Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Cat pada struktur besi sudah banyak yang mengelupas, pun kaca ruangan pada sisi kiri gedung sudah kusam lantaran sudah lama tak dipakai. Gedung itu, meski megah, hanya terlihat seperti hanggar pesawat tua biasa.
ADVERTISEMENT
Namun siapa sangka, hanggar itu ternyata merupakan saksi bisu penerbangan pesawat karya BJ Habibie . Nama hanggar tersebut ialah Hanggar Assembly Line di Kompleks Pabrik PT Dirgantara Indonesia, Bandung.
Menurut Direktur Produksi PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI, Muhammad Ridlo Akbar, hanggar itu dibangun sekitar tahun 1980-an. Eks Presiden Direktur PTDI saat itu, BJ Habibie , turut andil dalam desain hanggar tersebut.
"Ini dibangun awal 1980-an, hanggar ini umurnya bersaing dengan umur saya," bebernya saat ditemui di Kompleks Pabrik PTDI, Bandung, Rabu (30/10).
Dia pun mengakui, hanggar itu merupakan saksi bisu pesawat pertama yang digagas BJ Habibie , N250. Adapun pesawat itu terbang perdana melalui upacara seremoni di depan hanggar tersebut pada 10 Agustus 1995. Kala itu Presiden Soeharto turut hadir.
ADVERTISEMENT
"N250 tahun 1995, itu ya di sini. Di depan hanggar ini. Memang lokasi ini bersejarah," tegas Ridlo.
Dia menambahkan, hanggar itu hingga kini belum pernah direnovasi dalam skala besar lantaran struktur bangunannya dinilai begitu kuat. Jika terdapat renovasi, itu hanya sebatas instalasi yang ada di dalam hanggar.
"Dari sisi capability, ini masih mumpuni. Yang kami improve adalah suasana di dalamnya saja sesuai kebutuhan. Tapi secara desain dan hanggar masih sangat mumpuni. Strukturnya kuat ini, desain Jerman," katanya.
Saat disinggung mengenai keberadaan N250, dia menyebut bahwa pesawat itu saat ini masih ada di kompleks Pabrik PTDI. Namun dalam waktu dekat, pesawat itu akan dipindah ke Museum Dirgantara Yogyakarta agar bisa dinikmati masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Hari ini pesawatnya masih ada, N250-nya. Itu yang asli. Iya, nanti akan dikirim ke Museum Dirgantara Yogya," ucap Ridlo.
Dulu, dia menyebut, rencananya pesawat N250 akan diproduksi secara masal lantaran teknologinya lebih baik dibanding pesawat lain yang sejenis. Namun dikarenakan krisis ekonomi 1998, rencana itu akhirnya tak terealisasikan karena tak ada dana.