
"Mungkin sekitar USD 500-an juta lagi kita akan menerbitkan another green bond, dalam dua tahun mendatang. Dalam dua tahun mendatang," ujar Nelwin dalam kunjungan kerja ke Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang, Rabu (17/5).
"Kalo yang kemarin itu untuk refinancing, tapi dalam dua tahun mendatang untuk capex," sambungnya.
Capital expenditure alias belanja modal tersebut diperlukan buat rencana menggenjot kapasitas panas bumi terpasang. Perseroan berencana menambah kapasitas saat ini yang sebesar 672 megawatt (MW), hingga tahun 2027 bakal menjadi 1.272 MW atau ada penambahan sebesar 600 MW.
Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Tbk Nelwin Aldriansyah. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Nelwin membeberkan, belanja modal yang diperlukan PGEO untuk target tersebut mencapai USD 1,6 miliar. Ia merinci, sebesar USD 500 juta bakal dipenuhi dari sisa hasil IPO pada Februari 2023.
ADVERTISEMENT
Langkah perusahaan melantai di bursa ini membuahkan dana USD 600 juta. Sebesar USD 100 juta telah digunakan untuk refinancing atau membayarkan utang pada share holder.
"Kemudian sekitar USD 400-500 juta kita danai dari internal cash beberapa tahun ke depan," tuturnya.

Green Bond PGE Jilid I Sebesar USD 400 Juta

Sebelumnya, PGE telah menerbitkan green bond sebesar USD 400 juta. Total dana ini 100 persen digunakan untuk refinancing.
Pada 2021, perseroan diketahui menerbitkan bridge loan dengan total nilai USD 800 juta. Nelwin menjelaskan, utang tersebut secara bertahap telah dibayarkan.
Hingga Desember 2022, saldo PGE tercatat USD 600 juta. Perusahaan kemudian membayar sebesar USD 200 juta pada Maret 2023. "Jadi dari USD 600 juta di Desember, per Maret saldonya tinggal USD 400 juta. Inilah yang kita refinance terbitkan jadi green bond April kemarin," jelasnya.
Pembangkit listrik panas bumi area Kamojang milik Pertamina Geothermal Energy. Foto: Muhammad Darisman/kumparan

PGE Diminta Mandiri untuk Pendanaan Proyek

Dalam kunjungan kerjanya ke PLTP Kamojang itu, Nelwin juga menyampaikan PGE diminta untuk mendanai secara mandiri proyek-proyek yang digarap.
ADVERTISEMENT
Permintaan ini sudah disampaikan sejak tahun 2021. Restrukturisasi pun ditempuh setelah mendapat arahan tersebut.
Setelah mendapatkan pendanaan perbankan lewat bridge loan sebesar USD 800 juta pada 2021, langkah untuk masuk ke pasar modal juga membuat PGE meraup USD 600 juta. Selanjutnya, penerbitan green bond dengan total USD 400 juta.
"Jadi boleh dibilang secara kumulatif dalam dua tahun terakhir kita sudah raise USD 1,8 miliar dari perbankan dan pasar modal. Ini menunjukkan kemampuan keuangan PGE yang sangat baik," pungkasnya.