Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Melihat Tambang Bauksit PT Antam di Dekat Perbatasan RI-Malaysia
17 Oktober 2018 10:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya akan mineral, termasuk bauksit, bahan mentah untuk aluminium. Pada Selasa (16/10), kumparan bersama Ditjen Minerba Kementerian ESDM berkesempatan untuk mengunjungi Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Bauksit milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam di Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Lokasi tambang bauksit yang dikelola Antam tak jauh dari Jembatan Kapuas Tayan yang merupakan salah satu ikon Kalbar. Jembatan ini termasuk jalur menuju Entikong, perbatasan dengan Malaysia. Dari sini, jarak ke Malaysia sekitar 200 km.
Jalan raya dari Pontianak menuju Tayan sudah mulus sehingga jarak sepanjang kurang lebih 110 kilometer (km) dapat ditempuh dalam waktu 2,5 jam.
Berangkat dari Pontianak pukul 07.30 WIB, rombongan Ditjen Minerba dan media sampai di Kantor Antam UBP Bauksit Tayan pada 10.00 WIB. Setelah sambutan dan safety briefing, rombongan diajak melihat aktivitas pertambangan.
Di sepanjang perjalanan saat berkeliling, terlihat kolam untuk air pencucian bauksit, alat-alat berat, tumpukan tanah bijih bauksit. Cadangan bauksit di Tayan berada sekitar 3 sampai 5 meter di bawah permukaan tanah. Setelah diambil, bauksit dibawa ke stockpile atau tempat penyimpanan sementara. Setelah itu bauksit dicuci di washing plant.
ADVERTISEMENT
Di washing plant, bauksit dipisahkan berdasarkan ukuran dan kadarnya. Dari washing plant, sebagian bauksit yang sudah bersih dibawa ke jetty (dermaga) untuk diekspor, sebagian lagi dibawa ke smelter alumina yang masih satu kompleks dengan wilayah pertambangan.
Produksi bauksit Antam dari Tayan pada tahun ini ditargetkan sebesar 1,258 juta ton. Hampir seluruhnya diekspor ke China. Sekitar 56 ribu ton di antaranya akan diolah di smelter alumina milik Indonesia Chemical Alumina (ICA) yang kembali beroperasi pada November 2018. ICA merupakan anak usaha Antam.
"Ada yang kita ekspor dengan ukuran maksimal 10 cm dengan total kadar Silica di bawah 10 persen, dan kadar Al2O3 di kadar 47 persen. Lalu ukuran sampai 5 cm, Silica di bawah 4 persen, dan Al2O3 di 47 persen untuk pabrik pengolahan (smelter alumina ICA)," kata HSE Manager Antam UBP Bauksit Tayan, M Sukarjo, saat ditemui di Tayan, Selasa (17/10).
ADVERTISEMENT
Ke depan, rencananya seluruh produksi bauksit akan diolah di smelter alumina milik ICA. Smelter ini dapat menyerap 850 ribu ton per tahun bauksit untuk diolah menjadi 350 ribu ton alumina.
Di tambang ini, Antam juga menunjukkan bahwa praktik pertambangan yang baik dapat meminimalkan kerusakan lingkungan. Tidak ada lubang-lubang bekas tambang yang ditinggalkan begitu saja. Lokasi-lokasi bekas penggalian yang sudah habis cadangan bauksitnya direklamasi agar kembali menjadi hutan.
Prosesnya pertama-tama, lokasi yang sudah tidak berproduksi lagi (mine out) ditata lahannya. Lubang-lubang bekas penggalian ditutup kembali. Setelah itu ditanami pohon. Antam sudah mendapat Proper Hijau alias dinilai ramah lingkungan karena mereklamasi lahan bekas tambang.
"Tambang yang sudah mine out ditata lahannya. Reklamasi (di Antam UBP Bauksit Tayan) dari 2013-2018 sudah 44 hektar (ha)," kata Environment Assistant Manager Antam UBP Bauksit Tayan, Umar Bahidin.
ADVERTISEMENT