Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Melihat Geliat Jual-Beli Emas, dari Cikini Gold Center hingga Pasar Minggu
13 Mei 2025 18:13 WIB
·
waktu baca 5 menit
ADVERTISEMENT
Begitu pintu Cikini Gold Center terbuka, suasana khas pusat emas langsung menyergap. Deretan pedagang berdiri di sisi lorong sempit menawarkan berbagai jenis perhiasan.
ADVERTISEMENT
“Cari cincin tunangan, Mbak?” “Diskon cincin kawin, model baru semua!” Suara mereka bersahut-sahutan. Di dalam gedung Cikini Gold Center itu, toko-toko berjajar rapat memamerkan etalase penuh gemerlap emas. Lantai satu lebih padat dan riuh, sementara lantai dua sedikit lebih tenang tapi tetap ramai dikunjungi.
Beberapa pekan terakhir, pusat perdagangan emas legendaris di Cikini, Jakarta Pusat, ini kembali ramai. Salah satu alasannya adalah turunnya harga emas. Banyak pembeli memanfaatkan momen ini untuk membeli, baik untuk kebutuhan pribadi maupun investasi.
Toko Alam Permata adalah salah satu spesialis cincin tunangan custom. Pegawai di toko ini mengaku belakangan tokonya kebanjiran permintaan dari pasangan muda.
“Harga emas emang mulai turun, jadi banyak yang buru-buru beli. Apalagi untuk cincin lamaran, mereka ingin desain sendiri, ukir nama, bahkan pilih warna emas yang beda dari biasanya,” kata pegawai tersebut kepada kumparan, Selasa (13/5).
ADVERTISEMENT
Menurut dia, cincin tunangan kini tak lagi sekadar simbol ikatan, tapi juga bagian dari gaya personal. Pasangan datang membawa referensi desain dari media sosial, dan ingin detail yang sesuai dengan kepribadian mereka.
“Saya bantu pilihkan yang cocok dengan karakter mereka dan tentu sesuai budget,” ujarnya.
Tak jauh dari sana, Toko Kenanga Jewelry menawarkan perhiasan kekinian dan logam mulia ukuran kecil. Pembeli berdatangan tak hanya untuk membeli gelang atau kalung, tapi juga emas batangan 1 hingga 5 gram.
“Kalau emas turun, pembelian logam mulia bisa naik dua kali lipat. Banyak pembeli baru, yang biasanya takut beli karena mahal, sekarang mulai coba-coba,” ujar pegawai Kenanga Jewelry.
Menurut dia gaya berbelanja kini berubah, orang ingin emas yang bisa dipakai sekaligus mudah dijual kembali. “Makanya kami fokus ke perhiasan ringan yang cocok buat dipakai harian, tapi nilainya tetap bagus untuk investasi,” katanya.
ADVERTISEMENT
Toko Kenanga juga aktif di media sosial, menampilkan koleksi emas bergaya modern: anting kecil, kalung berinisial, dan gelang rantai simpel.
Di tengah hiruk pikuk itu, sepasang kekasih terlihat berpindah-pindah toko. Mereka datang ke Cikini Gold Center untuk mencari cincin tunangan sekaligus membeli emas batangan.
“Kita mau lamaran bulan depan. Sekalian aja beli emas batangan buat simpanan masa depan. Sambil menyelam, minum air,” ujar Farhan sambil tersenyum.
Menurut Farhan, belanja emas langsung di Cikini Gold Center memberikan pengalaman berbeda dari beli online. “Bisa langsung lihat, pegang, dan tanya-tanya. Rasanya lebih aman,” ungkapnya.
Berburu Emas di Toko Emas Pasar Minggu
Di tengah kepungan kios-kios kecil, Toko Emas Sinanjung Jaya menjadi salah satu yang ramai disambangi. Di dalamnya, Hendra sibuk melayani pelanggan yang ingin memastikan emas batangan 1 gram tak keburu habis.
ADVERTISEMENT
“Sekarang banyak yang cari logam mulia, apalagi ukuran kecil kayak 1 gram, 2 gram. Itu cepet banget habis,” ujarnya kepada kumparan sambil memindahkan satu baki kecil berisi cincin emas ke etalase, Selasa (13/5).
