Melihat dari Dekat Produksi Pengolahan Susu Ikan di Indramayu dan Bekasi

19 September 2024 11:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja menunjukkan produk makanan dari ekstrak protein ikan atau Hidrolisat Protein Ikan (HPI) di PT Berikan Bahari Indonesia di Kandanghaur, Indramayu Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menunjukkan produk makanan dari ekstrak protein ikan atau Hidrolisat Protein Ikan (HPI) di PT Berikan Bahari Indonesia di Kandanghaur, Indramayu Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gagasan susu ikan mencuat setelah pemerintah menyebutkan kebutuhan susu sapi dalam program makan bergizi gratis (MBG) bisa digantikan oleh susu ikan, yang istilahnya masih awam di telinga masyarakat.
ADVERTISEMENT
kumparan berkesempatan mengunjungi pabrik pengolahan susu ikan terintegrasi dari hulu ke hilir yang didirikan Berikan Protein Initiative.
Berdsarkan penelusuran kumparan, Berikan Protein Initiative adalah sebuah organisasi non-profit berbasis inovasi dan teknologi hulu-hilir yang bergerak di bidang pengentasan malnutrisi multidimensi untuk mewujudkan kemandirian pangan dan gizi di Indonesia.
Pabrik hulu berada di Indramayu yang dikelola PT Berikan Bahari Indonesia, memproduksi Hidrolisat Protein Ikan (HPI) yang salah satunya menjadi bahan baku susu ikan.
Pekerja menyelesaikan produksi ekstrak protein ikan atau Hidrolisat Protein Ikan (HPI) di PT Berikan Bahari Indonesia di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
HPI yang diolah pabrik tersebut berasal dari ikan petek, yaitu termasuk jenis ikan dengan nilai ekonomi rendah karena kandungan daging ikan yang tidak setebal ikan lain yang laku di pasaran.
Tahap pertama produksi HPI di pabrik tersebut dimulai dengan proses pengumpulan ikan petek dari nelayan setempat, kemudian dipisahkan dan ditimbang. Selanjutnya, ikan digiling sekaligus dipisahkan antara daging dan jeroannya.
ADVERTISEMENT
Daging ikan yang sudah digiling kemudian dimasukkan ke conveyor belt, untuk memasuki tahap hidrolisis. Ikan pertama didiginkan di tanki pendingin, lalu tanki ultra filtrasi, dan terakhir menuju tanki mixer dan dikeringkan dalam feed tank spray dryer.
Bubuk atau powder HPI kemudian dikeluarkan dari mesin vacuum cyclone. Di sana bubuk HPI diayak dan dicek kembali kualitasnya, sebelum akhirnya siap dikemas. Saat ini pabrik tersebut memproduksi 30 ton HPI per bulannya.
Founder Berikan Bahari Indonesia, Yogie Arry, di pabrik pengolahan susu ikan di Indramayu, Rabu (18/9/2024). Foto: Fariza/kumparan
Founder Berikan Bahari Indonesia, Yogie Arry, membeberkan teknologi hidrolisat protein sudah berkembang lama di dunia, namun baru Indonesia yang mengolah protein ikan menjadi susu bubuk dalam skala industri.
Yogi memaparkan proses produksi susu ikan di pabriknya yakni kuncinya melalui enzimatis alias memutus rantai protein menjadi rantai yang lebih pendek atau peptida, sehingga disebut sebagai hidrolisat.
ADVERTISEMENT
"Setelah itu dia jadi liquid ini juga bisa langsung digunakan sebenarnya dikonsumsi, tapi juga ada yang kita larikan dalam bentuk powder sehingga hasil finish produknya menjadi bahan dasar untuk pembuatan susu ikan," jelasnya saat konferensi pers di Pabrik Pengolahan Susu Ikan di Indramayu, Rabu (18/9).
