Maybank Revisi Pertumbuhan Kredit, Akhir Tahun Jadi 2 hingga 5 Persen

24 September 2020 19:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maybank Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Maybank Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
PT Bank Maybank Indonesia Tbk merevisi rencana bisnis bank (RBB) hingga akhir tahun. Salah satunya pertumbuhan kredit hingga akhir tahun menjadi 2 hingga 5 persen, lebih rendah dari target awal yang sekitar 9 persen.
ADVERTISEMENT
Direktur Finance, Financial Planning, Performance Management, dan Procurement & Premises Maybank Indonesia Thila Nadason mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan kredit bersifat dinamis, tergantung kebijakan pemerintah seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Target RBB Semester I 2020 ini peningkatan loan itu 2 persen. Dan kelihatannya di Semester II trennya sama. Jadi secara total kami proyeksi RBB ini kisaran loan yang kami harap growth 2-5 persen," kata dia dalam public expose Maybank secara virtual, Kamis (24/9).
Proyeksi pertumbuhan kredit akhir tahun ini juga akan berpengaruh pada target pengumpulan dana pihak ketiga dan non performing loan (NPL) di bawah realisasi Semester I 2020. Hingga akhir Juni 2020, tingkat non-performing loan (NPL) bank sebesar 5,0 persen (gross) dan 2,9 persen (net) atau lebih tinggi dibandingkan dengan 3,1 persen (gross) dan 1,7 persen (net) pada Juni 2019.
ADVERTISEMENT
Gedung Maybank bergaya kolonial di Surabaya Foto: Shutter Stock
Hal ini, kata dia, disebabkan menurunnya saldo kredit pada Juni 2020 dan penerapan standar akuntansi baru PSAK 71 atau IFRS 9 secara penuh efektif mulai Januari 2020, serta dampak situasi pandemi yang mempengaruhi beberapa nasabah. Bank terus menempuh langkah proaktif untuk membantu nasabah menghadapi tantangan dan fokus pada restrukturisasi kredit untuk menjaga kualitas aset.
Posisi modal bank tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar 22,1 persen pada Juni 2020 dibandingkan dengan 19,1 persen pada periode yang sama tahun lalu dan total modal Rp 26,4 triliun pada Juni 2020 dibandingkan Rp 26,2 triliun pada Juni 2019.
"Untuk akhir tahun, kami harap seiring dengan peningkatan kredit, akan tetap berfokus pendanaan peningkatan DPK dan tabungan karena DPK dapat dukung likuiditas bank. Untuk pertumbuhan DPK akan mendukung pertumbuhan giro dan tabungan. Kami akan beriringan dengan ekspansi kredit di semester II," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Sedangkan rencana bond, Thila mengatakan kemungkinan tidak akan menerbitkannya hingga akhir tahun. Sebab bank sudah berhasil penghimpunan dana lewat penerbitan sertifikat deposito (negotiable certificate of deposit) Rp 800 miliar di semester I ini.