Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Kami menilai bahwa dunia kerja saat ini sangat dinamis dan kompetitif. Berbekal ijazah saja tentunya tidak cukup. Oleh karena itu, masing-masing dari kita harus memastikan diri memiliki keterampilan yang relevan dengan zaman dan terus di-update," kata Ida Fauziah saat dihubungi kumparan, Selasa (30/5).
Ida mengungkapkan bahwa kompetensi yang dimiliki calon pekerja merupakan yang utama dalam bersaing di dunia kerja. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang menyebut kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai standar.
Ida menekankan bahwa keterampilan yang dimiliki seorang pekerja menjadi salah satu aspek kompetensi. Selain itu, tenaga kerja wajib memiliki rekognisi berupa ijazah dan sertifikasi.
ADVERTISEMENT
"Di mana rekognisi ini menjadi pengakuan bahwa keterampilannya sudah memiliki standar. Perlu diketahui, di Indonesia juga berlaku SKKNI yang menjadi dasar standar kompetensi pada bidang-bidang pekerjaan," ujar Ida.
Selain itu, Ida Fauziah juga mengatakan Indonesia telah memberlakukan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang menjadi dasar standar kompetensi pada bidang-bidang pekerjaan.
Selain kompetensi, Ida menyebut memiliki pengalaman kerja juga sangat penting untuk mendapat pekerjaan. Sebab, keterampilan perlu di-update di tengah perkembangan zaman yang terus berubah.
"Karena seiring perkembangan zaman, maka keterampilan pun harus di-update. Kemudian rajin bersosialisasi dan berkolaborasi, serta mengasah diri untuk memperkuat integritas," pungkas Ida.
Sebelumnya, Seorang warganet mengeluhkan, dirinya dan teman-teman sesama almamater Teknik Mesin Universitas Indonesia (UI) 2022 dikalahkan oleh pendaftar dengan pendaftar lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM) dalam mendapat pekerjaan di PT PAL Indonesia. Pendaftar itu merupakan lulusan STM berusia 30 tahun.
ADVERTISEMENT
“Saya beserta teman-teman ada 15 orang tapi dikalahin sama bapak-bapak umur 30-an. Bapaknya juga hanya lulusan STM+sertifikat welding dan pengalaman kerja di Italia, Eropa, tepatnya di Fincantieri katanya,” tutur cuitan warganet tersebut dikutip kumparan, Senin (29/5).
Ia juga menilai perusahaan-perusahaan tidak mempercayai sarjana di negeri sendiri, sehingga memilih pendaftar lulusan STM dengan pengalaman kerja di luar negeri.