Maybank Indonesia Cetak Laba Rp 548 Miliar di Kuartal II 2024, Naik 6,2 Persen

30 Juli 2024 19:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Maybank. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Maybank. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (Maybank Indonesia) mencatatkan Laba Sebelum Pajak (PBT) sebesar Rp 548 miliar pada kuartal kedua 2024. Nilai tersebut naik sebesar 6,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Steffano Ridwan, mengatakan bahwa hal ini didukung oleh kinerja bisnis yang membaik seiring dengan pertumbuhan kredit dan pencadangan yang lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.
"PBT untuk semester pertama 2024 sebesar Rp 283 miliar. Pencapaian kinerja tersebut menunjukkan profitabilitas Bank yang kembali meningkat setelah dilakukan pencadangan yang bersifat pre-emptive secara signifikan pada kuartal pertama 2024," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (30/7).
Pada semester pertama 2024, perseroan juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 11,9 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 123,03 triliun.
Sementara itu, kredit Global Banking mencatatkan pertumbuhan sebesar 12,6 persen menjadi Rp 45,64 triliun, naik dari Rp 40,55 triliun sama tahun lalu.
"Kredit segmen Large Local Corporate (LLC) Global Banking tumbuh 17,0 persen, adapun kontribusinya dari pembiayaan untuk large local corporations sehubungan dengan upaya Bank dalam memperluas peluang kerja sama lintas jaringan bisnis Maybank, serta memperkuat kolaborasi One Maybank go-to-maket pada kuartal kedua tahun 2024," kata Steffano.
ADVERTISEMENT
Adapun kredit untuk segmen grup Financial Institutions (FIG) naik 59,1 persen menjadi Rp15,68 triliun didorong pembiayaan jangka menengah.
Permintaan pasar domestik terhadap barang dan jasa turut mendorong pertumbuhan kredit yang kuat pada segmen ritel dan non-ritel pada Community Financial Services (CFS) Ritel dan Non-ritel dengan pertumbuhan sebesar 11,5% di seluruh segmennya.
Portofolio kredit Non-ritel Community Financial Services (CFS) tumbuh 19,8% menjadi Rp33,46 triliun dari Rp27,93 triliun pada periode yang sama tahun lalu, didukung pertumbuhan pada segmen Business Banking sebesar 25,1%, diikuti kredit untuk sektor UKM (SME) yang tumbuh 17,0 persen dan kredit untuk mendukung sektor UMKM ritel (RSME) yang meningkat sebesar 16,7 persen.
Ilustrasi Maybank. Foto: Dok. Lifepal
Demikian juga, kredit CFS Ritel juga tumbuh 5,9 persen didukung pembiayaan ritel otomotif Anak Perusahaan yang menyumbang pertumbuhan sebesar 6,7 persen dan bisnis kartu kredit dan KTA yang tumbuh 17,5 persen.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, perseroan juga mencatat pertumbuhan aset konsolidasi sebesar 14,2 persen menjadi Rp189,16 triliun dari Rp 165,62 triliun pada periode yang sama tahun lalu, didukung utamanya oleh pertumbuhan kredit.
Simpanan nasabah tumbuh 4,7 persen menjadi Rp115,58 triliun dari Rp110,38 triliun pada periode yang sama. tahun lalu. Selaras dengan strategi Bank untuk meningkatkan dana murah, CASA meningkat sebesar 10,6 persen, didukung simpanan Giro yang tumbuh 15,5 persen dan Tabungan yang naik 3,5 persen.
Kemudian, Deposito Berjangka menurun sebesar 0,8 persen dan sebesar 4,7 persen secara kuartal ke kuartal sejalan dengan strategi pendanaan Bank. Rasio CASA tumbuh menjadi 51,3 persen dari 48,6 persen.
Pendapatan Bunga/Interest Income pada semester pertama 2024 meningkat sebesar 9,9 persen. Hal ini didukung pendapatan yang lebih baik dari komposisi aset produktif serta upaya berkelanjutan untuk mengurangi dana mahal dan kredit dengan yield yang rendah.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, biaya dana tetap tinggi oleh karena tren perubahan suku bunga yang berdampak pada Pendapatan Bunga Bersih (Nil) Bank yang menurun sebesar 2,6 persen. Sedangkan NIM terkontraksi 62bps menjadi 4,4 persen pada semester pertama 2024.
Apabila ditinjau kuartal ke kuartal, NII tercatat naik 0,4 persen, sehubungan dengan upaya mengoptimalkan pendanaan.
Pendapatan berbasis biaya/Fee-based income pada semester pertama 2024 dibukukan sebesar Rp820 miliar dari Rp 1,09 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
"Hal ini disebabkan oleh kinerja Global Market (GM) yang terdampak oleh pelemahan nilai tukar rupiah dan perubahan tren suku bunga global dan domestik," ujar Steffano.
Namun demikian, pendapatan fee-based wealth management mencatat pertumbuhan sebesar 5,8 persen yang terdiri dari pendapatan fee Bancassurance sebesar 8,4 persen dan investasi sebesar 3,5 persen.
ADVERTISEMENT
"Bank tetap berinvestasi secara signifikan dalam meningkatkan kapabilitas Ti termasuk merealisasikan. Inisiatif-inisiatif M25 untuk mendorong digitalisasi dan modernisasi perangkat teknologi. Dengan demikian, biaya overhead tercatat meningkat sebesar 6,4 persen," kata Steffano.
Rasio Non-Performing Loan (NPL) membaik menjadi 2,7 persen (gross) dan 1,7 persen (net) dari 3,3 persen (gross) dan 2,2 persen (net). Saldo NPL menurun sebesar 10,7 persen dan rasio Loan at Risk (LAR) membaik menjadi 9,0 persen dari 11,5 persen.
Pada Juni 2024, Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank saja pada level 90,8 persen dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) Bank saja pada level sehat sebesar 169,6 persen, jauh di atas ketentuan regulator.
Rasio Kecukupan Modal (CAR) tetap kuat pada level 23,5 persen dan Common Equity Tier 1 (CET 1) sebesar 22,3 persen pada Juni 2024.
ADVERTISEMENT