Melihat PLTS Terapung Terbesar di Singapura, Kejar Target Energi Bersih

13 Oktober 2023 17:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 18 Desember 2023 13:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Singapura bernama Sembcorp Tengeh Floating Solar Farm. Foto: Dok. Sembcorp Industries
zoom-in-whitePerbesar
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Singapura bernama Sembcorp Tengeh Floating Solar Farm. Foto: Dok. Sembcorp Industries
ADVERTISEMENT
Sembcorp Tengeh Floating Solar Farm merupakan salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar di dunia. Total kapasitas pembangkit tersebut mencapai 60 megawatt peak (MWP).
ADVERTISEMENT
Terletak pada Tengeh Reservoir Jalan Ahmad Ibrahim di Singapura, pembangkit listrik ini mampu menyuplai energi setara 16.000 rumah susun di perumahan Singapura. PLTS ini dioperasikan oleh Sembcorp Industries serta Badan Air Nasional Singapura (Pub National Water Agency). Sembcorp Industries dipimpin oleh Group President dan CEO Bernama Wong Kim Yin.
“Singapura membidik setidaknya 2 gigawatt penerapan puncak 2.000 MWP tenaga surya pada tahun 2030, memasok sekitar 3 persen total kebutuhan listrik di Singapura,” kata Section Head, Operations & Maintenance, Renewables Business at Sembcorp Solar Singapore, Willie Soh dikutip Jumat (13/10).
Dengan 122.000 panel surya yang tersebar di daratan seluas 45 hektare, panel surya itu terbagi dalam 10 pulau di permukaan danau buatan. Pembangkit listrik ini dibangun sejak Agustus 2020.
ADVERTISEMENT
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Singapura bernama Sembcorp Tengeh Floating Solar Farm. Foto: Dok. Sembcorp Industries
“Panel surya dibentuk karena ideal bagi daratan yang kekurangan lahan dengan air yang cukup. Selain itu, panel ini untuk melengkapi pembangkit listrik tenaga air dengan energi yang ada,” ujar Willie.
PLTS ini dilengkapi ruang kontrol, di mana operator dapat memantau kinerja serta operasional pembangkit tersebut. Teknologi tersebut digunakan untuk menentukan kecacatan yang terjadi selama fase instalasi.
“Jadi kabel di bawah segmen panel dihubungkan ke combiner box direct current (DC) di atas air. Jadi daya listrik itu terkumpul disalurkan ke inverter, di mana DC diubah menjadi yang lebih umum digunakan arus bolak-balik (Alternating Current) atau AC,” lanjut Willie.
kumparan berkesempatan mengunjungi PLTS terapung ini bersama jurnalis luar negeri dari Vietnam dan India. Kunjungan program ini diadakan oleh Singapore International Foundation (SIF), organisasi non nirlaba yang menghubungkan Singapura dan komunitas dunia untuk berkolaborasi dan menciptakan perubahan positif.
ADVERTISEMENT
Melalui program ini, para jurnalis dapat melihat kebijakan Singapura terhadap masyarakat di aspek keberlanjutan dan inklusivitas.