Mendag Kunjungi Pabrik Jamu di Sukoharjo, Siap Bantu Promosikan ke Luar Negeri

19 November 2022 19:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan kunjungan kerja ke Sukoharjo, Jumat (18/11/2022). Foto: Kemendag RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan kunjungan kerja ke Sukoharjo, Jumat (18/11/2022). Foto: Kemendag RI
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas meninjau pabrik produksi jamu Sabdo Palon di desa Gatakrejo, Nguter, Sukoharjo, Jumat (18/11). Ia berkomitmen menggencarkan promosi produk herbal ke berbagai negara di dunia melalui atase perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC).
ADVERTISEMENT
Mendag Zulhas mengatakan saat ini menjadi momentum bagi produk herbal Indonesia memperkuat penetrasi ke pasar global. Sebab, produk herbal saat ini sedang menjadi tren dan diminati masyarakat luar negeri.
"Dunia ini sedang menyukai produk-produk herbal dan kembali menggemari bahan-bahan alami, peluang ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Nanti produk jamu Sabdo Palon dapat dipromosikan oleh para perwakilan perdagangan di luar negeri," ujar Zulhas melalui keterangan tertulis, Sabtu (19/11).
Zulhas mengungkapkan dibutuhkan kolaborasi semua pihak untuk menyukseskan jalan produk Indonesia di luar negeri. Untuk itu, kata Zulhas, Kementerian Perdagangan hadir untuk membantu para pelaku usaha termasuk UKM dalam mencari pasar yang tepat.
"Kami berkomitmen untuk terus membuka pasar baru dengan melaksanakan misi dagang. Saat ini kami menyasar pasar Asia Selatan, Asia Tengah, dan Timur Tengah, misalnya seperti negara India, Bangladesh, dan Pakistan. Harapannya, perusahaan jamu seperti Sabdo Palon dapat ikut di salah satunya," kata Zulhas.
ADVERTISEMENT
Zulhas menjelaskan apabila banyak produk dalam negeri menembus pasar global dan rutin melakukan ekspor, maka akan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan penyerapan tenaga kerja, pendapatan pajak, dan devisa negara.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan kunjungan kerja ke Sukoharjo, Jumat (18/11/2022). Foto: Kemendag RI
Perusahaan jamu Sabdo Palon telah berdiri sejak 1976 di desa Gatakrejo, Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah. Kapasitas produksi per bulan rata-rata sebesar 5 ton serbuk dengan berbagai kemasan.
Produk jamu Sabdo Palon telah memiliki lebih dari 100 jenis produk mulai dari racikan, pil, sirop, hingga jamu bubuk siap seduh. Perusahaan Jamu Sabdo Palon terus menjaga kualitas, mutu, dan khasiat produk jamu dengan mendaftarkan setiap produknya ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Pada tahap awal, Sabdo Palon hanya menjadi pemasok bahan jamu kecil-kecilan ke perajin jamu yang sudah banyak berdiri di wilayah Ngunter. Perusahaan terus berkembang dengan memanfaatkan inovasi teknologi, serta banyak mempekerjakan warga Sukoharjo dan saat ini memiliki 196 karyawan. Kini, permintaan produk sudah menjangkau seluruh Indonesia, bahkan ada juga kulakan dari pasar Nguter yang dibawa ke Malaysia.
ADVERTISEMENT

Mendag Berdialog dengan Peternak Domba dan Kambing

Pada kunjungan kerja ke Kabupaten Sukoharjo, Zulhas juga mengunjungi peternakan Setya Lembu Multifarm untuk berdialog dengan para peternak kambing dan domba.
Dalam kesempatan tersebut, pemilik peternakan, Setyo Ebnu Saleh, menyampaikan permasalahan utama yang dihadapi yakni kendala genetika dan teknologi pengemasan.
Setyo menjelaskan, hasil ternak yang dihasilkan dari pejantan impor memiliki kualitas produksi yang lebih baik, dengan pertambahan bobot harian hingga dua kali lipat dibandingkan dengan pejantan lokal.
Kendala lainnya yaitu keterbatasan teknologi pengemasan yang dapat menghambat syarat implementasi ekspor produk hasil ternak seperti produk olahan daging, susu, dan keju. Untuk itu, Setyo berharap pemerintah dapat memberikan solusi pada beberapa kendala tersebut sehingga dapat menjadi pemimpin.
ADVERTISEMENT
Merespons hal itu, Zulhas akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi dan UKM, serta pemerintah daerah. “Kami akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga untuk memfasilitasi peningkatan produktivitas dan kualitas produk peternakan. Produk yang dihasilkan juga akan mempunyai nilai tambah maksimal,” tutur Zulhas.