Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mendag Pimpin Audiensi Petani Tembakau dengan Djarum dan Gudang Garam
2 Agustus 2023 16:35 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Audiensi ini adalah tindak lanjut dari pertemuan perwakilan petani tembakau Temanggung-Wonosobo dengan Zulhas yang berlangsung di Semarang pada 24 Juli lalu.
Petani tembakau mengeluhkan harga tembakau kering yang sangat murah 10 tahun terakhir. Di audiensi ini, sekitar 50 petani tembakau dari Temanggung dan Wonosobo hadir di pabrik Djarum tersebut.
Zulhas yang mendengar aspirasi petani, berharap semua pihak akan mendengarkan satu sama lain dan bisa dicari jalan tengahnya. Terkait harga murah, ia menyorot komoditas harus berkualitas baik, serta produktivitas petani dan lahan juga lebih baik.
"Ada dua yang dilakukan, harga bagus itu tentu kualitas, jadi kita petani perlu meningkatkan kualitas," ungkap Zulhas.
"Jangka panjang itu produktivitas, tiongkok itu 1 hektare tembakau bisa lebih banyak dari kita, itu tugas pemerintah. Kalau kualitas itu Bapak-bapak di lapangan," imbuhnya.
Zulhas juga membahas bagaimana audiensi yang sama berlangsung tahun lalu untuk petani tembakau Madura. Hasil akhirnya, petani mendapatkan harga yang diinginkan dan diasuh oleh Djarum.
ADVERTISEMENT
Pada audiensi tersebut, beberapa perwakilan petani angkat bicara, mengeluh langsung kepada Zulhas soal harga tembakau kering yang terlalu rendah.
Mereka curhat perlu utang untung membuka lahan, dan utang lagi ketika panen karena butuh modal lagi, hingga utang tersebut menumpuk. Beban ekonomi ditambah pula dengan biaya kehidupan sehari-hari, hingga sekolah anak.
"Kami rugi banyak, sewa lahan, kelola lahan sendiri saja terlalu berat dan mahal, tidak sebanding dengan harga tembakau kering," ungkap Sofyan salah seorang petani tembakau dari Temanggung.
Sofyan menjelaskan, harga tembakau kering per kilogramnya berkisar Rp 30 hingga 50 ribu. Harga tembakau sudah sangat rendah sejak 2012.
Zulhas juga menyambut keluhan para petani, mengatakan kementerian akan bergerak untuk menyelesaikan masalah ini, namun perlu waktu. Harapnya, keluhan petani tembakau di Wonosobo dan Temanggung ini berakhir dengan baik.
Audiensi juga dilakukan dengan petani tembakau dengan Gudang Garam di PT Gudang Garam Kediri.
ADVERTISEMENT
"Keluhan petani itu harga-harga naik karena pupuk tidak termasuk pupuk pertanian, ini kita kaji lagi bagaimana," tambah Zulhas.
"Kemudian hampir semua petani menggunakan uang rentenir, yang bunga nya 10 persen, berapa untungnya? Banyak yang harus kits urusi dsn inj harus bekerja sama dengan bupati, gubernur, tentu dengan pemerintah pusat," papar dia.
Mendag Incar Vape
Mendag juga menerima aspirasi dari pelaku industri rokok. Salah satunya terkait omzet yang menurun karena kehadiran rokok elektrik (e-ciggerette/vape).
"Produksi (mereka) turun. Kalau omzetnya turun, artinya pemasukan turun, berkurang, kenapa? Karena banyak pengganti rokok yang tidak kita antisipasi sebelumnya, itu rokok elektronik, vape," jelas Zulhas.
Zulhas mempertimbangkan untuk mengenai rokok elektronik pajak yang lebih tinggi, ini akan dibahas di tingkat pusat.
ADVERTISEMENT
"Jangan sampai rokok bayar pajaknya banyak, tenaga kerjanya banyak, ini (vape) enggak bayar pajak, tenaga kerjanya sedikit, ini menjadi masukan bagi pemerintah, saya tampung," ujar Zulhas.
Akan Beri Bantuan Bapok Rp 8 Triliun
Zulhas juga memberi tanggapan terkait naiknya harga bahan pokok (bapok) menjelang fenomena alam El Nino. Terkait ini, pemerintah akan menggelontorkan bantuan sebesar Rp 8 triliun untuk menjaga daya beli masyarakat.
"Pemerintah dengan bersungguh-sungguh mempersiapkan agar tidak ada masalah nanti terkait bahan pokok. Memang trennya El Nino harga bahan pokok naik," ungkap Zulhas.
"Oleh karena itu pemerintah nanti bukan Oktober hingga Desember akan meluncurkan Rp 8 triliun bantuan untuk bahan pokok kepada rakyat kita yang kurang mampu," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Rian Ramadhan
Live Update