Menakar Kekuatan Lion vs Garuda, Setelah Sriwijaya Dijalankan Citilink

16 November 2018 10:54 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kursi pesawat. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kursi pesawat. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Pengelolaan Sriwijaya Air oleh anak perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, yakni Citilink, makin membuat persaingan pasar penerbangan di Indonesia semakin sengit. Selama ini Lion Group, Garuda Indonesia Group, dan Sriwijaya Group, merupakan tiga besar maskapai di Indonesia dalam hal jumlah penumpang (market share).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengakui, kerja sama joint operation ini akan memberikan dampak positif. Antara lain, Citilink Indonesia dapat mensinergikan dan memperluas segmen market, network, kapasitas dan kapabilitasnya.
“Ini merupakan langkah strategis sehingga secara langsung membantu sinergi Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Group dalam mengelola pangsa pasar penumpang angkutan udara hingga 51 persen,” kata pria yang biasa disapa Ari Askhara itu melalui pernyataan tertulis, Rabu (14/1).
Mengutip data CAPA Centre for Aviation, selama ini pangsa pasar terbesar penumpang udara di Indonesia dikuasai oleh Lion Group. Lion dengan tiga bendera maskapainya yakni Lion Air, Batik Air, dan Wings Air, pada 2017 lalu menguasai 50 persen pangsa pasar.
ADVERTISEMENT
Garuda Indonesia Group, melalui Garuda Indonesia dan Citilink ada di posisi kedua dengan pangsa pasar 33 persen. Sedangkan Sriwijaya Group dengan Sriwjaya Air dan NAM Air ada di posisi ketiga dengan market share 13 persen.
Pesawat Garuda dan pesawat Lion Air di landasan bandara Bali. (Foto: AFP / Romeo Gacad)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda dan pesawat Lion Air di landasan bandara Bali. (Foto: AFP / Romeo Gacad)
Dengan KSO Sriwijaya Group oleh Garuda Indonesia Group, maka market share Garuda kini menjadi 46 persen, terpaut tipis dari Lion yang 50 persen.
Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengakui, KSO ini akan menambah kekuatan. “Kita melihat potensi yang baik di Indonesia. Kita kan bekerja sama di bidang yang sama, kenapa enggak jadi satu saja kerja samanya?” ujar dia di Hotel Mercure, Jakarta Pusat, Kamis (15/11).
Namun secara diplomatis, Ikhsan menampik jika ini akan menyaingi Lion Group. “Enggak juga, kan di INACA (Asosiasi Angkutan Udara Nasional Indonesia) punya organisasi yang memang mengakomodir semua kepentingan,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Presiden dan CEO Lion Air Group Edward Sirait, menolak menanggapi isu persaingan dengan Garuda ini. "Maaf kami tidak dapat memberikan tanggapan atas hal ini," katanya kepada kumparan, Jumat (16/11)
Penguasaan terbesar Lion Group atas pasar penerbangan di Indonesia memang tak mengherankan. Sejauh ini, maskapai yang didirikan pada tahun 2000 lalu itu memang tercatat sebagai pemilik pesawat terbanyak.
Ilustrasi Maskapai Garuda dan Sriwijaya Air. (Foto: Shutter stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Maskapai Garuda dan Sriwijaya Air. (Foto: Shutter stock)
Dari hitungan kumparan, armada Lion Group diperkuat oleh 326 unit pesawat berbagai jenis dan ukuran. Tapi dalam kesempatan lain, Edward pernah menyebut pesawatnya sebanyak 350 unit. Perbedaan ini bisa dipahami, karena terus masuknya kiriman pesawat-pesawat baru pesanan Lion Group.
Meski unggul dalam hal jumlah armada dan penguasaan pasar, namun maskapai berlogo singa bersayap ini, punya performa buruk dalam hal ketepatan waktu penerbangan (On-Time Performance/OTP).
ADVERTISEMENT
Dari data yang dirilis Kementerian Perhubungan, pada 2017 lalu, Batik Air memang memuncaki OTP dengan skor 91,21 persen. Posisi itu di atas NAM Air, Garuda, Sriwijaya dan Citilink. Tapi dua maskapai lain dalam grup Lion, yakni Wings Air dan Lion Air, ada di posisi buncit.
Bahkan dari data yang dirilis OAG, sebuah lembaga internasional yang mengolah data penerbangan global, tak satu pun maskapai Lion Group yang masuk hitungan OTP di kawasan Asia Pasifik. Dalam tiga bulan terakhir yakni Agustus hingga Oktober 2018, hanya 4 maskapai nasional yang masuk ranking OTP di kawasan Asia Pasifik versi OAG.
Infografik persaingan sengit Lion Air vs Garuda Indonesia (Foto: Nunki Lasmaria Pangaribuan)
zoom-in-whitePerbesar
Infografik persaingan sengit Lion Air vs Garuda Indonesia (Foto: Nunki Lasmaria Pangaribuan)