Maybank Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,64 Triliun di 2021, Naik 29,9 Persen

20 Februari 2022 17:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Maybank. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Maybank. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank Maybank Indonesia, Tbk (Maybank Indonesia) mengumumkan pencapaian Laba Bersih Setelah Pajak dan Kepentingan Non Pengendali (PATAMI) Konsolidasian tahun 2021 sebesar Rp 1,64 triliun, naik 29,9 persen dari Rp 1,27 triliun pada tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Kinerja tersebut didukung oleh biaya provisi yang rendah, efisiensi biaya bunga dan biaya overhead, serta kinerja positif Unit Usaha Syariah (UUS), bertepatan dengan momentum perekonomian yang mulai berangsur pulih di tengah masih terjadinya pandemi COVID-19.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, mengatakan Maybank Indonesia dapat menjalankan bisnis dengan berpedoman pada prinsip prudent banking di tengah situasi yang penuh dengan ketidakpastian
“Di saat yang sama, kami akan terus mengoptimalkan akuisisi di seluruh lini bisnis, melalui peningkatan produktivitas serta kolaborasi di berbagai layanan perbankan yang mampu memberi nilai tambah bagi nasabah, selaras dengan misi kami, Humanising Financial Services,” ujarnya melalui keterangan resmi, Minggu (20/2).
Maybank Indonesia mencatat Net Interest Income (NII) atau Pendapatan Bunga Bersih turun 2,0 persen menjadi Rp 7,12 triliun per Desember 2021. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan kredit yang lebih rendah dan tren yield kredit (loan yield) yang menurun.
ADVERTISEMENT
Namun, Net Interest Margin (NIM) atau Marjin Bunga Bersih naik sebesar 14 basis poin menjadi 4,7 persen di Desember 2021, sehubungan dengan perbaikan biaya dana (cost of funds) dan pertumbuhan CASA sebesar 18,5 persen menjadi Rp54,26 triliun pada Desember 2021.
Sementara fee-based income turun 12,1 persen menjadi Rp 2,09 triliun pada Desember 2021 terutama disebabkan oleh menurunnya pendapatan fee transaksi global market.
Maybank Indonesia juga mempertahankan momentum pertumbuhan dengan memperkuat basis pendapatan ritel, seperti Bancassurance tumbuh 26,9 persen menjadi Rp 201 miliar pada Desember 2021.
Sejak 2020, Maybank Indonesia mengambil langkah konservatif, dan secara proaktif mencadangkan provisi pada portofolio di seluruh segmen bisnis. Bank terus mendampingi debitur yang masih menghadapi tantangan dengan menerapkan program restrukturisasi kredit untuk tetap menjaga kualitas aset bank.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria (kiri), dan Sekjen PB PASI, Tigor M Tanjung. Foto: Aditia Nugraha/kumparan
Upaya proaktif bank dengan mencadangkan provisi dan dampak positif dari penerapan program restrukturisasi tersebut, telah berkontribusi kepada penurunan biaya provisi sebesar 25,8 persen menjadi Rp 1,54 triliun.
ADVERTISEMENT
Maybank Indonesia juga mencatat rasio Non-Performing Loan (NPL) Konsolidasian menjadi 3,7 persen (gross) dan 2,6 persen (net) pada Desember 2021. Selain itu, rasio CASA Bank meningkat menjadi 47,2 persen dari total simpanan nasabah pada Desember 2021.
Sementara itu, rasio Loan at Risk (LAR bank saja) membaik ke level 18 persen pada Desember 2021. Perbaikan tingkat LAR didukung oleh kualitas kredit yang kembali menjadi lancar. Adapun biaya overhead juga turun sebesar 4,2 persen menjadi Rp 5,47 triliun pada Desember 2021.
Dengan pencapaian tersebut, maka posisi likuiditas bank tetap kuat dengan rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit Ratio (LDR bank saja) berada di posisi yang sehat, pada level 76,3 persen.
Sementara, Rasio Kewajiban Pemenuhan Kecukupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio (LCR bank saja), tercatat sebesar 183,2 persen pada Desember 2021, dan berada di atas tingkat minimum yang diwajibkan regulator yakni sebesar 100 persen.
ADVERTISEMENT