Menanti Pengumuman The Fed: Powell Cs Diperkirakan Masih Akan Naikkan Suku Bunga

3 Mei 2023 20:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jerome Powell  Foto: REUTERS/Joshua Roberts
zoom-in-whitePerbesar
Jerome Powell Foto: REUTERS/Joshua Roberts
ADVERTISEMENT
Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) diperkirakan masih akan agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya sekitar seperempat poin di Mei 2023.
ADVERTISEMENT
Di mana, Gubernur The Fed, Jerome Powell, akan mengumumkan hasil Fed meeting di bulan ini pada, Rabu (3/5) waktu setempat.
Mengutip reuters, secara konsensus, pasar masih memperkirakan The Fed akan kembali menaikkan suku bunga di kisaran 5,25 persen atau naik 0,25 persen dari sebelumnya 5 persen.
Padahal, pada pertemuan Maret lalu, para pembuat kebijakan The Fed mengindikasikan untuk siap menghentikan kenaikan suku bunga yang agresif.
Namun kenaikan suku bunga itu tetap dilakukan untuk melawan lonjakan inflasi. Namun sayangnya, investor melihat kebijakan tersebut justru menjadi serangkaian risiko tersendiri yang telah berkembang menjadi ‘konflik’.
Di mana, inflasi tak kunjung turun secara drastis tapi krisis melanda sektor perbankan, sehingga membuat ketidakpastian ekonomi global tak kunjung mereda.
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
Seperti halnya, 3 kegagalan bank AS yang baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran tentang masalah yang lebih luas di sektor keuangan, sehingga pemerintah AS terpaksa berhenti membayar tagihannya.
ADVERTISEMENT
Bahkan Forum Ekonomi Dunia (WEF) mengatakan, hampir 80 persen ekonom yang disurvei mengatakan, bank sentral tengah menghadapi trade off antara mengelola inflasi dan menjaga stabilitas sektor keuangan.
Padahal tekanan inflasi yang tinggi diperkirakan masih akan tetap ada.
“Suku bunga yang lebih tinggi dalam waktu lama akan mengekspos kelemahan lebih lanjut di sektor perbankan, berpotensi membahayakan kapasitas bank sentral untuk mengendalikan inflasi,” tulisnya seperti dikutip, Selasa (3/5).
Ilustrasi Silicon Valley Bank (SVB). Foto: Sundry Photography/Shutterstock
Apalagi bank-bank sentral di seluruh dunia, tak hanya AS, juga ikut menaikkan suku bunga yang tinggi lebih dari setahun ini untuk melawan inflasi.
Korban terbaru dari kebijakan ini adalah First Republic Bank yang kolaps. Sebelumnya ada Silicon Valley dan Signature Bank yang bangkrut mendadak.
ADVERTISEMENT
Untungnya, First Republic Bank berhasil diselamatkan oleh JP Morgan Chase yang berhasil memenangi lelang dari pemerintah akhir pekan lalu.
CEO Jamie Dimon mengeklaim resolusi tersebut menandai akhir dari gejolak pasar baru-baru ini karena JPMorgan Chase mengakuisisi hampir semua simpanan First Republic dan sebagian besar asetnya.