Melihat Lebih Dekat Strategi Keberlanjutan Pertamina Hulu Energi

5 Desember 2023 11:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di North Processing Unit (NPU), salah satu area kerja di PT Pertamina Hulu Mahakam. Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di North Processing Unit (NPU), salah satu area kerja di PT Pertamina Hulu Mahakam. Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kegiatan eksplorasi dan produksi migas merupakan kegiatan berisiko tinggi. Apalagi, sektor ini bersinggungan langsung dengan persoalan lingkungan dan sosial. Tuntutan keberlanjutan dan tata kelola menjadi sorotan bagi perusahaan migas.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanannya, persoalan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola atau Environmental Social Governance atau ESG dalam industri minyak dan gas, sudah menjadi skala prioritas bagi perusahaan-perusahaan yang bergelut di bidang itu.
ESG adalah konsep yang mengedepankan kegiatan pembangunan, investasi, maupun bisnis yang berkelanjutan sesuai dengan tiga kriteria, yaitu lingkungan, sosial, serta tata kelola. ESG juga merupakan bagian untuk memastikan bagaimana standar yang digunakan dalam mengelola investasi berdasarkan kebijakan perusahaan dengan penuh tanggung jawab.
Perusahaan yang menerapkan ESG, wajib mengimplementasikan prinsip pelestarian lingkungan, tanggung jawab sosial, serta tata kelola yang sesuai. Awal mula lahirnya ESG didasari oleh kesadaran investor terkait pentingnya mengelola bisnis yang berintegritas serta berkelanjutan.
Apalagi, saat ini industri migas juga dihadapkan dengan Trilema Energi, sebuah konsep yang dipakai industri hulu dan hilir migas untuk memenuhi kebutuhan energi dunia, yakni menyeimbangkan antara ketahanan energi (energy security), keterjangkauan (affordability), dan keberlanjutan (sustainability).
Dua Pekerja Pertamina Melakukan Pengecekan Rutin di Wilayah Kerja Rokan, PT Pertamina Hulu Rokan. Foto: Pertamina
Perusahaan migas nasional, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), mengakui adanya tantangan yang dihadapi perusahaan, yang di satu sisi harus memastikan produksi terjaga untuk menjamin ketahanan energi, sementara di sisi lain harus memastikan keberlanjutan serta aspek sosial dan tata kelola.
ADVERTISEMENT
Berbagai upaya yang dilakukan perusahaan menjamin penerapan ESG dalam operasionalnya, telah menghasilkan penghargaan. PHE sukses meraih rating Environment, Social, Governance (ESG) 21.5 atau medium risk setelah melalui proses assesment dari Lembaga rating internasional, Sustainalytics.
PHE berhasil mendapatkan peringkat ke enam dari 308 produsen minyak dan gas secara global. Keberhasilan ini terlihat dari peningkatan rating pada tahun 2022 dimana PHE meraih angka 30,5 atau high risk.
VP Health Safety Security Environmental (HSSE) PHE, Geri Simansyah Achsan, mengungkapkan bahwa pencapaian rating ESG PHE merupakan bentuk komitmen Perusahaan terhadap keberlanjutan industri dari pilar ESG.
“Beberapa penilaian antara lain mencakup aspek pengelolaan dan pengurangan emisi GRK, pengelolaan air, keanekaragaman hayati, keselamatan kerja, human capital, community relations, serta etika bisnis. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan yang senantiasa mendukung kinerja PHE,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Sustainalytics membagi nilai ESG ke dalam lima kategori berdasarkan kinerja perusahaan mengelola risiko ESG dan risiko bisnisnya. Di antaranya nilai 0 hingga nilai 10 masuk dalam kategori 'Negligible Risk', nilai 10-20 masuk kategori 'Low Risk', nilai 20-30 masuk kategori 'Medium Risk', dan nilai 30 hingga 40 masuk kategori 'High Risk', serta nilai 40 ke atas masuk dalam kategori 'Severe Risk'.
Sustainalytic melakukan evaluasi terhadap 11 isu material ESG yang terdiri dari 50 indikator ESG dengan total 301 sub indikator. Dari 301 sub indikator terdapat 189 sub indikator aspek lingkungan (environment), 73 sub indikator aspek sosial (social) dan 39 sub indikator aspek tata kelola (governance).
Semakin kecil skor nilai yang diperoleh akan semakin baik karena menunjukkan perusahaan mampu mengelola risiko dan isu material ESG dengan sangat baik. PHE dinilai telah berkomitmen menerapkan prinsip keberlanjutan pada seluruh aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola. Penilaian rating ESG mempengaruhi perusahaan agar terus memaksimalkan langkah menuju Perusahaan yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Geri memastikan PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). PHE telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) sebagai member sejak Juni 2022.
PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya sebagai bagian penerapan aspek ESG. Terkait spek Governance, PHE berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dan memastikan bersih dari penyuapan. Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandard ISO 37001:2016.
Diskusi Pekerja dan mitra binaan program CSR unggulan yang dilaksanakan oleh PT Pertamina EP Bunyu Field. Foto: Pertamina
Geri mengatakan, PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Socially Responsible dan Good Governance.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, menilai penerapan ESG oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, khususnya di bidang minyak dan gas sudah semakin membaik. Kepedulian perusahaan terhadap aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola sudah sangat tinggi.
Menurut dia, sektor migas yang segala aspek operasionalnya sangat ketat dibandingkan yang lain, menjadikan perusahaan-perusahaan di sektor tersebut sudah terbiasa dan semakin meningkatkan untuk menerapkan ESG.
“Wajar karena di sektor minyak dan gas segala sesuatunya lebih ketat dibandingkan yang lain. Jadi di aspek ESG lebih tepat baik di hulu sampai hilirnya memang memerlukan perhatian khusus, karena berkaitan dengan safety, berkaitan dengan masyarakat luas, karena kan produknya untuk hajat hidup masyarakat luas,” katanya kepada kumparan.
Khusus untuk sektor migas, Komaidi mengatakan Pertamina yang merupakan perusahaan BUMN, menjadi salah satu acuan industri migas dalam penerapan ESG. Hal itu juga terlihat dari berbagai penghargaan yang diraih.
ADVERTISEMENT
“Kerja sama Pertamina mekanisme cukup ketat dengan PSC (Production Sharing Contract), kontrolnya multi-layer, SKK migas awasi, pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM juga awasi. Jadi memang harus patuh terhadap ESG,” ujarnya.