Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Melihat Peluang Kerja Sama Sektor Pangan dan Perunggasan di CEO Summit Bali 2024
30 Oktober 2024 22:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
CEO Summit Bali 2024, yang digelar pada 14 Oktober di Truntum Kuta, menjadi ajang penting bagi para pelaku bisnis dan pejabat pemerintah dari Indonesia dan Pakistan untuk memperkuat hubungan ekonomi kedua negara.
ADVERTISEMENT
Diselenggarakan oleh CEO Club Pakistan dan KJRI Islamabad, acara ini memperdalam kemitraan ekonomi lintas negara, khususnya di sektor pangan dan perdagangan bilateral.
Acara ini mempertemukan para pemimpin industri terkemuka, pembuat kebijakan, dan pejabat pemerintah untuk mengeksplorasi peluang kolaborasi baru, dengan diskusi mendalam mengenai perdagangan, pariwisata, dan investasi.
Sebagai tuan rumah, Bali menegaskan peran strategisnya dalam percakapan bisnis global yang kian berkembang, menjadikan Indonesia sebagai pemain kunci dalam panggung internasional.
Salah satu sorotan utama dari CEO Summit Bali adalah penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT Mitra Berlian Unggas (MBU) dan Quetta Chamber of Commerce & Industry dari Pakistan. Kerja sama ini membuka peluang baru dalam meningkatkan perdagangan dan investasi antara kedua negara.
ADVERTISEMENT
CEO PT Mitra Berlian Unggas (MBU) Teguh Nugraha diwakilkan Direktur Bisnis Hilir MBU Daffa hadir sebagai panelis dalam diskusi antar pengusaha Indonesia dan Pakistan.
Dalam sambutannya, Daffa menjelaskan perjalanan MBU yang dimulai pada 2012 sebagai peternak mitra dari perusahaan integrator, sebelum akhirnya mengambil langkah sebagai peternak mandiri.
"Kami memulai perjalanan bisnis pada tahun 2012 sebagai peternak mitra dari perusahaan integrator. Dengan pendanaan dari perbankan, kami memberanikan diri untuk keluar dari zona nyaman dan mengembangkan bisnis kami dalam budidaya penggemukan ayam broiler, hingga menjadi perusahaan terintegrasi yang kita kenal sekarang," jelas dia.
Daffa juga menambahkan MBU memiliki visi besar untuk menjadi perusahaan peternakan terintegrasi sepenuhnya di Indonesia, dengan moto "from farm to plate", yang menggambarkan seluruh rantai bisnis yang mereka kelola dari hulu ke hilir.
ADVERTISEMENT
Industri Perunggasan Indonesia dan Ketahanan Pangan Nasional
Pemerintah Indonesia kini menempatkan sektor pangan, terutama industri perunggasan, sebagai salah satu fokus utama dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dengan permintaan domestik yang tinggi terhadap daging ayam broiler, industri ini diharapkan menjadi salah satu sektor unggulan yang mampu menopang kebutuhan pangan di dalam negeri.
Di sisi lain, Pakistan yang kaya akan komoditas seperti kedelai, gandum, dan jagung—bahan baku utama pakan ayam broiler—menjadi mitra strategis untuk mendukung ketahanan pangan di Indonesia.
Kolaborasi antara MBU dan Quetta Chamber of Commerce & Industry dipandang sebagai langkah signifikan dalam memperkuat sinergi antar sektor pangan di kedua negara. "Perdagangan bilateral dan kerja sama antara Indonesia dan Pakistan merupakan peluang besar yang dapat terus dikembangkan," jelas Daffa.
ADVERTISEMENT
MoU yang ditandatangani diharapkan dapat membuka jalan untuk lebih banyak investasi di sektor pangan dan menciptakan keuntungan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio