Mendag AS Beri Sinyal Negosiasi Tarif dengan Negara Asia Bakal Berlangsung Alot

9 Mei 2025 10:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Donald Trump menunjukkan grafik tarif impor baru dengan disaksikan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick saat "Make America Wealthy Again" di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (2/4/2025). Foto: Brendan Smialowski/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Donald Trump menunjukkan grafik tarif impor baru dengan disaksikan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick saat "Make America Wealthy Again" di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (2/4/2025). Foto: Brendan Smialowski/AFP
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Amerika Serikat, Howard Lutnick, mengatakan kesepakatan negosiasi tarif perdagangan dengan Korea Selatan dan Jepang mungkin memerlukan waktu yang jauh lebih lama untuk diselesaikan daripada perjanjian kerangka kerja yang diumumkan Presiden Donald Trump pada hari Kamis dengan Inggris.
ADVERTISEMENT
Pernyataan dari Lutnick tersebut seolah memberikan sinyal bahwa beberapa negara mitra dagang AS di Asia mungkin harus menunggu kesepakatan keringanan tarif.
"Anda harus menghabiskan banyak waktu dengan Jepang dan Korea Selatan. Ini bukan kesepakatan yang cepat," kata Lutnick seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (9/5).
Lutnick mengatakan setelah pengumuman kesepakatan tarif dagang dengan Inggris, negara berikutnya yang berpeluang besar bisa mencapai kesepakatan adalah India.
"Jika berbicara tentang India, mungkin ada 7.000 baris" tarif yang harus diubah atau dimodifikasi berdasarkan perjanjian hipotesis, kata Lutnick. "Itu hanya butuh waktu, dan itu hanya butuh kerja keras — jadi beri kami kesempatan, jangan memaksa dan terburu-buru."
Pada saat yang sama, Lutnick mengatakan ia berharap kesepakatan awal dapat berfungsi sebagai pola bagi wilayah masing-masing, membantu menggambarkan jenis konsesi apa yang dicari Trump sebagai imbalan atas keringanan tarif.
ADVERTISEMENT
“Kami mencoba menunjukkan kepada orang-orang suatu kerangka kerja tentang cara menjalankan bisnis sehingga kami dapat bergerak lebih cepat, bukan?” kata Lutnick.
Dia mengatakan bahwa tarif dasar Trump sebesar 10 persen tetap menjadi "garis bawah". Namun banyak negara akan mengalami tarif yang lebih tinggi kecuali mereka bergerak agresif untuk membuka ekonomi.
Selain itu, dia juga mengatakan kesepakatan Inggris menunjukkan cara-cara yang dapat dilakukan negara-negara untuk melihat Trump mencabut tarif sektoral yang dikenakannya pada produk-produk seperti mobil dan logam yang dianggap sebagai prioritas keamanan nasional.
Lutnick berbicara beberapa jam setelah Trump mengumumkan kerangka perjanjian, yang memberikan AS akses pasar yang lebih besar dan proses bea cukai yang lebih cepat untuk ekspor dengan imbalan keringanan terbatas dari pungutan atas mobil, baja, dan aluminium.
Presiden AS Donald Trump (kanan) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer usai menggelar pertemuan di Ruang Timur Gedung Putih, Washington, DC, Amerika Serikat, pada 27 Februari 2025. Foto: SAUL LOEB / AFP
Namun, pejabat di Inggris dan AS mengakui masih ada rincian penting yang harus diselesaikan, serta kekhawatiran yang belum terselesaikan tentang masalah yang sudah berlangsung lama seperti pajak layanan digital dan standar pangan Inggris.
ADVERTISEMENT
Setelah pengumuman tersebut, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia "sangat dekat" untuk menandatangani lebih banyak perjanjian.
“Kami memiliki banyak kesepakatan,” kata Trump.
Trump mengungkap kesepakatan Inggris itu sesaat sebelum Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer dijadwalkan berangkat ke Jenewa, untuk pertemuan akhir pekan dengan pejabat Tiongkok mengenai perdagangan.
AS dan Tiongkok telah saling mengenakan tarif yang memberatkan menyusul pengumuman Trump awal tahun ini, dalam aksi saling balas yang mengancam ekonomi global.
Upaya itu kemungkinan jauh lebih rumit daripada upaya Trump untuk mendapatkan konsesi dari sekutu dan mitra tradisional, meskipun Trump pada hari Kamis mengisyaratkan ia bersedia mengurangi tarif jika pembicaraan berjalan dengan baik.
"Saya pikir kita akan memiliki hubungan yang sangat baik," katanya.
ADVERTISEMENT