Membandingkan Investasi Arab dan Iran di Indonesia

28 Februari 2017 13:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Raja Salman (Foto: REUTERS/Yuya Shino)
Kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz disambut dengan berbagai persiapan proses kenegaraan oleh Presiden Joko Widodo. Momen ini dianggap bersejarah karena baru kali ini Raja Arab melawat ke Indonesia sejak 47 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Berbagai isu akan dibicarakan antara Jokowi dan Raja Salman. Masalah politik, kerja sama antar negara, hingga masalah ekonomi. Arab, dinilai berpotensi menanamkan modalnya di Indonesia untuk berbagai proyek infrastruktur.
Namun, kondisi Arab sekarang tidak seperti dulu. Bergelimang uang karena harga minyak yang terang. Kini, negara itu mengalami defisit anggaran dan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi hanya bisa mencapai 0,2 persen pada tahun ini.
Namun, pemerintah tetap optimistis. Selain investasi proyek perluasan kapasitas dan kompleksitas kilang (Refinery Development Master Plan/RDMP) di Cilacap, Jawa Tengah melalu perusahaan Saudi Aramco senilai 6 miliar dolar AS, pemerintah memastikan ada penandatangan investasi yang nilainya mencapai 1 miliar dolar AS.
Selain itu, Arab Saudi diharapkan mau berinvestasi di sektor pariwisata, keuangan, dan rumah murah. Presiden Jokowi mengharapkan investasi Arab Saudi di Indonesia secara keseluruhan bisa mencapai 25 miliar dolar AS.
ADVERTISEMENT
Faktanya, dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Arab Saudi sepanjang tahun lalu hanya menanamkan modalnya di Indonesia sebanyak 900 ribu dolar AS. Nilai tersebut untuk berbagai proyek seperti perumahan, pertambangan, dan jasa perhotelan. Dengan angka itu, Arab hanya menempati peringkat ke 57 negara yang merealisasikan investasinya di Indonesia.
Jika dibandingkan dengan negara Timur Tengah lainnya, realisasi investasi Arab Saudi pada tahun lalu memang sangat kecil. Berbeda dengan Iran misalnya. Negeri itu pada tahun lalu menggelontorkan uangnya untuk berinvestasi di Indonesia hingga 14,3 juta dolar AS untuk 16 proyek. Dengan realisasi investasi tersebut, Iran berada di posisi 13 negara yang menanamkan modalnya di Indonesia.
Sementara untuk tahun ini, Iran berencana berinvestasi membangun proyek ketenagalistrikan di Indonesia dengan dana sekitar 5 miliar dolar AS atau setara Rp 66,5 triliun (kurs Rp 13.300). Gelontoran dana tersebut akan masuk dengan skema penyediaan Independent Power Producer atau IPP ke semua sektor ketenagalistrikan, baik pembangkit thermal atau pembangkit renewable.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemerintah juga akan bekerja sama untuk mengimpor gas murah dari Iran untuk menurunkan gas industri dalam negeri. Selain itu, pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) juga berencana mengakuisisi dua lapangan migas di Iran yakni AB Teymour dan Masouri yang selama ini dikelola National Iranian Oil Company (NIOC).