Menaker: 24.036 Orang Kena PHK per April 2025, Terbanyak di Jateng

5 Mei 2025 13:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buruh dan karyawan mendengarkan pidato dari direksi perusahaan di Pabrik Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2025). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
zoom-in-whitePerbesar
Buruh dan karyawan mendengarkan pidato dari direksi perusahaan di Pabrik Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2025). Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
ADVERTISEMENT
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkap korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di tahun 2025 sudah mencapai 24.036 orang. Angka tersebut didapat dari perhitungan sampai 23 April 2025.
ADVERTISEMENT
“Jadi sudah sepertiga dari tahun 2024. Jadi kalau ada yang bertanya PHK year to year saat ini dibanding tahun lalu memang meningkat,” kata Yassierli dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (5/5).
Di tahun 2024, total korban PHK sepanjang tahun mencapai 77.965 orang. Untuk PHK di tahun 2025, provinsi yang mencatat kasus PHK tertinggi adalah Jawa Tengah dengan 10.629 orang disusul Jakarta dengan 4.649 orang dan Riau dengan 3.546 orang.
“Tiga sektor terbanyak adalah industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, dan aktivitas jasa lain,” ujarnya.
Menaker Yassierli menghadiri acara Halalbihalal bertema 'Sucikan Hati, Perkuat Integritas dan Wujudkan Kinerja Berkualitas' di ruang serbaguna Kemnaker, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Foto: Kemnaker RI
Dalam paparannya Yassierli mencatat PHK di industri pengolahan mencapai 16.801 orang, perdagangan besar dan eceran mencapai 3.622 orang dan aktivitas jasa lainnya mencapai 2.012 orang.
ADVERTISEMENT
Terkait penyebab PHK, Yassierli juga mengungkap ada beberapa penyebab utama. Pertama adalah keberadaan perusahaan yang merugi akibat pasar dalam negeri dan luar negeri menurun, kemudian ada juga faktor relokasi di mana perusahaan mencari buruh yang lebih murah.
Selain itu, Yassierli juga mencatat adanya perselisihan antara hubungan industri sebagai salah satu penyebab, namun bukan penyebab PHK massal. Adanya tindakan balasan dari perusahaan terhadap pemogokan juga disebut menjadi salah satu sebab lainnya.
Beberapa penyebab berikutnya adalah efisiensi perusahaan, transformasi perusahaan dengan mengubah bisnis serta kepailitan perusahaan.
“Jadi penyebab PHK juga beragam sehingga ketika ditanya mitigasinya seperti apa kita harus lihat case by case-nya seperti apa,” kata Yassierli.