Lonjakan minat ini bukan tanpa alasan. Dalam beberapa pekan terakhir, harga emas sempat terkoreksi tipis setelah sempat naik drastis. Momentum inilah yang dimanfaatkan masyarakat, terutama mereka yang rutin menabung emas setiap bulan.
“Soalnya harga sempat turun dikit, jadi banyak yang buru-buru beli buat investasi,” kata Hendra.
Sementara itu, jumlah pelanggan yang menjual kembali emasnya tak sebanyak yang datang membeli. Tren belanja emas, nyatanya, lebih kuat dari tren melepas.
Namun, memburu emas batangan bukan perkara mudah. Terutama merek Antam, yang belakangan ini lebih sering kosong, bahkan di kantor pusat sekalipun. Tak heran bila banyak pembeli akhirnya beralih ke produk serupa seperti UBS, atau malah ke perhiasan emas.
ADVERTISEMENT
“Makanya banyak pelanggan sekarang oke-oke aja beli UBS atau beli perhiasan sekalian,” kata Hendra.
Perhiasan, yang dulu lebih dipandang sebagai aksesori, kini punya tempat baru dalam dunia investasi. Tidak hanya sebagai bentuk cadangan nilai, tapi juga penunjang penampilan. Dan tentu saja, tren pun ikut berubah. Jika dulu perhiasan emas identik dengan desain besar dan ukiran rumit, kini justru gaya minimalis ala Korea menjadi favorit, terutama di kalangan anak muda.
“Yang simple-simple, nggak terlalu ramai. Misalnya gelang tipis, cincin polos, atau anting kecil. Bisa dipakai tiap hari dan tetap kelihatan elegan,” kata Hendra.
Hal senada diungkapkan Devi, pegawai di Toko Emas Surya Indah tak jauh dari lokasi yang sama. Ia menyebut pembeli emas belakangan ini justru semakin banyak, bukan hanya karena harga, tapi karena kebiasaan menabung yang mulai bergeser ke emas.
ADVERTISEMENT
“Banyak yang bilang mumpung harga lagi lumayan turun, jadi mereka nyetok. Apalagi yang biasa nabung emas tiap bulan, makin semangat,” tuturnya.
Perhiasan pun ikut naik pamor. Model-model ringan dengan nuansa modern, seperti cincin dan liontin kecil, mendominasi etalase. Jika dulu perhiasan emas sering diasosiasikan dengan acara besar seperti pernikahan, kini orang membeli karena bisa dipakai harian sekaligus disimpan sebagai aset.
“Kalau buat hadiah juga banyak yang suka model simpel begitu,” ujar Devi.
Dari sisi harga, perhiasan di Pasar Minggu masih cukup terjangkau. Perhiasan kecil dibanderol mulai dari Rp 900 ribuan, sementara kalung atau gelang yang lebih berat bisa mencapai Rp 5 juta. Untuk set lengkap, harganya bisa belasan juta, tergantung model dan berat. Bahkan beberapa toko menawarkan jasa custom order untuk keperluan khusus, seperti mahar atau seserahan pernikahan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan situs Logam Mulia, harga emas Antam hari ini terpantau turun menjadi Rp 1.884.000 per gram. Angka ini turun Rp 21.000 dari harga pada hari Senin (12/5).
Sementara itu, harga jual kembali atau buyback emas Antam hari ini juga mengalami penurunan yaitu pada Rp 1.732.000 per gram.
Harga emas ini berlaku di Butik Emas Graha Dipta Pulo Gadung, Jakarta. Untuk harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.
Berikut rincian harga emas batangan Antam hari ini:
1 gram Rp 1.884.000
2 gram Rp 3.708.000
3 gram Rp 5.537.000
5 gram Rp 9.195.000
10 gram Rp 18.335.000
25 gram Rp 45.712.000
50 gram Rp 91.345.000
100 gram Rp 182.612.000
250 gram Rp 456.265.000
ADVERTISEMENT
500 gram Rp 912.320.000
1.000 gram Rp 1.824.600.000.