Mayora Gaet IT Del Milik Luhut, Ubah Eceng Gondok Danau Toba Jadi Pupuk Organik

10 Juli 2022 19:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kemenko Marves Dukung Kerjasama PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan IT Del untuk Pemanfaatan Eceng Gondok di DPSP Danau Toba. Foto: MYOR
zoom-in-whitePerbesar
Kemenko Marves Dukung Kerjasama PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan IT Del untuk Pemanfaatan Eceng Gondok di DPSP Danau Toba. Foto: MYOR
ADVERTISEMENT
PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menggandeng Institut Teknologi Del (IT Del) untuk mengubah eceng gondok menjadi pupuk organik di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba. Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mendukung rencana ini.
ADVERTISEMENT
IT Del merupakan sekolah yang didirikan di bawah Yayasan Del. Pendirinya adalah Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama istrinya Devi Pandjaitan.
Kerja sama meliputi pembangunan fasilitas pengolahan eceng gondok menjadi pupuk cair dan pupuk padat. Usaha pengolahan ini akan membawa dampak positif dalam mengurangi populasi eceng gondok di Danau Toba. Penandatanganan secara simbolis berlangsung di Mayora Group Headquarters, Jakarta, Jumat (8/7).
Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan, Kosmas Harefa, terus berupaya menjadikan DPSP Danau Toba sebagai destinasi yang berkualitas dan berkelanjutan. Eceng gondok yang mengotori danau, diubah menjadi produk pupuk yang dapat memenuhi kebutuhan para petani di daerah Toba.
Kosmas berkata, keberadaan eceng gondok selama ini menjadi kekhawatiran berbagai pihak mengingat pertumbuhannya terbilang sangat pesat terlihat dari populasinya yang awalnya 100 m2 menjadi 200 m2 hanya dalam waktu tujuh hari.
Foto aerial kawasan wisata Simalem di Silahisabungan, Dairi, Sumatera Utara. Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
"Kami berharap program ini dapat meningkatkan estetika danau sekaligus memberikan nilai tambah berupa pupuk organik kepada masyarakat," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (10/7).
ADVERTISEMENT
Eceng gondok mengandung unsur-unsur hara seperti Nitrogen, Phosphor dan Potassium masing-masing sebesar 2,34 persen, 0,24 persen dan 1,95 persen, serta asam humat yang menghasilkan senyawa fitohara yang mampu mempercepat pertumbuhan akar tanaman, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
Kosmas memaparkan, kebutuhan pupuk masyarakat per satu musim tanam adalah 39.000 ton, sementara suplai pupuk yang tersedia hanya 10.000 ton. Selain itu, terdapat disparitas harga pupuk kimia bersubsidi dengan nonsubsidi. Kerja sama ini dapat memberikan pupuk organik dengan harga kompetitif bagi petani.
Lanjut dia, pengolahan eceng gondok akan dibangun di Kampus IT Del dalam dua tahap, yaitu pabrik pengolahan eceng gondok menjadi pupuk padat dan cair. Proses pengambilan eceng gondok akan dilakukan via kapal harvester milik Balai Wilayah Sungai Sumatera II.
ADVERTISEMENT
"Selanjutnya, eceng gondok akan dikumpulkan di tempat penampungan sementara dan akan dibawa ke tempat pengolahan," katanya.
Sementara itu, Direktur PT Mayora Indah Tbk Johan Muliawan mengatakan pihaknya akan membangun fasilitas pengolahan pupuk di dalam Kampus IT Del dengan luas lahan sekitar 1.000 m², meliputi area pengolahan, penampungan, serta area transportasi.
“Pembangunan pabrik akan dibagi dalam dua tahap, yaitu pabrik pengolahan eceng gondok menjadi pupuk padat dan pabrik pengolahan eceng gondok menjadi pupuk cair. Semua proses produksi ini akan dilakukan di area dan di bawah pengawasan IT Del,” jelas Johan.
Kemenko Marves Dukung Kerjasama PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan IT Del untuk Pemanfaatan Eceng Gondok di DPSP Danau Toba. Foto: MYOR
Proses pengolahan ini akan dimulai dengan pengambilan eceng gondok yang dilakukan via kapal harvester milik Balai Wilayah Sungai Sumatera II. Selanjutnya, eceng gondok akan dikumpulkan di tempat penampungan sementara dan akan dibawa ke tempat pengolahan.
ADVERTISEMENT
Adapun pengolahan eceng gondok menjadi pupuk padat menggunakan 40 komposter menara dengan volume olah 500 kg/ komposter dengan lama waktu pengomposan 20 hari. Sedangkan pengolahan pupuk cair menggunakan alat dari pengembangan prototipe digester pengolahan pupuk cair yang sebelumnya digunakan sebagai alat penelitian di Institut Teknologi Del.
Peralatan tersebut terdiri dari tangki umpan berkapasitas 2 ton, 2 bioreaktor berkapasitas 2 ton, pemekat graviti, tangki pencampur berkapasitas 500 kg dan tangki penyimpanan berkapasitas 2 ton.
“Kebutuhan eceng gondok untuk diolah menjadi pupuk padat dan pupuk cair yaitu 1,1 ton per hari, untuk menghasilkan pupuk padat sebanyak 1 ton per hari serta pupuk cair sekitar 20-25 liter per harinya,” ucap Rektor IT Del, Arnaldo Marulitua Sinaga.
ADVERTISEMENT