Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Mendag Klaim Harga MinyaKita Turun Meski Masih di Atas HET
6 Januari 2025 14:18 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
HET MinyaKita diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 tahun 2024 tentang Minyak Goreng Sawit Kemasan dan Tata Kelola Minyak Goreng Rakyat, yakni seharga Rp 15.700 per liter. Selain mahal, pasokannya sempat menipis apalagi menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.
Budi mengatakan, hari ini dirinya akan melakukan rapat dengan pemangku kepentingan terkait MinyaKita, untuk menjamin ketersediaan pasokan tetap terus terjaga.
"Ya HET MinyaKita Rp 15.700 (per liter), jadi sekitar seminggu lalu harga nasional itu Rp 17.200 rata-rata ya, sekarang sudah Rp 17.000, artinya ada penurunan," ungkapnya saat konferensi pers, Senin (6/1).
Budi menjelaskan Kemendag telah melakukan beberapa langkah dalam rangka pengamanan pasar dalam negeri, seperti stabilisasi harga barang kebutuhan pokok. Salah satunya adalah minyak goreng rakyat.
ADVERTISEMENT
Kemendag mencatat penyaluran minyak goreng rakyat sebesar 1,96 juta ton sepanjang tahun 2024, dengan rincian minyak kita 1,43 juta ton dan curah 532 ribu ton.
"Pengawasan terhadap pelaku usaha minyak goreng di 21 provinsi yang terdiri dari produsen, repacker, distributor, sub-distributor pengecer, dan ritel modern," jelas Budi.
Sebelumnya, berdasarkan pantauan kumparan, para penjual di pasar tradisional mengaku sudah lebih mudah mendapatkan pasokan MinyaKita. Meski pasokannya mulai stabil, harga MinyaKita diakui pedagang masih mahal.
Salah satu pedagang di Pasar Kwitang Jakarta Pusat, Ade, mengatakan dirinya sudah bebas membeli MinyaKita dari distributor dan tidak lagi dibatasi jumlahnya. Kebijakan itu baru dimulai sejak hari ini.
"Kalau kita ngambil ke distributornya kemarin-kemarin kan dikasih 5 gitu ya, sekarang sudah bebas. Dulu dibatasi sekarang bebas berapa aja," ungkapnya kepada kumparan, Kamis (2/1).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, dia menegaskan harga produk bersubsidi itu masih mahal. Dia menjualnya di harga Rp 17.000 untuk kemasan 1 liter, dan Rp 34.000 untuk yang 2 liter.