Mendag: Penjual di TikTok Shop Berani Pasang Harga Setengah dari Pasar Grosir

29 September 2023 14:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau Pusat Grosir Asemka, di Jakarta, Jumat (29/9/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau Pusat Grosir Asemka, di Jakarta, Jumat (29/9/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan penjual di social commerce misalnya TikTok Shop berani memasang harga produk setengah dari harga di pasar grosir. Hal tersebut sebagai bukti bahwa social commerce, membentuk persaingan usaha yang tidak sehat, dan cenderung mematikan pasar offline.
ADVERTISEMENT
“Di sini kan pusat grosir. Pusat grosir mestinya itu paling murah, mestinya, tetapi yang dijual di online itu bisa separuh harga di sini,; ungkap Zulhas saat kunjungan ke Pasar Asemka, Jakarta, Jumat (29/9).
Ia mencontohkan, tadi ada satu set barang yang dijual secara grosiran Rp 120 ribu, tapi kalau di online bisa dijual Rp 60 ribu. “Ada juga yang tadi jual produknya Rp 60 ribu tapi di online bisa hanya Rp 12-Rp 15 ribu,” katanya.
Sehingga Mendag melihat hal ini menjadi persaingan usaha antar UMKM tidak sehat. Dengan demikian, lewat Permendag 31/2023, pemerintah hadir karena ada keluhan seperti yang bertubi-tubi hampir di semua daerah.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau produk kecantikan di Pusat Grosir Asemka, Jakarta, Jumat (29/9/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Maka itu, lewat Permendag yang baru ini diatur tata aturannya agar menjadi jelas dan tidak mematikan satu dengan lainnya.
ADVERTISEMENT
“Yang offline saja bayar pajak, tapi ini di online justru predatory pricing. Nanti di atur semuanya harus BPOM dan SNI,” jelas Zulhas.
Ia juga nanti akan memberikan pelatihan kepada para UMKM yang belum memiliki akses digital. Sehingga nantinya selain offline pada UMKM bisa berjualan secara online dan digital.
“Jualannya digital itu akan sesuatu yang biasa, nggak bisa dianggap nggak ada, karena nanti akan begitu sekarang jual kecil aja bisa-bisa kan. Jadi nanti pedagang-pedagang juga dilatih selain di offline, dia juga bisa jualan online,” tutup Zulhas.