Melonjaknya Harga Gandum Bisa Buat Mi Instan Mahal? Ini Kata Kemendag

11 Agustus 2022 18:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pabrik mie Foto: Antara/Zabur Karuru
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pabrik mie Foto: Antara/Zabur Karuru
ADVERTISEMENT
Lonjakan harga gandum akibat perang Rusia-Ukraina ditengarai berimbas pada kenaikan harga mi instan di Indonesia. Meski begitu Kementerian Perdagangan atau Kemendag menyebut porsi gandum dalam biaya produksi mi instan terbilang kecil.
ADVERTISEMENT
Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Syailendra mengatakan porsi biaya gandum di dalam produksi mi instan masih lebih rendah daripada ongkos pengemasannya.
"Gandumnya sendiri, tepung terigu itu hanya 15 persen kontribusinya pada cost production mi instan, selebihnya ada packaging, itu bisa 30-40 persen," kata Syailendra saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (11/8).
Adapun sebelumnya imbas kenaikan gandum diprediksi bisa membuat harga mi instan naik tiga kali lipat. "Nanti kita lihat bagaimana bisa naik tiga kali lipat," ungkapnya.
Syailendra mengatakan bahwa bulan Oktober ini negara-negara produsen gandum sudah mulai panen. Hal itu membuat harga gandum, dia sebut sudah menunjukkan tren penurunan harga.
Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemeterian Perdagangan, Syailendra. Foto: Akbar Maulana/kumparan
Dia mengatakan dalam dua bulan ke depan pasokan gandum masih mencukupi. Adapun terjadi pembatasan ekspor di Ukraina, dia mengatakan tidak perlu khawatir karena pengusaha selalu punya solusi untuk mendapatkan importir baru.
ADVERTISEMENT
"Selain Australia, Brazil, Argentina, India, kan ada mereka punya sourching. Mereka enggak akan salah. Bukan setahun dua tahun industri mi instan itu," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan bulan depan harga mi instan diprediksi akan turun. Hal itu karena Ukraina sudah menjual kembali gandumnya. "Apalagi sekarang Ukraina sudah mulai jual, mungkin September trennya akan turun," kata Zulhas saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Rabu (10/8).
Zulhas mengatakan pasokan gandum yang terbatas membuat harga mi instan naik itu juga ditengarai oleh gagal panen negara produsen gandum seperti Australia dan Amerika. Namun dia menyebut saat ini kondisinya sudah berbeda.
"Dulu kan gagal panennya, Australia, Kanada gagal, Amerika, sekarang panennya sukses," kata Zulhas.
ADVERTISEMENT