Melihat Pembangkit Listrik Terbesar Sumbar, Dikelilingi Bukit dan Laut

29 April 2019 10:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana PLTU Teluk Sirih. Foto: Michael/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana PLTU Teluk Sirih. Foto: Michael/kumparan
ADVERTISEMENT
Sekitar sepertiga pasokan listrik untuk wilayah Sumatera Barat berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Sirih yang berkapasitas 2 x 112 Megawatt (MW). PLTU ini berlokasi di Jalan Padang Painan Km 25, Desa Teluk Sirih Kota Padang.
ADVERTISEMENT
Ini adalah pembangkit listrik terbesar di Sumatera Barat. Pada Jumat (26/4) lalu, kumparan berkesempatan mengunjunginya.
Jalan menuju PLTU Teluk Sirih berupa perbukitan yang berkelok-kelok. Jaraknya 57 kilometer (km) dari Bandara Minangkabau, dapat ditempuh dalam 1,5 jam menggunakan mobil.
Suasana PLTU Teluk Sirih. Foto: Michael/kumparan
Bukit-bukit di sekitar PLTU Teluk Sirih masih berupa hutan, monyet-monyet berkeliaran bebas hingga mendekati kantor Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) PLTU Teluk Sirih.
Manager UPK PLTU Teluk Sirih, Ardani Fikriansyah, menuturkan bahwa pembangkit yang termasuk dalam Fast Track Program (FTP) 1 ini dibangun pada 2008 dan mulai beroperasi secara komersial di 2014. Seperti PLTU pada proyek FTP 1 pada umumnya, teknologinya berasal dari China.
"Untuk pengoperasiannya memang butuh perhatian khusus. Tapi dibanding pembangkit FTP 1 lainnya, PLTU Teluk Sirih relatif baik," kata Ardani.
ADVERTISEMENT
PLTU Teluk Sirih menghadap ke arah laut. Di pinggir laut terdapat jetty alias dermaga untuk mendaratkan tongkang pengangkut batu bara. Dari sana, batu bara dimasukkan ke belt conveyor dan dibawa ke PLTU.
Suasana PLTU Teluk Sirih. Foto: Michael/kumparan
Suasana PLTU Teluk Sirih. Foto: Michael/kumparan
Suasana PLTU Teluk Sirih. Foto: Michael/kumparan
Cerobong PLTU Teluk Sirih tampak mengeluarkan asap berwarna abu-abu tipis. Meski demikian, Ardani mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan proper biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Artinya, pengelolaan PLTU Teluk Sirih dinilai sudah memenuhi standar lingkungan.
Salah satu langkah yang diambil untuk meminimalkan dampak lingkungan adalah dengan menyaring abu hasil pembakaran batu bara supaya tak menyebar ke udara dan memakainya untuk bahan baku semen. Kebetulan di Sumatera Barat ada pabrik Semen Padang yang membutuhkannya.
"Kandungan ash (abu) batu bara yang kita pakai sekitar 4 persen. Kita ada alat penangkap abu. Jadi yang keluar dari PLTU (abu) sudah minim. Kita tampung di ash disposal. Dipakai untuk campuran semen," paparnya.
ADVERTISEMENT
Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik dari PLTU Teluk Sirih, menurut Ardani, cukup efisien, yakni Rp 1.069 per kWh. Sebagai pembanding, BPP wilayah Sumatera Barat sekitar Rp 1.500 per kWh.
Suasana PLTU Teluk Sirih. Foto: Michael/kumparan
Suasana PLTU Teluk Sirih. Foto: Michael/kumparan
Suasana PLTU Teluk Sirih. Foto: Michael/kumparan