Menaker Minta Maaf ke Ojol dan Curhat Dibodoh-bodohi soal Kebijakan BHR

8 Mei 2025 19:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli. Foto: Kemnaker RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli. Foto: Kemnaker RI
ADVERTISEMENT
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli meminta maaf kepada pengemudi ojek online (ojol) perihal kebijakan pemberian Bonus Hari Raya (BHR) yang dinilainya belum optimal.
ADVERTISEMENT
Yassierli mengaku meski diteken dengan upaya maksimal, namun masih terdapat kekurangan dalam kebijakan tersebut. Dia juga menyoroti keterbatasan waktu untuk mengevaluasi kebijakan BHR pada saat itu.
“Saya juga mohon maaf kalau BHR kemarin saya dan Pak Wamen itu belum optimal. Tapi dari awal saya sudah sampaikan kita harus maju, memang masih banyak karena kita evaluasi juga waktunya terbatas,” kata Yassierli di Kantor BPJS Ketenagakerjaan, Jakarta, Kamis (8/5).
Dia menuturkan, selain melihat urgensi pemberian BHR, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) juga memperhatikan fleksibilitas kondisi finansial aplikator.
Pengemudi ojek online (ojol) menunggu datangnya penumpang di Halte LRT Pancoran, Jakarta, Rabu (12/3/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Yassierli menceritakan dia sempat mendapatkan cemoohan dari pihak tertentu yang menyebutnya sebagai menteri yang bodoh terkait dengan keputusannya mengetok kebijakan ini. Terlebih dia juga merupakan akademisi dan bergelar profesor. Yassierli mengatakan banyak orang yang meragukan kebijakan pemberian BHR kepada ojol.
ADVERTISEMENT
“Saya sendiri juga dibodohin. Bayangkan ya, itu Menteri Tenaga Kerja katanya, profesor kok kebijakannya bodoh begitu? Jadi saya sama profesor pun saling bodohin ternyata. Tidak pernah ada itu namanya BHR, itu kebijakan dari mana? Contoh dari mana?” tutur Yassierli.
Menurut Yassierli keputusannya meneken kebijakan BHR ini berdasar pada kepedulian di hari keagamaan yang menjadi ciri khas Indonesia.
Di sisi lain mengenai teori soal kebijakan dan manajemennya, Yassierli mengaku telah khatam dengan kedua hal tersebut. Namun dia melihat apa perbedaan Indonesia dengan negara-negara barat asal buku-buku teori manajemen itu berasal.
“Ternyata saya melihat ada hal yang berbeda dan itu adalah keunggulan kita memiliki kearifan lokal, sehingga kalau sudah bicara kearifan lokal saya lebih cenderung tidak bicara regulasi. Makanya kemarin kita muncul dengan imbauan,” ujar Yassierli.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto mengimbau agar seluruh perusahaan layanan aplikasi pengemudi ojol untuk memberikan bonus Idulfitri 2025.
Prabowo mengatakan saat ini terdapat 250 ribu pekerja pengemudi kurir online yang aktif dan kurang lebih 1-1,5 juta yang berstatus part time. Perihal besaran, nantinya hal tersebut akan diatur oleh Kemnaker.