Pekerja menunjukkan produk makanan dari ekstrak protein ikan atau Hidrolisat Protein Ikan (HPI) di PT Berikan Bahari Indonesia di Kandanghaur, Indramayu Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
Pengolahan HPI menjadi Susu Ikan
Proses selanjutnya yakni mengolah HPI menjadi susu ikan dilakukan di pabrik Berikan Protein di Bekasi, Jawa Barat. Chief RnD dan Quality Control Berikan Protein, Iwa Sudarmawan, menjelaskan pabrik tersebut memproduksi produk turunan HPI berupa makanan dan minuman.
Susu ikan merek Surikan pada dasarnya sudah diproduksi dan dipasarkan sejak Agustus 2023 lalu. Berdasarkan penelusuran kumparan di salah satu platform jual beli online, Kamis (19/9), harga satu kotak 350 gram Surikan baik itu rasa coklat maupun stroberi dibanderol Rp 126.000.
ADVERTISEMENT
"Saat ini kita memproduksi ada Surikan yang saat ini sedang viral, susu ikan, sebenarnya itu adalah protein free. Kemudian yang keduanya, kita memproduksi cookies yang tinggi protein, kemudian juga ada bumbu yang menggunakan HPI sebagai bahan baku utama supaya dia tinggi proteinnya," jelasnya.
Iwa memaparkan proses pengolahan di pabrik tersebut relatif sederhana, yakni hanya metode dry mixing atau proses pencampuran HPI itu dengan beberapa komponen atau bahan pangan lain sehingga menjadi produk-produk turunan.
Pekerja menyelesaikan produksi ekstrak protein ikan atau Hidrolisat Protein Ikan (HPI) di PT Berikan Bahari Indonesia di Kandanghaur, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (18/9/2024). Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
Setelah proses dry mixer, susu bubuk ikan kemudian langsung masuk tahap pengemasan yang dilakukan manual oleh para pekerja. Pasalnya, kapasitas pabrik masih kecil sehingga belum ada mesin pengemasan.
"Kapasitas produksi kita mengikuti kapasitas yang ada di Indramayu. Saat ini di Indramayu itu kan untuk HPI-nya itu sekitar 30 ton. Nah itu kalau dikonversi semua menjadi susu ikan, itu sekitar jadi 70 ton," ungkap Iwa.
ADVERTISEMENT
Iwa menjelaskan campuran bahan apa saja yang terkandung dalam susu ikan, yakni 40 persen HPI, non dairy creamer, perisa coklat atau stroberi, dan gula. Dia memastikan kandungan gula susu ikan di bawah rata-rata susu kemasan di pasaran, yakni hanya 8 gram per kemasan.
"Dalam kemasan itu yang paling utama HPI, maka yang keduanya itu misalnya di situ ada non-diary creamer, ada gula, misalnya. Itu adalah menunjukkan komposisinya, urutannya dari terbesar sampai terkecil. Itu sesuai dengan peraturan BPOM," jelasnya.
Adapun kandungan nilai gizi Surikan varian stroberi per satu sajian (35 gram/3 sendok makan) yakni protein sebesar 5 gram, karbohidrat 20 gram, lemak 3 gram, dan gula total 4,7 gram. Kemudian, kandungan kalsium 28 persen, DHA 33 miligram, EPA 9 miligram, Omega 3 49 miligram, dan Omega 6 5 miligram, serta asam amino 4.170 miligram.
ADVERTISEMENT
Saat ini, lanjut Iwa, produk Surikan masih bersertifikasi Pelaku Usaha dan Industri Rumah Tangga (PIRT). Pihaknya tengah mengajukan sertifikasi BPOM sejak 3 bulan yang lalu.
"Untuk perizinan BPOM, memang saat ini statusnya masih PIRT, karena kita memang sebelumnya belum terlalu banyak untuk penjualannya, tapi sejak dari 3 bulan yang lalu, kita sudah masuk proses ke BPOM," pungkasnya.