Medco Energi Akan Tambah Investasi di Hulu Gas

23 September 2022 19:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang menunjuk logo Medco Energi. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang menunjuk logo Medco Energi. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
PT Medco Energi Internasional Tbk, berkomitmen untuk menggencarkan investasi di proyek hulu gas seiring upaya transisi energi dari bahan bakar berbasis fosil menjadi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dalam proses transisi energi, peran gas untuk memastikan ketahanan energi nasional sangat penting seiring pemanfaatan EBT yang masih belum andal. Mengingat, emisi karbon yang dikeluarkan gas pun lebih rendah dari minyak.
Direktur Utama Medco Energi, Hilmi Panigoro, menjelaskan pertumbuhan cadangan minyak akan lebih rendah dari gas pada tahun 2050. Selain itu, tekanan dari transisi energi membuat belanja modal (capital expenditure/capex) para raksasa migas untuk eksplorasi minyak akan turun pula.
Sementara itu, kata Hilmi, permintaan terhadap minyak akan tetap besar, tidak terkecuali di Indonesia. Dengan begitu, dia berkomitmen menjajaki investasi lebih besar untuk eksplorasi di hulu migas.
"Perusahaan seperti Medco ya saya tidak ada pilihan, kita mesti kontinyu untuk invest di oil and gas untuk menambah produksi nambah cadangan. Indonesia dan Asia ini masih membutuhkan cadangan dan produksi baru," katanya saat ditemui di JCC Senayan, Jumat (23/9).
ADVERTISEMENT
Dia melanjutkan, pihaknya masih fokus mempertahankan level produksi. Salah satunya dari proyek gas Blok Corridor, di mana Medco baru akuisisi seluruh aset ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd. (CIHL). Hilmi menyebut sedang mereview untuk menentukan potensi cadangan gas di blok tersebut.
Hilmi menambahkan, selama 40 tahun terakhir Medco telah berhasil melakukan berbagai eksplorasi dan mendapatkan cadangan baru. Dia meyakini jika blok-blok yang dikelola Medco masih memiliki banyak potensi.
Dia memaparkan, hingga saat ini 75 persen produksi Medco datang dari gas, kurang lebih sekitar 120.000 barel minyak ekuivalen per hari. Sementara sisanya adalah minyak, hanya berkisar 40.000 barel per hari.
Ilustrasi gas alam di Indonesia. Foto: Mr.PK/Shutterstock
"Minyak masih tetap diperlukan jadi kita tetap cari sumber di minyak, tapi ya menurut saya hari ini yang remaining cadangan di Indonesia lebih banyak gas dibandingkan minyak," ungkap Hilmi.
ADVERTISEMENT
Adapun Hilmi belum bisa membeberkan akan mengakuisisi atau berinvestasi di proyek gas apa saja, menyusul akuisisi Blok Corridor. Namun, menurut dia, Medco akan mempertimbangkan seluruh potensi dan peluang.
"Kita selalu lihat peluang itu (akuisisi blok gas). Jadi kalau tumbuh dua macam, ada organik dengan eksplorasi bisa secara akuisisi, dua-duanya kita lihat," ujar dia.
Sementara itu, dia juga belum bisa memastikan akan mengikuti Lelang Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi (WK Migas) di tahun 2022. Hal tersebut lantaran pihaknya harus mempertimbangkan faktor geologis dan fiscal terms.
"Buat perusahaan seperti kita kuncinya adalah commerciality, feasibility, keekonomian dari proyek tersebut. Kalau memang kombinasi antara risiko dan keekonomiannya menarik, ya kita pasti akan masuk," pungkasnya.
ADVERTISEMENT